Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Setelah sampai di pasar senen mereka semua turun dari kereta yang mereka tumpangi, setelah mereka turun mereka berjalan menunju ke pintu keluar dan melihat sebuah mobil minibus berwarna hitam sudah menunggu mereka.
Dari jauh Rafendra bisa melihat kalau yang menjemputnya adalah Leon dari satuannya. "Ehhh bukannya itu Leon ya" Ucap Zaki yang melihat salah satu teman timnya itu.
"Iya itu Leon kemungkinan ditugaskan untuk menjemput kita semua" Ucap Rafendra kepada teman temannya. "Eh tapi siapa wanita yang di sampingnya Leon itu?" Ucap Fikri yang jeli melihat kondisi didalam mobil minibus itu.
"Eh iya juga ya siapa dia" Ucap Ahmad kepada mereka berempat yang sama sama heran dengan sosok wanita dalam minibus itu. Dan Sherly cuma diam saja karena tidak mengenal pria yang didalam sana.
"Udah ayo kita kesana keburu sore biar bisa segera sampai di kediaman Jendral Herman" Ajak Rafendra yang sambil berjalan ke arah minibus.
Keempat temannya itu pun mengikuti dari belakang. Setelah sampai didekat minibus Leon yang melihat mereka keluar dari dalam minibus bersama dengan seorang wanita.
"Halo capt bagaimana perjalanannya" Ucap Leon sambil memberi salam kepada Rafendra. "Sudah jangan formal formal kalau tidak sedang bertugas takutnya nanti ada yang melihat" Rafendra yang memberikan peringatan kepada Leon.
"Baik Capt, oh iya silahkan Capt masuk Jendral Herman sudah menunggu dirumah" Ucap Leon sambil membuka pintu minibus itu. Wanita yang di samping Leon sedikit membungkukkan badannya untuk memberikan rasa hormat kepada Rafendra selalu Kapten Tim Shadow.
Rafendra kemudian masuk di ikuti Sherly, Ahmad, zaki dan Fikri. Fikri yang penasaran dengan wanita disamping Leon pun iseng bertanya kepada Leon.
" Eh bro itu siapa?" Bisik Fikri kepada Leon. "Oh dia itu siti calon istriku" Akhirnya Leon memberitahukan identitas wanita disampinya itu kepada Fikri.
Rafendra, Zaki dan Ahmad yang samar samar mendengar itu kaget dengan pengakuan Leon. "Udah kalian jangan kaget nanti aku jelaskan ketika perjalanan ke rumah Jendral" Tegas Leon agar mereka segera berangkat.
Setelah mendengar penjelasan Leon mereka semua pun akhirnya masuk kedalam minibus untuk melanjutkan perjalan ke Rumah Jendral Herman yang ada di komplek pasukan Khusus Shadow yang masih satu wilayah dengan kawasan istana negara.
Disela sela perjalanan Rafendra kemudian iseng bertanya kepada Leon perihal perkataan anggota timnya itu. "Leon coba kamu jelaskan ucapanmu tadi" Rafendra menyuruh Leon untuk menjelaskan perihal wanita disampinya itu.
Leon hanya bisa tersenyum karena sukses membuat kapten mereka penasaran dengan sosok siti yang ada disampinya itu. "Baik Capt aku jelaskan, perkenalkan ini Siti Azmi dia salah satu teman Kantorku di perusahaan dimana aku ditempatkan oleh Jendral" Penjelasan Leon kepada mereka berempat.
"Dan sekarang Siti ini adalah calon istriku baru minggu kemarin aku lamar dia didepan orang tuanya di kampung halamannya" Lanjut penjelasan Leon kepada kaptennya.
"Terus apakah Jendral tau dengan masalah ini?" Ucap Rafendra yang penasaran dengan pendapat Jendral mereka itu.
Leon yang mendengar itu hanya tersenyum dan menjelaskan kepada Rafendra, "Malah Jendral lah yang mengenalkan Siti kepadaku dan Jendral juga yang mendampingi ku untuk melamar siti" Ucap Leon melanjutkan penjelasannya.
Siti yang mendengar dari samping Leon hanya tersenyum dan wajahnya memerah. "Jadi Jendral memang benar benar ingin kita semua memiliki masa depan yang bagus" Ucap Rafendra yang kaget mendengar ucapan Leon.
"Iya benar Capt, termasuk Jack dan Sherly Jendral juga sudah tau masalah hubungan mereka berdua yang sampai sekarang belum jelas itu" Ucap Leon sambil melihat wajah Ahmad dan Sherly yang sama sama memerah.
"Hemmm untuk masalah Jack dan Sherly kita serahkan kepada mereka berdua saja bagaimana kedepannya, aku cuma berharap Jack tidak main main" Ucap Rafendra kepada Ahmad sontak membuat Sherly menunduk karena wajahnya semakin memerah karena saking senangnya.
"Yappp betul" Sahut Zaki dan Fikri secara bersamaan. "Oh ya Capt Jendral juga menyampaikan kepadaku ini semua juga berlaku untuk kalian bertiga yang anti kalau dekat dengan namanya wanita" Tegas Leon dalam menyampaikan informasi kepada mereka berempat.
Dari dulu memang Rafendra, Zaki, dan Fikri memang anti dalam hal percintaan beda dengan Ahmad, maka dari itu semua pekerjaan dan misi yang dikerjaan mereka berempat tingkat kesuksesannya sangat tinggi sehingga membuat takut Jendral Herman kalau mereka bertiga tidak mendapatkan calon istri.
"Hahhhh seperti yang aku duga Jendral mamang sangat perhatian kepada kita semua" Ucap Rafendra yang merasa beruntung memiliki pimpinan yang sangat perhatian kepada timnya.
Ucapan Rafendra itu dibenarkan oleh Leon karena dia mengalami itu semua dengan siti berkat bantuan dari Jendral mereka. Selama perjalan mereka saling mengobrol dan saling kenal.
Sherly yang sedari tadi diam sekarang sudah agak berani bicara karena mendapatkan teman baru yaitu Siti. "Oh iya Sherly nanti setelah urusan di rumah Jendral mereka kamu akan tinggal dimana?" Ucap Siti yang bertanya kepad Sherly.
"Emmm mungkin aku akan ikut Ahmad aja mau cari satu kosan sama dia" Sherly yang berucap dengan wajahnya yang berubah menjadi merah.
Teman teman mereka tidak heran lagi dengan sikap Sherly karena mereka sudah tau apa sebenarnya isi dari hati Sherly kepada Ahmad dan tinggal tunggu pengakuan Ahmad saja.
Setelah perjalan yang memerlukan waktu kurang lebih tiga puluh menit itu akhirnya mereka semua sampai dirumah dinas Jendral. Dari depan gerbang mereka melihat Jendral Herman sedang duduk di teras depan rumah untuk menunggu kedatangan mereka semua.
Setelah Leon memarkirkan mobilnya itu didepan rumah Jendral mereka bertujuh pun turun dari mobil dan berjalan kearah rumah Jendral. Jendra Herman yang melihat itu akhirnya berdiri dan menyambut kedatangan Rafendra dan ke empat temannya.
"Selamat datang dirumah dinas ku Crow, bagaimana perjalan kalian apakah ada kendala?" Ucap Jendral Herman sambil memeluk Rafendra dan melihat ke arahan anggotanya dan Sherly.
"Baik Jendral perjalan kami tidak ada kendala sama sekali" Ucap Rafendra sambil melepaskan pelukan Jendral. "Hemmmm ini ya yang namanya Sherly cantik juga ya memang pinter sekali kamu Jack memilih wanita" Ucap Jendral Herman yang mengulurkan tangannya kepada Sherly.
Sherly yang melihat itu pun menyambut tangan Jendral Herman untuk bersalaman. "Emmmm iya Jendral saya Sherly" Ucap Sherly yang wajahnya kembali memerah.
"Hahahahaha, sudah sudah jangan malu malu kayak gitu nanti kalau Jack berbuat yang membuat hatimu sakit langsung lapor saja kepadaku nanti biar aku yang menghukum dia" Ucap Jendral Herman yang melihat ke arah Ahmad.
Ahmad yang melihat itu pun hanya menunduk karena dia tau sikap tegas dan menakutkannya Jendral Herman kalau sedang menghukum pasukannya.
"Iya sudah kalian masuk kedalam kamar kalian sudah aku siapkan dan untuk Sherly nanti satu kamar dengan Siti" Ucap Jendral Herman sambil mempersilahkan kepada mereka berempat untuk masuk kedalam rumah.
"Oh iya kalian istirahat dulu nanti sore kita bicara masalah rapat besok pagi bersama pak presiden" Ucap Jendral Herman.
"Baik Jendral, kalau begitu kami permisi dulu Jendral" Angguk Rafendra dan berjalan menuju kedalam rumah bersama teman temannya.
******
Sora hari dikediaman Jendral Herman semua orang sedang berkumpul di ruang tamu termasuk Siti, Sherly dan Leon. "Leon kamu ajak Siti dan Sherly kebelakang dulu aku akan mengobrol dengan mereka berempat" Suruh Jendral Herman kepada leon.
"Baik Jendral" Sahut Leon dan mengajak Siti dan Sherly ke halaman belakang rumah. "Leon kenapa kita disuruh kebelakang oleh Jendral?" Ucap Sherly yang khawatir dengan kondisi Ahmad.
"Jangan khawatir Sher Jendral sedang memberikan brifing kepada mereka berempat untuk persiapan rapat besok dengan pak presiden karena mereka akan mendapatkan misi khusus dan itu nanti akan melibatkan mulai juga" Ucap Leon yang melihat Sherly sedikit khawatir.
Sherly yang mendengar penjelasan Leon pun hanya menganggu dan melanjutkan obrolan mereka dihalaman belakang rumah jendra.
Diruang tamu Jendral Herman sedang serius menyampaikan inti isi rapat besok kapada Rafendra, Zaki, Fikri dan Ahmad. "Besok kita akan melakukan brifing dengan Presiden untuk membahas tugas kalian di perusahaan Subroto" Penjelasan Jendral Herman kepada mereka berempat yang tampak sangat serius.
"Jadi apa tugas kami Jendral?" Tanya Rafendra yang ingin tahu detail dari tugas mereka nantinya. "Untuk detail tugasnya akan dijelaskan pak presiden dan aku tidak bisa memberitahukan ke kalian karen pak presiden melarangku" Ungkap Jendral Herman kepada mereka berempat.
"Intinya nanti kalian akan bertugas untuk menjaga kantor cabang perusahaan subroto dan untukmu Crow kamu akan mendapatkan tugas khusus dari pak presiden dan beliau sendiri yang akan menjelaskan besok pagi" Imbuh penjelasan dari Jendral Herman.
Rafendra yang dibikin semakin penasaran oleh Jendral Herman karena dia tidak mendapatkan informasi tugasnya. "Hemmm iya sudah lah besok aku tunggu saja penjelasan dari pak presiden dari pada aku tambah penasaran" Cuman Rafendra didalam hatinya.
"Persiapkan diri kalian, oh iya dana akomodasi kalian bulan ini sudah di transfer ke rekening kalian masing - masing" Ucap Jendral Herman sontak mereka berempat segera mengecek rekening bank mereka.
Rafendra kaget bukan main setelah melihat isi rekeningnya yang hampir satu miliyar dan diikuti oleh ketiga sahabatnya yang sama sama kaget. "Kalian jangan kaget itu hasil kontribusi kalian dan tim Shadow di pasukan Khusus presiden" Ucap Jendral Herman yang melihat bawahnya itu kaget.
"Tapi Jendral ini banyak banget apa enggak salah?" Tanya Ahmad yang memiliki kekhawatiran dengan uang yang mereka miliki.
"Itu tidak salah sama sekali dana kalian itu sudah sesuai dengan perjanjian awal ketika tim Shadow dibentuk dan karena pak presiden akan habis masa jabatan kemungkinan kita juga akan selesai di tim Shadow" Ucap Jendral Herman yang membuat Rafendra dan keempat sahabatnya kaget.
"Maksudnya Jendral?" Ucap Rafendra yang masih heran dengan ucapan Jendralnya itu. "Maaf ini bukan kewajibanku pak presiden cuma meminta aku menjelaskan itu kalau kalian bertanya perihal uang yang masuk ke rekening kalian dan selebihnya akan dijelaskan oleh pak presiden besok" Tegas Jendral Herman yang tidak bisa menjelaskan lebih dari ini.
Rafendra dibuat penasaran lagi dengan maksud dan tujuan dari pak presiden untuk tim Shadow dan semua rencana itu akan terungkap besok pagi waktu pertemuan di istana negara termasuk rencana kedepannya untuk tim Shadow apakah akan terus beroperasi atau akan dibubarkan.