NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:547
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Sea duduk di tepi ranjang, memainkan ujung selimut dengan gelisah. Suasana apartemen begitu sunyi, hanya terdengar suara detak jam di dinding. Setelah makan malam yang penuh ketegangan, Aldo langsung masuk ke ruang kerjanya, meninggalkan Sea dengan pikirannya sendiri.

Kenapa dia seperti itu? Kenapa dia tiba-tiba ingin tahu setiap gerak-gerikku?

Sea menatap ponselnya yang masih tak menunjukkan tanda-tanda pesan masuk. Ia ingin menghubungi Riko, ingin berbicara lebih banyak, tapi hatinya ragu. Aldo jelas tidak menyukai pertemuannya dengan pria itu.

Saat Sea masih tenggelam dalam pikirannya, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Aldo berdiri di sana, mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku, wajahnya tampak lelah namun sorot matanya tetap tajam.

"Kita perlu bicara," katanya.

Sea mengangguk pelan, meski hatinya sedikit berdebar. Aldo masuk dan menutup pintu, lalu berjalan ke arah jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota malam hari.

"Aku tahu kita menikah bukan karena cinta," Aldo memulai, suaranya terdengar datar namun mengandung sesuatu yang lebih dalam. "Tapi aku juga tidak ingin pernikahan ini dianggap main-main."

Sea mengerutkan kening. "Aku tidak menganggapnya main-main."

Aldo menoleh ke arahnya, ekspresinya sulit ditebak. "Kalau begitu, jangan membuatku terlihat seperti pria bodoh."

Sea menegang. "Maksudmu?"

Aldo berjalan mendekatinya, menghentikan langkah tepat di hadapannya. "Aku tidak melarangmu bertemu teman lama, tapi jangan sampai ada gosip yang bisa merusak nama baikku."

Sea menatapnya dengan bingung. "Aku hanya bertemu Riko. Itu pun secara tidak sengaja."

Aldo menghela napas panjang. "Aku tidak mau ada rumor buruk tentang istriku, Sea."

Sea ingin membalas bahwa pernikahan ini hanyalah formalitas, bahwa ia tidak ingin terlalu dikontrol. Namun, ia bisa melihat keseriusan di mata Aldo. Pria itu tidak sedang bercanda.

"Baik," akhirnya Sea berkata, meskipun hatinya masih menyimpan keraguan.

Aldo menatapnya lama, lalu mengangguk kecil sebelum berbalik menuju pintu. Tapi sebelum ia keluar, ia menambahkan, "Mulai besok, aku akan lebih sering mengajakmu ke acara-acara resmi. Persiapkan diri."

Sea hanya bisa menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu. Ada sesuatu yang berbeda dari cara Aldo memperlakukannya.

Jarak di antara mereka perlahan semakin tipis.

***

Keesokan Harinya

Sea menatap bayangannya di cermin. Gaun berwarna biru muda dengan potongan sederhana membalut tubuhnya, membuatnya terlihat lebih elegan dari biasanya. Rambut panjangnya ditata rapi, dan sedikit makeup memperjelas kecantikan alaminya.

Ia menghela napas. Ini pertama kalinya Aldo mengajaknya ke acara resmi sebagai istrinya.

Pintu kamar terbuka, dan Aldo masuk. Matanya langsung mengamati Sea dari ujung kepala hingga kaki.

"Kamu cantik," komentarnya singkat.

Sea sedikit tersipu, tapi ia segera menyembunyikannya dengan menunduk. "Terima kasih."

Aldo berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya. "Kita berangkat."

Sea menerima uluran tangannya dengan ragu. Begitu tangannya berada dalam genggaman Aldo, ada perasaan aneh yang menjalar di dadanya. Hangat, tapi juga sedikit menegangkan.

Mereka keluar dari apartemen dan turun ke lobi. Sebuah mobil mewah sudah menunggu di depan pintu.

Sepanjang perjalanan, Aldo tidak banyak bicara. Sea juga memilih diam, hanya sesekali melirik ke arahnya.

Aldo tampak tenang seperti biasa, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang sulit diterjemahkan.

Setibanya di venue, mereka disambut oleh kilatan kamera dan sorakan wartawan. Sea langsung merasa gugup, tapi Aldo menggenggam tangannya lebih erat.

"Tersenyumlah," bisiknya di telinga Sea. "Kita harus terlihat seperti pasangan bahagia."

Sea menelan ludah, lalu mengangkat wajah dan mencoba tersenyum.

Namun, di antara kerumunan, seseorang memperhatikannya dengan tatapan tajam—Riko.

Dan saat mata mereka bertemu, Sea tahu bahwa masalah baru akan segera muncul.

***

Sea merasa tubuhnya menegang begitu matanya bertemu dengan Riko. Pria itu berdiri di sudut ruangan, mengenakan setelan hitam yang rapi, tetapi sorot matanya penuh dengan tanda tanya.

Aldo masih menggenggam tangannya, membawanya masuk lebih dalam ke dalam aula besar yang dipenuhi tamu-tamu berkelas. Senyum Aldo tetap terjaga, seperti seorang pria yang tahu bagaimana mengendalikan situasi.

"Tenang saja," bisik Aldo pelan, cukup hanya untuk Sea dengar. "Kamu terlihat cantik malam ini."

Sea menoleh sedikit ke arahnya, ingin membalas sesuatu, tetapi pikirannya masih tertuju pada Riko. Apa yang dia lakukan di sini? Apakah dia sengaja datang untuknya?

Seorang pria tua dengan perawakan elegan menghampiri mereka. Wajahnya dipenuhi kerutan tanda usia, tetapi tatapannya penuh wibawa.

"Aldo," pria itu menyapa dengan senyum ramah.

Aldo langsung menyalaminya dengan sopan. "Paman Richard, senang bertemu dengan Anda lagi."

Sea menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat.

"Dan ini pasti istrimu," kata Richard, matanya menatap Sea dengan penuh ketertarikan. "Akhirnya aku bisa melihat langsung wanita yang bisa menaklukkan Aldo."

Sea tersenyum tipis, tidak tahu harus menjawab apa. Sementara itu, Aldo terkekeh kecil. "Sea bukan wanita biasa, Paman."

Richard tertawa. "Aku bisa melihatnya."

Percakapan mereka terus berlanjut, tetapi Sea tidak bisa berkonsentrasi. Ia masih merasa tatapan seseorang mengarah kepadanya, membuatnya tak nyaman.

Beberapa saat kemudian, Aldo meminta izin untuk berbicara dengan beberapa rekan bisnisnya.

"Kamu baik-baik saja sendiri?" tanyanya sebelum pergi.

Sea mengangguk. "Aku bisa mengurus diri sendiri."

Aldo menatapnya sesaat, seolah ingin memastikan, lalu akhirnya pergi.

Sea menghela napas lega. Tetapi begitu Aldo menghilang di antara kerumunan, seseorang mendekatinya.

"Sea."

Suara itu familiar.

Sea menoleh dan mendapati Riko berdiri di sampingnya.

"Kita perlu bicara," katanya, suaranya terdengar serius.

Sea melirik sekeliling. Ini bukan tempat yang tepat untuk berbicara secara pribadi. Tetapi tatapan Riko begitu mendesak, seolah ia tidak akan pergi sebelum mendapatkan jawabannya.

"Ikut aku ke balkon," kata Sea akhirnya.

Mereka berjalan ke balkon yang sedikit lebih sepi. Udara malam menyapa wajah Sea begitu ia melangkah keluar.

Riko menatapnya dengan mata penuh kekhawatiran. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Sea mengernyit. "Apa maksudmu?"

"Aku mencari tahu tentang Aldo." Riko menatapnya tajam. "Sea, dia bukan pria biasa. Dia berbahaya."

Sea tertawa kecil, meskipun hatinya mencelos. "Riko, aku tahu siapa Aldo. Aku menikah dengannya, ingat?"

"Menikah karena apa?" Riko mendekat, suaranya lebih pelan. "Kamu mencintainya?"

Sea terdiam. Pertanyaan itu kembali menghantuinya.

Riko menghela napas. "Sea, aku tahu kamu bukan tipe orang yang akan menikah dengan sembarang pria, apalagi secepat ini. Ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

Sea menunduk, menggenggam jemarinya sendiri. "Riko, ini bukan urusanmu."

"Kalau aku bilang ini urusanku?"

Sea mendongak, terkejut dengan nada tegas Riko.

"Aku peduli padamu, Sea," lanjutnya. "Dan aku tidak akan tinggal diam kalau ada sesuatu yang salah."

Sebelum Sea bisa menjawab, suara lain terdengar dari belakang mereka.

"Sebuah pemandangan yang menarik."

Sea langsung menoleh, dan matanya membesar saat melihat Aldo berdiri di ambang pintu balkon. Ekspresinya santai, tetapi ada sesuatu di matanya yang membuat Sea merinding.

"Kelihatannya kalian berdua punya banyak hal untuk dibicarakan," kata Aldo sambil berjalan mendekat.

Riko tidak bergeming. "Aku hanya memastikan Sea baik-baik saja."

Aldo menyeringai tipis. "Oh? Dan menurutmu, aku tidak bisa memastikan itu?"

Ketegangan di antara mereka semakin menebal.

Sea buru-buru berdiri di antara mereka sebelum keadaan menjadi lebih buruk. "Sudah cukup. Aku yang meminta Riko untuk bicara denganku. Tidak ada yang salah di sini."

Aldo menatapnya lama sebelum akhirnya tersenyum kecil. "Tentu saja."

Lalu, tanpa peringatan, ia menarik pinggang Sea, membuat gadis itu tersentak.

"Sea adalah istriku," kata Aldo, suaranya terdengar seperti peringatan. "Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun mempertanyakan pernikahan kami."

Riko mengepalkan tangan, tetapi sebelum ia bisa mengatakan apa pun, Sea lebih dulu memotong.

"Aku akan masuk," katanya, mencoba melepaskan diri dari Aldo.

Aldo menatapnya sejenak, lalu akhirnya melepaskan tangannya.

Sea menoleh ke Riko. "Jangan khawatir. Aku baik-baik saja."

Namun, dalam hatinya, ia bertanya-tanya—apakah ia benar-benar baik-baik saja?

Karena untuk pertama kalinya, ia melihat sisi lain dari Aldo. Sisi yang lebih gelap, lebih mengancam.

Dan entah kenapa, perasaannya mulai bercampur aduk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!