Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Kabar mengenai Malika yang di rawat rumah sakit sampai juga ke telinga Bu Ani,detik itu juga Bu Ani meminta Mbok Rum untuk menemani beliau menjenguk sang putri.

Dua jam kemudian dengan menyewa sebuah mobil,Bu Ani beserta Mbok Rum sampai juga di depan rumah Malika.

" Nak, bagaimana keadaan mu sekarang?" tanya Bu Ani menghampiri Malika yang tengah duduk di halaman belakang.

" Ibu! Kapan ibu sampai?" pertanyaan dari Bu Ani di balas pertanyaan lagi oleh Malika.sangking fokus nya melamun menatap masa depan,Malika tidak menyadari kedatangan ibu nya di rumah ini.Mbok Rum terlebih dahulu sudah pamit ingin bergabung dengan Bi Inah,kini tinggal lah Bu Ani berdua dengan Malika.Mbok Rum sadar jika antara Bu Ani dan Malika butuh waktu untuk mengobrol berdua.

Tangan Bu Ani mengusap lembut rambut sang putri,kedua nya saling melepas rindu setelah beberapa hari tidak bertemu.

" Baru saja,Kamu lagi apa di sini? Kenapa tidak mengabari Ibu kalau Kamu sedang sakit?" lembut sekali suara Bu Ani sampai membuat Malika tidak tega untuk membohongi ibu nya lagi.

" Lika bosan di kamar terus Bu, sekarang Lika sudah baik-baik saja.hanya sakit biasa dan Ibu nggak perlu khawatir berlebihan." Malika merasa bersalah sudah membuat ibu nya jauh-jauh datang ke sini,entah dari mana sang ibu mendengar kabar tentang sakit nya,Malika tidak ingin bertanya lebih detail takut membuat ibu nya tersinggung.

Bu Ani menatap lekat wajah sang putri.sakit biasa yang Malika maksud sudah pasti tentang asam lambung yang kambuh,jika di biarkan terus seperti ini Bu Ani khawatir berdampak buruk pada kesehatan sang putri.

" Kamu tidak perlu lagi memikirkan apa yang sudah terjadi,sampai Kamu terbaring di rumah sakit juga tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula.hidup mu harus tetap maju jangan menyerah.Ibu yakin Kamu pasti bisa menghadapi semua ini.kapan pun Kamu butuh bahu untuk bersandar maka jangan pernah ragu untuk datang kepada Ibu.Ibu siap menampung semua keluh kesah mu."ucap Bu Ani begitu tulus.

" Terimakasih Bu." kata Malika memeluk erat pinggang sang Ibu karena posisi nya sekarang sedang duduk sedang kan Bu Ani berdiri di samping nya.

" Sama-sama nak." jawab Bu Ani menyimpan banyak misteri dalam kepala nya.

" Apa ibu juga akan mendukung ku untuk bercerai dari Dewangga?" Malika melepas pelukannya lalu gantian menatap lekat wajah sang ibu yang semakin tirus dari biasa nya.beberapa tahun terakhir Bu Ani sangat bergantung dengan obat-obatan.Malika sangat sadar dari mana uang untuk membeli obat itu berasal,tapi dia juga tidak bisa seperti ini terus menerus.

" Tentu saja,Ibu akan selalu berada di pihak mu.jika sudah tidak bahagia lagi maka lepaskan saja.Kamu masih muda ! Perjalanan mu juga masih panjang."Bu Ani tersenyum sambil mengangguk meyakinkan putri nya.

" Terimakasih Bu, sudah selalu ada untuk Aku.maafkan Aku yang belum bisa membuat Ibu bahagia dan membalas semua yang sudah ibu lakukan untuk ku." mata Malika kembali berkaca-kaca.entah kenapa dia sangat cengeng sekali padahal dari kemarin sudah berjanji tidak akan menangis lagi.

" Tidak perlu berterima kasih karena Kamu adalah yang paling harta berharga untuk Ibu,selama ini Kamu sudah menjadi anak yang baik dan ibu bahagia bisa memiliki Kamu.tunjukkan kepada musuh mu kalau Kamu itu kuat tidak mudah tumbang dengan penderitaan yang mereka berikan.Kamu tidak boleh lemah dan lawan mereka yang berniat jahat terhadap Kamu."

Bu Ani tidak pernah mengharapkan balasan apapun dari putri nya,bisa hidup bersama dengan sang putri saja sudah luar biasa bagi Bu Ani, apalagi semenjak menikah Malika lah yang membiayai kehidupan nya tentu nya.meskipun uang itu berasal dari Dewangga tetap saja perantara nya adalah sang putri.jika tidak ada Malika maka Bu Ani juga tidak akan pernah mengenal sosok Dewangga.

" Sudah sana istirahat dulu,Kamu tidak boleh banyak pikiran dan makan nya juga harus teratur.ingat! Kamu harus tetap sehat agar mampu menghadapi masalah yang menimpa mu."lanjut Bu Ani lagi.

" Iya Bu! Tapi ibu nginap di sini kan malam ini?" tanya Malika berharap ibu nya menjawab iya atas pertanyaan nya barusan.

Bu Ani menggeleng secara perlahan,Bu Ani tidak mungkin menginap di sini karena beliau ingin putri nya menyelesaikan terlebih dahulu masalah yang terjadi,lebih baik Bu Ani menginap di rumah saudara Mbok Rum ketimbang harus tetap berada di sini yang akan membuat hati nya semakin sakit melihat wajah Dewangga yang sudah tega menyakiti putri nya.

" Lain kali ya Nak,Malam ini Ibu akan menginap di tempat saudara Mbok Rum,besok pagi Ibu ke sini lagi setelah nya siang baru kembali ke kampung kita." jawab Bu Ani menjelaskan.

" Baiklah,tapi janji besok pagi ibu harus ke sini lagi ya." Malika tidak bisa memaksakan kehendak nya kepada sang Ibu.dia cukup paham dengan keadaan yang terjadi.

Entah hanya perasaan nya saja atau karena kebanyakan menonton sinetron,Malika merasa di rumah ini terlalu banyak cctv yang membuat mertua mengetahui semua apa yang di lakukan nya di rumah ini,tadi pagi contoh nya Malika tiba-tiba saja mendapatkan pesan dari nomer misterius yang meminta nya agar tidak manja kepada Dewangga dan jangan terlalu banyak menuntut jika masih ingin bertahan di rumah ini.

" Pernikahan ini sudah sampai ke telinga mereka."

Malika sama sekali tidak memberitahu Dewangga mengenai hal ini karena dia merasa tidak perlu dan juga Dewangga sampai sekarang belum kelihatan lagi setelah pamit bekerja tadi pagi,tak ada pesan yang di kirim dari pria itu untuk sekedar menanyakan keadaan nya sekarang,entah benar Dewangga sedang sibuk bekerja atau sedang sibuk memadu kasih bersama istri kedua nya.Malika sudah tidak mau memikirkan nya lagi.air mata nya sudah kering untuk menangisi pengkhianatan yang di lakukan oleh suami nya.

***

Pukul 19.00 wib Malika yang ingin kembali beristirahat di kamar terpaksa kembali turun karena Risa yang datang mengunjunginya.

Malika saat ini harus pasrah saat Risa mencerca nya terus-terusan karena Malika yang tidak mengabari nya saat di rawat di rumah sakit.

" Jika saja kemarin Aku tidak datang ke sini, pasti Aku tidak akan tahu kalau Kamu sedang sakit.kenapa Kamu tidak memberitahu ku hah? Apa Kamu sudah tidak menganggap Aku sebagai sahabat mu lagi mentang-mentang sudah punya segala nya?"tanya Risa dengan kesal.

" Bisa-bisa nya Kamu menyembunyikan kabar penting ini dari Aku?"lanjut Risa lagi yang seperti nya belum puas mencerca Malika.

Dari nada suara Risa jelas menyimpan kekecewaan.mereka sudah berteman cukup lama.baik buruk satu sama lain bukan lagi menjadi rahasia termasuk mengenai pernikahan Malika yang tidak mendapatkan restu dari kedua mertua nya,namun untuk masalah pernikahan kedua Dewangga belum sampai ke telinga Risa karena Malika sendiri yang belum sanggup untuk menceritakan kepada sahabat nya ini.

" Aku tahu Aku salah sama Kamu,jangan cemas begitu karena Aku baik-baik saja.bukti nya Aku sudah bisa duduk manis di depan Kamu sekarang.aku pikir Kamu masih sibuk di rumah sakit Cendikia maka nya Aku memilih diam saja." kata Malika dengan senyum manis terukir di bibir nya.

" Kalau liat Kamu sudah tersenyum manis seperti itu,rasa marah nya langsung hilang,sialan Kamu,Lika!Aku paling nggak bisa marah kalau sudah melihat senyum mu itu."ucap Risa sambil mencomot sepotong brownies yang di antar Bi Inah untuk menemani perbincangan mereka berdua.

Tak hanya Brownies saja yang tersaji di atas meja ,dua gelas jus alpukat.beberapa macam potong buah juga di suguh kan oleh Bi Inah demi menghargai tamu majikan yang sudah datang menjenguk sang Nyonya.Bi Inah juga sudah mengenal Risa karena memang Risa beberapa kali pernah datang bertamu ke rumah ini.

" Hahaha... Ada-ada saja sahabat Aku yang satu ini,mulai sekarang Aku akan selalu tersenyum di depan Kamu biar Kamu nggak galak-galak lagi."jawab Malika sambil tertawa renyah.

" Hahahahaha..." kedua wanita cantik ini tertawa bersama menertawakan kekonyolan mereka yang tiada dua nya.

Di balik dinding pembatas yang tidak terlihat, Dewangga yang baru sampai di rumah secara tidak sengaja ikut menyaksikan Malika yang sedang tertawa lepas.Dewangga sangat merasa tertampar dengan apa yang di lihat nya.Malika sudah tidak pernah lagi tertawa seperti ini di hadapan nya.jika sedang tertawa seperti ini Malika terlihat semakin cantik.diam- diam Dewangga mengambil gambar Malika yang sedang tertawa bersama sahabat nya apalagi ekspresi wajah Malika selalu berubah-ubah saat mengobrol dengan sahabat nya dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Dewangga.

" Cantik..." gumam Dewangga sambil meneliti hasil jepretan nya.

Tanpa sepengetahuan Dewangga,Malika sejak tadi ternyata menyadari kehadiran suami nya.Malika enggan menyambut kedatangan pria itu dan lebih tepat nya lebih memilih menyibukkan diri dengan mengobrol bersama sahabat nya.

" Aku ke atas dulu ya sayang." pamit Dewangga tapi tidak ada respon dari Malika.

Risa yang melihat tingkah aneh Malika pun menjadi heran,dahi nya mengernyit tajam penasaran dengan apa yang sudah membuat Malika berubah seperti ini.setahu Risa, sahabat nya ini adalah istri yang patuh kepada suami bahkan rela tidak melanjutkan karir demi mengabdi kepada suami nya,Malika juga jarang keluar rumah karena tidak ingin membuat Dewangga marah atau curiga kepada nya.selama menikah Malika memang menempatkan suami nya sebagai prioritas tertinggi dalam hidup nya .Malika selalu meminta ijin kepada suami nya dalam urusan apapun.

" kamu lagi ada masalah?" tanya Risa tapi yang di tanya malah melamun.

" Ish malah melamun lagi ni anak." gumam Risa.

Dalam pikiran nya,Risa yakin jika sahabat nya ini memiliki masalah yang pelik sampai melamun seperti ini, Malika yang duduk di hadapannya sekarang seperti bukan Malika yang sering dia temui selama ini.

" Malika.."

Bersambung..