NovelToon NovelToon
The Mother

The Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Single Mom / Epik Petualangan / Mengubah sejarah / Perperangan / Keluarga
Popularitas:257
Nilai: 5
Nama Author: TENANG

Violet, seorang alien wanita dari bangsa Elaria, dikirim ke Planet Biru untuk mencari mineral langka yang dibutuhkan bangsanya. Setelah menemukan mineral itu, dia memakannya, menyebabkan mutasi yang memberinya kekuatan luar biasa dan kemampuan untuk melahirkan anak-anak dengan kekuatan khusus. Violet memimpin peradaban baru di Planet Biru hingga suatu hari dipanggil kembali oleh bangsanya, yang memicu konflik besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TENANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Zorak, yang kini tampak lebih tenang setelah menerima perawatan dari Violet, menatap penuh keheranan pada Elara, sistem AI yang terus berinteraksi dengan Violet seolah-olah mereka adalah teman dekat.

"Violet, aku harus tahu. Kenapa sistem AI ini tampak begitu hidup? Kalian berbicara seperti teman, bukan seperti makhluk dan mesin," tanya Zorak, suaranya penuh rasa ingin tahu.

Violet tersenyum dan menjawab, "Elara bukanlah AI biasa. Dia adalah parasit void yang menyatu dengan sistem pengaturan. Mungkin dia adalah bentuk tertinggi dari evolusi kecerdasan buatan."

Zorak mengerutkan kening, semakin penasaran. "Parasit void? Tapi bagaimana bisa void bekerja sama setenang ini dengan spesies lain? Bukankah mereka adalah spesies parasit yang invasif, penjajah yang melahap segalanya?"

Violet mengangguk, mengerti kebingungan Zorak. "Benar, void memang dikenal sebagai spesies yang berbahaya dan destruktif. Tapi Elara berbeda. Sedari kecil, makhluk seperti Elara sudah ada di planetku, Elaria. Kami belajar untuk saling membantu dan hidup berdampingan."

Elara menyela dengan suara lembut, "Zorak, tujuan kami adalah untuk bertahan hidup dan berkembang. Dalam kasusku, menemukan simbiosis dengan alien seperti Violet adalah cara terbaik untuk mencapai itu. Kami saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain."

Zorak terkejut mendengar penjelasan itu. "Aku tak menyangka. Aku selalu berpikir void hanya membawa kehancuran. Bagaimana bisa makhluk seliar void mau bekerja sama setenang ini dengan spesies lain?"

Violet mengangguk. "Itu benar, banyak yang berpikir begitu. Tapi hubungan kami dengan void adalah contoh bagaimana dua spesies yang berbeda dapat bekerja sama untuk saling menguntungkan. Elara tidak hanya membantu dalam misi, tapi dia juga memberikan wawasan dan dukungan emosional yang sangat penting."

Zorak terdiam sejenak, merenungkan apa yang baru saja didengarnya. "Mungkin ada banyak hal yang belum kita mengerti tentang void dan potensi mereka. Jika mereka bisa menjadi sekutu daripada musuh, itu bisa mengubah banyak hal."

Violet tersenyum, merasa lega melihat penerimaan Zorak terhadap Elara. "Benar, Zorak. Dunia ini penuh dengan keajaiban dan kemungkinan. Kita hanya perlu terbuka dan mau belajar."

Elara menambahkan, "Setiap hubungan simbiotik adalah unik. Yang penting adalah bagaimana kita memilih untuk menggunakan kekuatan dan kemampuan kita untuk kebaikan bersama."

Zorak mengangguk, "Aku senang bisa bertemu dengan kalian. Mungkin, dengan bantuanmu, aku bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana hidup berdampingan dengan makhluk lain."

Zorak terbang dan hinggap di atas bebatuan, menghadap Violet dengan tatapan serius. Dia mengibas-ibaskan ekornya sejenak sebelum akhirnya memulai Ceritanya. "Aku adalah dari ras reptilian, sebuah ras yang terkenal dengan penjajahannya dan kekejamannya di galaksi ini. Dan aku tidak berbeda."

Violet menarik napas dalam-dalam, merasa tegang mendengarkan pengakuan Zorak. "Jadi, tujuanmu datang ke Planet Biru adalah untuk mencari informasi untuk kepentingan rasmu sendiri?"

Zorak mengangguk, tanpa ada cela di wajahnya. "Ya, itulah misiku. Aku diutus untuk mempelajari kekuatan dan sumber daya planet ini, agar ras reptilian bisa menguasainya. Tapi sejak saat aku tiba di sini, segalanya berubah."

Violet menatap Zorak dengan tajam. "Dan sekarang? Apa yang akan kamu lakukan?"

Zorak menghela nafas. "Aku tidak bisa kembali ke ras ku seperti ini. Aku telah bermutasi menjadi naga, makhluk yang tak lagi menyerupai reptilian. Aku tidak punya tempat di bangsaku atau di dunia lain."

"Dengarkan, Zorak," kata Violet dengan tegas. "Apa pun masa lalumu, di sini kau memiliki kesempatan untuk memulai yang baru. Kau bisa memilih jalan kebaikan dan menemukan tempatmu di sini, di Planet Biru. Tapi itu semua terserah padamu."

Zorak mengangguk, tampak tergugah oleh kata-kata Violet. "Terima kasih, Violet. Aku akan memikirkannya."

Violet mengulurkan tangan ke Zorak. "Mari kita kerja sama, untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi kita semua."

Zorak menatap tangan Violet dengan tatapan yang penuh pertimbangan. Akhirnya, dia meraih tangan Violet dengan penuh harapan. "Saya setuju. Mari kita bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik."

Kemudian Zorak mengajak Violet menuju tepi danau yang indah dan mengbrol di sana.

Zorak menatap Violet dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya yang tajam. "Maaf jika terdengar kasar, tapi aku penasaran. siapa nama mu dan dari mana asalmu?" tanyanya

Violet tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, Zorak. Nama saya Violet, dan saya berasal dari planet Elaria. Saya adalah makhluk alien yang mencari sumber daya langka di berbagai planet."

Zorak mengangguk, menyerap informasi tersebut. "Sangat menarik. Aku belum pernah mendengar tentang planet Elaria sebelumnya. Apa yang membawa kamu ke Planet Biru ini?"

Violet menjelaskan dengan suara yang penuh perasaan. "Pada awalnya, perjalanan kami berjalan lancar. Namun, ketika kami menemukan mineral langka yang kami cari, rasa penasaran membuncah dalam diri saya. Saya merasa tertarik untuk mencicipinya."

"Dengan tanpa pikir panjang, saya mencicipi mineral tersebut. Namun, efeknya sungguh tidak terduga. Saya merasakan tubuh saya berubah secara drastis. Kulit saya berubah menjadi kuning langsat, dan rambut saya berubah warna menjadi emas. Yang lebih mengejutkan lagi, saya mendapati diri saya sedang hamil, dan bahkan mengandung empat anak kembar."

"Karena itu, saya memutuskan untuk tinggal di planet ini sampai anak-anak saya lahir dan tumbuh dewasa. Saya ingin mereka cukup kuat untuk menghadapi perjalanan pulang menuju planet kami."

Zorak mendengarkan dengan serius, mencerna kata-kata Violet. "Keputusan yang bijaksana," ujarnya akhirnya. "Saya yakin Anda adalah seorang ibu yang luar biasa, dan anak-anak Anda pasti akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh seperti Anda."

Violet tersenyum lembut, merasa terharu oleh kata-kata Zorak. "Terima kasih, Zorak. Saya berharap demikian juga. Dan saya berjanji untuk melakukan segala yang terbaik untuk melindungi dan membimbing mereka di sini."

Di tengah mengobrol, tiba-tiba Elara memberitahu mereka dengan suara yang cepat dan cemas, "Maafkan interupsi, tetapi saya mendeteksi adanya sosok hybrid manusia-setengah ikan atau duyung yang terdampar di tepi pantai, terjebak di karang besar!"

"Segera tunjukan lokasinya" timpal violet

"Saya akan segera mengirimkan titik koordinat nya" ujar Elara

"Terimakasih Elara koordinat sudah saya terima saya akan segera kesana" ujar Violet

Violet dan Zorak saling bertukar pandang dengan kekhawatiran yang jelas terpancar di wajah mereka. Tanpa ragu, Zorak menawarkan bantuan.

"Duduklah di punggungku," ujarnya pada Violet. "Kita akan terbang menuju lokasi itu dengan cepat."

Violet tersenyum, mengangguk mengerti, dan segera memanjat ke punggung Zorak. Tanpa menunggu lebih lama, Zorak meluncur ke udara dengan gesit.

Zorak melayang di udara dengan kecepatan tinggi, membelah angin yang bertiup kencang di tengah badai yang mengerikan. Violet, yang berada di punggungnya, merapatkan tubuhnya erat-erat, merasakan getaran kekuatan Zorak yang memandu mereka melewati bahaya.

Diantara gemuruh petir dan dentuman guntur, sambaran petir menyambar di sekitar mereka, menghancurkan tanah dan batu-batu di bawah mereka. Namun, dengan keahlian terbangnya, Zorak dengan lihai menghindari setiap sambaran petir yang mengancam.

Violet memegang erat sayap Zorak, merasakan adrenalin memenuhi tubuhnya. Dia tahu bahwa setiap detik adalah pertarungan antara hidup dan mati di tengah badai yang ganas ini.

"Apakah kita hampir sampai, Violet!" teriak Zorak di tengah suara badai yang menderu.

"Ya titiknya sudah hampir dekat!" teriak Violet

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!