NovelToon NovelToon
Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

   Setelah seminggu Radit di rumah mertuanya ia memutuskan untuk kembali, kini Radit sudah tak menggunakan tongkat, ia tak perlu takut Rani akan malu berjalan di sampingnya.

Pagi ini rencananya Radit memboyong Rani untuk tinggal di gubuknya.

"Bu terima kasih banyak karna sudah mau menerima saya sebagai menantu ibu, saya merasa beruntung bisa menikahi Rani doakan Rani bisa bahagia bersama saya bu" ucap Radit tulus.

"Iya ibu juga terima kasih nak Radit sudah mau menerima Rani dengan segala kekurangan nya, ibu cuma bisa bilang jaga Rani dan ba....eh maksud ibu jaga Rani dengan baik" hampir saja Bu Winda keceplosan kalo Rani tak melotot ke arahnya.

"Ayo mas kita berangkat nanti keburu panas" ajak Rani supaya ibunya tidak keceplosan lagi.

Setelah pamit mereka pun berangkat menggunakan 2 ojek dengan membawa barang-barang milik Rani.

2 jam perjalanan yang mereka tempuh tibalah mereka di gubuk milik Radit, Melia yang sedang duduk di teras bersama Juna menyapa keduanya.

"Duuuh...pengantin baru bawaan nya banyak bener...ada obat kuatnya nggak tuh" celetuk Melia yang membuat wajah Radit memerah dan segera masuk.

"Eh Melia.....sengaja duduk di teras untuk nungguin kami datang ya?" tanya Rani sambil mengejek.

"Ih sori ya nggak penting nungguin kalian, lagian ini rumahku terasku suka-suka akulah" jawab Melia.

"Mel..mama tinggal sama kalian?" tanya Radit saat melihat pakaian mamanya tak ada pada tempatnya.

"Iya lah tinggal di sini di gubuk sempit katanya, takut ada gempa pengantin baru" jawab Melia yang kemudian mendapat tepukan di pundaknya.

"Hus ngomong apa sih Mel jangan bikin mereka malu ah" ucap Bu Drajat yang mendengar ejekan Melia namun ikut tersenyum geli dengan ocehan Melia.

"De' kak Radit sudah kembali?" tanya Arkan saat malam.

"Sudah tu.." jawab Melia singkat.

"kok nggak di ajak makan disini, masak banyak gini siapa yang mau makan" kata Arkan yang bingung kenapa mama dan istrinya masak banyak.

"Niatnya sih tadi gitu tapi yang namanya pengantin baru mana mau keluar kamar apalagi sudah pemanasan" celetuk Melia yang membuat mama mertuanya dan Arkan tersedak bersamaan.

"De' mumpung sudah sepi tetangga sebelah juga mungkin sudah pada tidur, boleh ya mas minta hak mas" rengek Radit yang sudah tak tahan.

"I iya deh.." jawab Rani dengan Ragu-Ragu pasalnya dalam rahimnya sudah ada calon orok.

Tangan Radit mulai meraba-raba membuat Rani memejamkan mata, Radit mengul*m bibir Rani dengan lembut.

"aahh...mas..." desah Rani yang membangkitkan gairah Radit.

Satu persatu baju sudah terlepas. Rani mulai terlena hingga tanpa sadar ia mulai bergerak di atas Radit.

"Aaah....terus de' ah.. ini nikmat sekali..." ujar Radit yang di buat merem melek oleh Rani.

"Ah mas aku mau keluar mas..." gerakan Rani semakin cepat.

"Ia de' kita keluarin bareng" "Aaah...." desah keduanya bersamaan.

Rani dan Radit terkulai mereka saling melempar senyum dengan kepuasan yang tergambar di wajah masing-masing.

Tak puas hanya satu kali permainan Rani dan Radit mengulangi nya lagi hingga pukul 02:00 dini hari baru keduanya tertidur pulas.

Tok tok tok. Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Rani mengerjap.

"Huh siapa sih yang datang di pagi-pagi buta" tanpa rasa malu Rani hanya menggunakan baju tidur yang tipis.

Saat ia membuka pintu terlihat Melia yang membawa nampan berisi makanan.

"Bisa nggak kalo datang ke rumah orang jangan pagi-pagi buta?" kata Rani yang kesal tidurnya terganggu.

"Pagi buta matamu buta? Matahari udah setinggi ini kamu bilang pagi buta?" jawab Melia tak kalah kesal.

"Nih aku kesini cuma mau antar makanan, setelahnya kalian bisa lanjutkan ronde yang belum selesai" Melia menyerahkan nampan yang berisi makanan lalu pergi.

Rani masuk dan menginci pintu kembali, ia meletakan makanan tersebut di meja lalu naik ke atas tempat tidur lagi.

Saat ia memandang Radit ia tersenyum dan membuka bajunya kembali Radit yang masih tertidur di buat terkejut oleh cumbuan Rani, Radit tak menolak saat Rani memintanya lagi dan lagi.

Hingga tengah hari keduanya baru memakan- makanan yang di beri Melia.

"De' habis ini mas mau ke rumah pemilik ladang tempat mas kerja, karna mungkin sudah waktunya panen jagung" ucap Radit di tangah makan nya.

"Iya mas, aku di rumah aja ya, rasanya badanku lemes banget" keluh Rani.

"Ya udah kamu di rumah aja siapkan tenaga buat nanti malam" kata Radit dengan senyum nakal.

Bagi Rani Radit adalah pemuda yang polos, ia tak mempertanyakan pasal keper*wanan kepada Rani. Ada rasa bersalah di hati Rani namun Rani butuh seseorang untuk menutup aib nya.

"Semua ini karna kamu Mel seandainya kamu ijinkan mas Arkan menikah denganku mungkin aku nggak akan melakukan kesalahan" kata Rani bermonolog sendiri setelah Radit pergi.

Sembari mengelus perutnya yang masih rata air matanya menetes, "sampai kapan pun aku tetap mencintai mas Arkan" ucap lirih nya.

Dari luat terdengar suara tawa dan obrolan Melia dan mama mertuanya yang sedang mengawasi Juna yang kini sudah belajar berjalan.

Rani mengintip dari balik celah dinding.

"Kenapa mereka bisa begitu akrab, sedangkan aku? Kenapa aku begitu ingin menjauhi mereka" lirih Rani.

Sore hari Radit dan Arkan pulang bersama, Arkan yang kini sudah memiliki ladang sendiri lebih santai di banding Radit yang masih bekerja di ladang orang.

"Kalo kak Radit mau kita bisa garap ladang ku bersama-sama masalah hasil, kita bisa gunakan bersama" terdengar obrolan Arkan dan Radit yang masih berdiri di teras.

"Ah tak perlu Ar..aku sudah terlalu banyak merepotkan mu dan juga Melia apalagi sekarang mama bersama kalian kebutuhan kalian akan bertambah, biar aku kerja di ladang pak burhan saja" ujar Radit yang merasa sungkan.

"Baiklah kalo memang itu keputusan kak Radit yang penting masih terkendali"

Mereka melangkah masuk rumah masing-masing.

Radit yang masuk ke gubuknya. Melihat ada perubahan gubuknya terlihat lebih rapi dari sebelumnya.

"De' ini semua kamu yang kerjakan?" tanya Radit tak percaya pasalnya Rani adalah anak satu-satunya yang manja.

"Kalo bukan aku emang siapa lagi, apa ada orang lain di sini?" jawab Rani.

"Terima kasih ya de' udah mau terima keadaan mas yang serba kekurangan" kata Radit yang melow.

"Biasa aja mas yang namanya suami istri itu memang umumnya saling membantu, sebelum nya aku memang anak manja, tapi setelah menikah aku harus tau posisiku sebagai istri" Ucap Rani panjang lebar.

1
evi carolin
menyesal ga guna, cukuplah sdh memikirkan hidup dan kebahagiaan org lain, baik buruknya ga usah perduli apa kt org apa lg org yg merasa menyesal telah melukai kita, apapun itu kebahagiaan kitalah yg membuatnya
evi carolin
dimanakah letak bahagiamu mel.. serba salah ya mel posisi hati dan pikiranmu jdnya
evi carolin: semangat ya ka,dtunggu kelanjutan dan kisah lainnya
Puspita.D: hai kakak terima kasih sudah mampr dan kasih suport
total 2 replies
evi carolin
lebih baik menjaga kesehatan hati dan mental klo memang berat utk ditanggung dan dirasa lebih baik lepaskanlah
atik
lanjut
Jeje
Ya cerita yang bagus
atik
lanjut thor, semangat
Puspita.D: terima kasih atas dukungan nya.
total 1 replies
atik
bagus
Jeje
Next
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
IamEsthe
Maaf ya. sekedar saran aja. dalam satu bab, jangan sampai templat tempat atau waktu lebih dari dua ya. ini kamu udah sampe tiga atau empat template.
IamEsthe: coba cek personal chat dr aku ya /Smirk/
Puspita.D: boleh ganti tempat tapi cuma satu kali ngk boleh ganti lalu balik lagi gitu ya kak
total 8 replies
IamEsthe
"Nak, ibu dan bapak tidak bisa menolak perjodohan ini karena ketidakmampuan kami di masa lalu, kami terpaksa menerimanya," ucap Ibu dengan raut wajah penuh rasa bersalah bla bla bla
IamEsthe
Dialognya sebenarnya benar, cuman kurang sedikit aja.

"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
Puspita.D: waah makasih banyak kak atas saran nya,
total 1 replies
IamEsthe
diinginkan. bukan dipisah ya.
IamEsthe
Untuk fungsi kata 'di' ada 2, sbg penunjuk dan sbg kalimat kerja.


semisal,
Di hadapan
Diduga

dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia


dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.
Puspita.D: terimakasih banyak kaka sudah berbagi cara menulis yang benar☺️
total 1 replies
Fastandfurious
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Kami
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Gaara
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!