Karena Kesalapahaman Aku dipaksa Menikah dan diperlakukan dengan tidak adil. aku disiksa dan dilecehkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Setelah diusir aku menganti nomor telponku dan meninggalkan semua yang berhubungan dengan Maria. Aku tidak ingin adik-adik di panti susah. Sedikit dari penghasilanku aku sisihkan buat adik-adik dipanti.
Dikantor asisten melaporkan ada masalah di kantor cabang, dan harus CEO sendiri yang harus berangkat tak bisa diwakilkan.
“Vin kamu hendel pekerjaan disini, besok aku kesana”
“Baik Pa” balas Kevin. Walaupun mereka bersahabat sejak lama, tapi dalam pekerjaan mereka sangat profesional.
Dikantor cabang, dihebohkan dengan kedatangan CEO alias big bos besok, gosip kaum hawa pun terdengar.
“Glo besok Big bos datang, orangnya tampan tapi sayang kulkas. Denger-denger ya, dia paling anti sama cewek genit karena pernah disakiti gitulah” kata elsya menjelaskan
Mobil hitam mewah terparkir depan gedung, Sang CEO turun dengan setelaj kemeja mahalnya, kacamata hitam bertengker pada matanya, sungguh indah ciptaan Tuhan. Dengan langkat mantap berjalan ke lift menuju lantai 5 bersama petinggi-petinggi perusahaan’
“Selamat pagi Pa” Sapa Sofia sang sekretaris
“Hm”
“Rein 1 jam lagi kita rapat, saya minta semua laporan keuangan selama 1 tahun terakhir dimeja saja sekarang”
“Baik Pa” Jawab Rein sambil beralalu menuju ruangan kerjanya
Kring-kring
“Halo selamat pagi”
“Tolong antarkan kopi ke kuangan pa CEO”
“Baik Bu”
“Sya takaran pa CEO, minta kopi”
“Ingat ya glo, kopi hitam, 1 stengah sendok ya, diaduk dengan cinta ya” asalnya.
Tok tok
“Masuk” tanpa mengalihkan pandangan dari berkas-berkas di meja
“Siang Pa ini kopinya”
Deg ‘suara ini, sambil mencengkram berkas ditangannya
“Permisi pa” pamitku
‘Sialan bagaimana dia bisa kerja disini, ini tidak bisa dibiarkan’ batinku
Betapa terkejutnya karena melihat wanita yang paling kubenci berapa didepanku dan yang lebih parahnya lagi bekerja di perusahaanku. Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus jauh dan sejauh-jauhnya dari maria, bila perlu menghilang untuk selamanya.
Segera kuhubungi asisten untuk mengambil data tentang dia
“segera keruanganku” tit
“Permisi Pak, ada yang bisa dibantu?”
“Berikan berkas OG di lantai 5 yang bernama gloria sekarang”
“Baik Pa” sambil berlalu. ‘Ada apa dengan Pa Bos, ah bodoh amat’ batinku
Bisa gawat kalau maria tau dia disini, aku harus lakukan sesuatu
Tok tok
“Permisi pa ini data og atas nama gloria” sambil meletakan map biru di meja CEO
“kamu boleh pergi” sahutku
“baik pa, permisi” asisten berbalik meninggalkan ruangan bos
Setelah melihat data gloria, ternyata lama juga dia kerja disni, enak betul dia benar-benar memanfaatkan kebaikan keluarga kami. Dia harus diberi pelajaran.
Kring-kring “segera ke ruangan CEO bersihkan kopi yang tumpah”
“Baik pa” jawabku karena kebetulan aku yang selesai duluan
Kusiapkan alat-alat membersihkan ruangan dan menuju ruangan CEO, sesampainya disana pintu kuketuk dari luar.
“Masuk. Bersihkan kekacauan itu” kata bos yang duduk dikursi kebesarannya.
“Baik pa” jawabku sopan.
Akupun membersihkan tumpahan kopi dimeja hingga ke lantai, tanpa kusadari daritadi Pa CEO terus manatapku.
“Betah kerja disini?” Tanya Pa CEO
“Ia Pa Puji Tuhan, terima kasih pa ” Jawabku sambil menunduk hormat
“Oh Ya” sambil berjalan mendekat
Aku merasakan aura dinging yang mencekam, jantungku berdegup dengan kencang, kedua kakiku terasa kram ‘ada apa dengan diriku? Ah mungkin karena baru pertama kali berhadapan dengan Pa CEO jadinya aku merasa tegang’ batinku
Plak Plak
Kedua pipiku terasa panas
“sudah kuperingatkan jangan muncul dihadapanku” ketus Pa CEO dengan tagan terkepal penuh amarah.
“Ampun tuan, aku tidak tahu ini perusahaan keluarga wijaya, ampuni saya” dengan kedua lutut bertumpuh pada lantai dan kedua tangan di depan dada, air mata membasahi kedua pipiku.
“jangan pernah perlihatkan wajahmu didepanku” lanjut Pa CEO
“Baik pa” dengan bersusah paya berusaha berdiri dan berjalan menuju pintu keluar dari ruangan CEO.
Aku menenangkan diriku pantri, airmata menaglir semakin deras dikedua pipiku. ‘aku harus bagaimana?, aku harus resign’ batinku.
Setelah tenang, aku mencuci muka dan menuju ruangan HRD.
Tok tok tok
“Masuk” suara dari dalam ruangan
“Permisi pak” sapaku hormat
“Hm, Silahkan duduk. Ada apa Gloria?” tanya Pa Junaidi
“Pa Apa bole saya minta resign? Ada sedikit masalah di kampung aku harus balik kesana?” jawabku bohong
“Eh bagaiman Ya, kamu kamu bekerja dan masih terikat kontrak kerja, kalau kamu resign sekarang kamu akan membayar pinalti” lanjut Pa junaidi
“Ia baik pa” jawabku pasrah
Keluar dari ruangan kembali ke pantri dan berkumpul bersama teman-teman.
“Sa bole gak aku minta tolong gak? Kataku dengan wajah memelas
“Tolong apa dulu nie? Lanjut elsa
“Kalau ada pesanan dari Pa CEO boleh gak kalian yang ambil alih, soalnya tadi aku gak senagaja numpahin kopi di ruang Pa CEO” jawabku berbohong gak mungkin aku menceritakan semuanya
“Hah, kok kamu teledor gitu sih. Tapi gimana reaksi Pa CEA pasti kamu dimarahin habis-habisan?” lanjutnya penasaran
“Ia, katanya aku tidak boleh muncul dihadapannya” sambil memelas
“haha hahah tawanya keras. Pa CEO paling anti kalau ada kotor di ruangannya. Udah aman, nanti kami yang bantuin”
“Makasi ya” kataku senang