"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Senyum cerah Viona pancarkan saat mendapati Noah yang datang beserta sebuah nampan berisi sarapan serta beberapa jenis obat yang tentunya itu semua untuk Ares.
"Aku senang kau menepati janjimu!" Seru Viona sambil mempersilahkan Noah masuk, dan mengikuti langkah kaki pria itu sampai kedalam kamar tidurnya.
"Saya tidak akan pernah lalai dengan tugas saya Nona." Jawab Noah sambil tersenyum tipis.
"Eehheemm...."
Dan Ares segera berdeham tidak suka melihat interaksi antara calon tunangannya dan asisten pribadinya itu.
Sekarang Viona miliknya, dan tidak boleh bagi siapa saja menyentuh wanitanya itu terkecuali dirinya sendiri.
"Kenapa kau?" Tanya Viona sambil menatap wajah kesal Ares.
"Ah tidak apa, tenggorokanku hanya sedikit gatal." Jawab Ares asal, lalu melayangkan tatapan tajamnya kearah Noah penuh peringatan.
Karena sudah menghabiskan puluhan tahun waktunya disisi Ares, Noah langsung faham pesan tersirat dari Tuannya itu. Dengan cepat dia membuat jarak yang lumayan jauh dari Viona.
"Sekarang sudah ada asistenmu yang akan mengurus dirimu disini jadi sekarang aku mau pergi!" Seru Viona tiba-tiba dan langsung membuat Ares melebarkan matanya tak setuju.
"Tidak bisa!" Tolak Ares yang membuat Viona menatapnya tidak percaya. "Lagi pula sekarang kita sedang berada diMilan, memangnya kau bisa pergi kemana sedangkan kau tidak tahu tempat ini dengan baik." Tambah Ares lagi.
"Kau fikir ini zaman batu apa!? Lalu untuk apa gunanya smartphone, aku bisa mencari tahu tempat-tempat yang bagus untuk ku kunjungi dengan benda itu." Jawab Viona sambil menyunggingkan senyum kemenangan.
"Ya lakukan saja apa mau mu, tapi aku hanya akan bertanya satu hal. Memangnya kau punya uang untuk jalan-jalan?" Tanya Ares dengan senyum mengejek.
Viona langsung menyadari kalau sekarang dia tidak punya cukup uang, karena memang sebagian besar uang tunainya sudah ia habiskan untuk makan siang bersama dengan Becca waktu itu. Dan sialnya lagi Viona tidak membawa kartu kreditnya.
"Aku tidak perlu banyak uang hanya untuk sekedar jalan-jalan!" Seru Viona lagi tak mau kalah.
"Kau yakin, kurasa kau akan segera jadi gelandangan dikota ini." Goda Ares sambil tersenyum penuh arti.
"Apa maksud mu?" Tanya Viona saat melihat senyum ares yang tidak biasanya.
"Ah,,, sebenarnya aku tidak suka mengancam. Tapi khusus dirimu aku berikan pengecualian, kalau kau nekat meninggalkan aku saat sedang sakit begini maka kau akan ku telantarkan dinegara ini!" Ancam Ares serius yang membuat Noah terkejut dengan tindakan bosnya itu.
Apa dia serius? Setelah menculik anak gadis orang semaunya, kini dia mau menelantarkannya begitu saja...
"Hahahaha..." Tawa garing lolos begitu saja dari bibir Viona, lalu ia kembali menatap Ares jengkel.
"Kau fikir aku takut dengan ancaman mu itu. Silahkan saja lakukan apa mau mu tapi yang jelas aku muak berada dekat dengan orang yang seenaknya seperti mu!" Seru Viona lalu membalikan badannya hendak pergi.
Sontak perkataan Viona barusan membuat Ares jengkel, dan langsung memikirkan cara lain agar gadis ini tak berdaya melawannya lagi. Dan dengan cepat Ares langsung mendapat sebuah ide cemerlang untuk menahan Viona disisinya.
"Silahkan saja Ms. Rainer, asal kau tahu aku tidak hanya akan membuat kau jadi gelandangan sendirian, tapi aku juga akan membuat Sarah Cantika Dewi wanita paruh baya yang berada diIndonesia saat ini mengalami nasip yang sama dengan dirimu..." Yap,,, beruntung sekali Ares memiliki asisten seperti Noah, dia bekerja dengan cepat saat disuruh mencari tahu latar belakang keluarga Viona dan karena itu sekarang Ares tahu tentang keberadaan Sarah yang ada diIndonesia.
"Ah,,, kurasa aku perlu menambah bonus untuk Noah bulan ini." Batin Ares senang.
Apa dia serius? Kalau iya maka Noah akan kembali kerepotan menjalankan tugas itu, semoga saja tidak. Lagi pula jika difikir-fikir calon menantu mana yang tega membuat calon mertuanya jadi gelandangan. Tidak ada kan?
Akan tetapi yang sedang berbicara sekarang adalah seorang Ares Aquielo yang terkenal tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Viona membulatkan matanya tidak percaya, dari mana pria itu tahu tentang Ibunya? Dan bagaimana bisa Ares menggunakan Ibunya sebagai alat untuk mengontrol Viona. Setelah Papanya sekarang Ares bahkan berani menjadikan Ibunya sebagai ancaman.
"Jangan macam-macam dengan Ibuku!" Seru Viona sambil menatap nyalang Ares.
"Aku tidak macam-macam, kau sendiri yang akan menentukan bagaimana nasip perempuan itu kedepannya." Jawab Ares tampak puas melihat ekspresi panik diwajah Viona.
"Kau benar-benar Bastard dengan menjadikan keluargaku sebagai alat untuk membuat aku patuh dengan dirimu!" Seru Viona tidak terima.
Sementara Noah hanya bisa diam seribu bahasa melihat perdebatan sengit antara Tuan dan calon tunangannya itu. Sebenarnya apa yang difikirkan Tuannya itu sekarang, kenapa Ares mau repot-repot menahan Viona disisinya sedangkan diluar sana ada banyak wanita yang begitu menginginkan dirinya, Noah pun bingung memikirkannya.
"Ya aku memang Bastard, jadi kau mau memilih yang mana, tetap memberontak dan mempertaruhkan kebahagiaan orang tuamu atau duduk manis disini menemani diriku yang sedang sakit dan semua akan baik-baik saja." Tawar Ares sambil mengangkat sebelah alisnya, seakan sudah tahu pilihan akhir yang akan diambil Viona.
Tentu saja opsi kedua lebih aman untuknya. Ares yakin kalau Viona tidak akan membiarkan dia mengusik keluarganya.
"Ini tidak adil seharusnya tawaran itu salah satunya untung dan satu lagi rugi, sedangkan tawaranmu dua-duanya tidak ada yang menguntungkan diriku!." Seru Viona tidak terima yang langsung dibalas kekehan oleh Ares.
Lihat sekarang dia sudah tidak berdaya bukan!
"Dunia memang tidak adil sayang, jadi terima sajalah, dan koreksi kalimatmu itu apanya yang tidak menguntungkan? Kurang beruntung apa kau memiliki pria hebat seperti diriku ini!" Seru Ares penuh percaya diri.
"Aku benar-benar berharap kau sekarat Ares Anthony Aquielo." Ucap Viona kesal.
"Wow,,, baru kali ini kau menyebut nama ku dengan lengkap, senang mendengarnya."
"Ares aku sekarang sedang kesal dengan dirimu!"
"Lalu aku harus apa? Mencium mu begitu?"
Viona menghela nafas lelah, sungguh kalau dia punya riwayat sakit jantung atau tekanan darah tinggi mungkin sekarang dia sudah pindah alam karena harus menghadapi orang seperti Ares ini.
Sekarang saja Viona sudah merasa kepalanya pening karena lelah berdebat dengan Ares, bagaimana bisa dia akan segera menjadi tunangan pria ini.
"Sudahlah aku benar-benar lelah, dan kau cepat makan sarapanmu lalu minum obat agar cepat sembuh!" Seru Viona pada akhirnya.
"Kau perhatian sekali, tapi tubuhku masih lemas dan tangan ku tidak kuat untuk memegang sendok jadi tolong suapi aku." Pinta Ares dengan wajah yang memelas.
"Pinta asistenmu itu untuk melakukannya!" Tolak Viona segera sambil melirik kearah Noah.
"Akhirnya,,, keberadaanku dianggap oleh dua makhluk aneh ini." Batin Noah yang sedari tadi terus diabaikan.
"Tidak mau,,, aku maunya kamu dan kalau menolak maka aku ak_"
"Berhenti mengancamku Bastard menyebalkan!"
"Kau juga menyebalkan, kau keras kepala dan bermulut pedas."
"Itu lebih baik dari pada tukang pemaksa seperti dirimu!"
"Lagi-lagi aku dianggap patung disini!" Batin Noah.
"Lebih baik apanya, sekarang aku tanya apa keuntungan yang kau dapat dengan mulut pedas dan kekeras kepalaanmu itu?"
"Apa maksudmu?"
"Huh,,, tidak ada bukan? Sedangkan aku bisa menjadi sekaya sekarang berkat suka memaksa dengan cara membuat mereka tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan ku."
"Cih,,, kau bangga akan hal itu."
"Tentu saja aku bangga."
"Maaf Tuan sebaiknya anda segera memakan sarapan anda sekarang sebelum makanan itu jadi dingin." Ucap Noah berusaha menghentikan perdebatan diantara kedua orang itu.
"Dengar itu panda merahku yang manis, cepat suapi aku sebelum makanan ini berubah dingin." Perintah Ares mutlak.
"Kau mampu berdebat dengan hebat, tapi tidak bisa memegang sendok dengan tanganmu. Benar-benar menyusahkan!"
"Berdebat kan hanya pakai mulut, jadi apa susahnya."
"Dasar kau ini." Ucap Viona geram lalu menyuapi ares dengan setengah hati.
Oh tuhan apa dia sudah melakukan sebuah dosa besar dimasa lalu sehingga sekarang Viona harus berhadapan dengan pria seperti Ares sekarang.
Didalam dua puluh lima tahun hidupnya tidak sekalipun Viona pernah bertemu dengan pria yang tidak mau kalah seperti Ares.
Benar-benar menyebalkan belum lagi ancaman-ancaman anehnya, mentang-mentang punya kuasa dia jadi seenaknya.
Lihat saja nanti kalau Viona sudah punya kesempatan untuk membalas Ares.