NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Masrifah

zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Malik tidak main-main dengan ucapannya, sekarang dia sedang membuka buku matematika zahra.

Zahra yang duduk di samping malik memasang wajah panik, takut nilai E nya ketahuan.

" Bagus Zahra, kebanyakan C ya" . Sindir malik

" B baru nemu satu. Nilai A engga ada nih? "

Ketika malik membuka lembar selanjutnya, Zahra langsung terbelalak , nilai E terpampang jelas di sana, saking malunya zahra menutup wajahnya sendiri.

Melihat nilai E istrinya, malik tersenyum sambil menggelengkan pelan.

" Gue engga bisa hitung-hitungan, kak. " Zahra berkata malu dengan masih menutup wajahnya.

"Mungkin lo engga hafal rumus-rumusnya, bukan engga bisa itungannya. " Malik menutup buku matematika zahra.

" Mau belajar sekarang? Kita bahas tuntas semua soal matematika lo yang salah ini"

Zahra menurunkan kedua tangannya.

" Kak , lo emang ngerti matematika? "

" Ngerti " Sahut malik

" Lo pernah juara kelas engga Waktu sekolah? "

" Pernah"

" Juara ke berapa? " Tanya Zahra penasaran. Ia sebenarnya tengah mengalihkan malik agar tidak jadi mengajaknya belajar matematika.

Malik mengulas senyuman di wajahnya ketika melihat bola mata bulat zahra yang fokus menatapnya.

" Satu"

Zahra melebarkan matanya

" Anjir, beneran kak? Kelas berapa tuh? "

" Konsisten, dari kelas satu SD sampai kelas tiga SMA . Juara umum juga" .

Mendengar itu rasanya zahra Ingin pingsan, bagaimana mungkin ia menikah dengan lelaki yang sangat pintar ini. Tidak-tidak, yang benar adalah bagaimana mungkin malik yang pintar menikah dengan gadis seperti dirinya.

" Kak"

Zahra melongo lalu bertepuk tangan untuk malik.

" Sumpah, kak. Lo keren". Gadis itu memberikan jempol tepat di depan wajah malik.

Karena penasaran, Zahra pun terus menanyakan soal masa-masa sekolah malik. Bagaimana cara malik membagi waktu belajar dan main, bagaimana cara malik melawan rasa malu untuk bertanya ketika ada soal yang tidak di kuasai olehnya , bagaimana menjadi seorang Pemimpin di kelompok dan masih banyak lagi.

Saking serunya malik bercerita, ada dua hal yang mereka lupakan.

Malik yang lupa hendak mengajari zahra matematika, membahas soal-soal yang salah di kerjakan zahra dan zahra yang melupakan rival padahal sedari tadi rival menghubunginya, hanya saja ponsel zahra di kamar sementara mereka ngobrol di ruang tamu.

Selesai dengan pembahasan itu semua, akhirnya zahra kembali ke kamar dan membahas soal matematika jadi di undur entah kapan. Tentu saja zahra sangat senang, otak cerdiknya mengajak malik mengobrol berhasil Menggagalkan belajar matematika hari ini.

Zahra melebarkan mata melihat sepuluh kali panggilan masuk dari rival. Dan ada lima pesan yang tidak terbaca.

" Zahra, kamu dimana? Video call, yuk? "

" Zahra"

"ZAHRATUNNISSA, kemana sih? "

" Sibuk ya Zahra? "

" Ya udah kalau sibuk . Nanti hubungi aku ya cantik"

" Aku pergi ke rumah teman dulu"

Zahra merasa bersalah, ia mencoba menghubungi rival, tapi rival tidak mengangkatnya sama sekali membuat zahra berdecak kesal.

***

Selesai shalat isya zahra bergegas melipat kembali mukena miliknya dan menyimpannya kembali di lemari lalu ia meloncat ke kasur, mengambil ponselnya dan tak sabar menonton drakor kesukaannya.

" Zahra kita kan mau bahas soal_ _ _"

"Sstttt! " Potong Zahra dengan meletakan jari telunjuknya di bibir.

" Hari minggu, gue janji , hari Minggu gue mau belajar. Hari-hari biasa tolong banget deh, kak. Gue cape di sekolah belajar, masa di rumah belajar lagi"

Malik mendengus kasar

" Janji? "

" Janji" Sahut zahra

Malik pun berjalan menuju meja belajar, ia memilih mengerjakan tugas-tugas kampusnya. Suara cekikikan zahra menemani lelaki itu belajar, malik tidak terganggu sama sekali sebab lelaki itu sudah terbiasa mudah fokus sekalipun di tempat berisik.

Satu jam mereka sibuk dengan kegiatannya Masing-masing , ponsel malik bergetar, telpon masuk dari ibu mertuanya.

Assalamu'alaikum , bu"

" Waalaikumsalam, zahra di mana, malik?

Malik menoleh ke belakang melihat zahra yang masih cekikikan karena drama yang di tontonnya di ponsel.

" Ada, bu. Lagi nonton, kenapa? "

"Bu? "

Elsa tiba-tiba diam .

"Malik... " Suara Elsa terdengar menangis, malik pun seketika khawatir.

" Tolong bahwa zahra ke rumah sakit , sekarang ya. "

" Iya, bu"

Malik tidak banyak bertanya lagi , dia tahu ada yang tidak baik-baik saja, pasti soal Ayah mertuanya.

Malik mengambil jaket di lemari, memakainya, membuat zahra mengangkat alisnya heran.

" Mau kemana, kak? "

Malik tidak menjawab, dia mengambil jaket zahra dan menghampiri gadis itu.

" Sini nurut sama gue. Jangan banyak tanya."

Malik memakaikan zahra jaket dengan terburu-buru, zahra juga tidak berani bertanya melihat wajah panik malik.

Mereka masuk ke dalam mobil dan pergi menuju rumah sakit .

Sebenarnya lebih cepat menggunakan motor, tapi malik tidak mau zahra sakit karena masuk angin. Dan lagi, dengan mobil malik tidak akan terlalu berani kebut-kebutan di jalan.

Sepanjang jalan, hanya wajah malik yg zahra lihat, wajahnya terlihat panik tapi zahra tidak berani bertanya karena takut mengganggu konsentrasi malik.

Bahkan zahra sendiri tidak tau mau di bawa kemana.

Ketika mobil masuk ke halaman rumah sakit, barulah zahra merasa gelisah dan tidak tenangtenang, benaknya langsung tertuju pada siang ayah.

" Kak k_kenapa ke rumah sakit? " Tanya zahra dengan suara bergetar.

Malik melepaskan seatbelt nya Lalu membantu melepas seatbelt zahra seraya berkata.

" Zahra malam ini, jangan pura-pura kuat, lo boleh nangis sejadi-jadinya, ada gue.. "

Malik menatap lekat bola mata Zahra yang sedang kebingungan dengan situasi malam ini.

" Kak... "

Zahra menggelengkan dengan mata berkaca-kaca, seakan menandakan belum siap dengan sesuatu yang akan terjadi malam ini. Hanya ayahnya yang ada di benak zahra sekarang.

Mereka masuk ke rumah sakit dengan malik yang menggenggam tangan zahra , malik bisa merasakan tangan zahra yang tiba-tiba dingin .

Ketika melihat Elsa menangis di peluk oleh kakaknya , pikiran Zahra sudah tidak bisa di kendalikan lagi, ia sadar, terjadi sesuatu pada ayahnya.

" Ibu... " Panggil Zahra

Elsa yang menangis di pelukan kakanya pun menoleh mendengar suara putri semata wayangnya.

" Zahra... " Dengan suara gemetar Elsa menghampiri anak gadisnya, memeluknya erat seraya menangis sejadi-jadinya, Zahra yang belum di beritahu apapun ikut menangis, telinganya seakan tidak mau mendengar kondisi buruk ayahnya. Malik masih menggenggam tangan erat Zahra.

" Ayah udah engga ada Zahra... "

Detik itu juga tangis zahra pecah Seketika, ia menangis tersedu-sedu, Elsa berusaha menenangkan putrinya di saat ia pun merasakan kehilangan atas kepergian suaminya. Malik segera menelpon orang tuanya untuk menenanyakan apa mereka sudah tahu kabar kematian Adit sebelumnya?

Lagi, saat malik menelpon pun, dia tidak jauh dari zahra, masih menggenggam erat tangan gadis itu.

Malik menemani zahra masuk ke ruangan untuk melihat Adit . Malik memapah zahra yg tidak kuat berjalan, tubuhnya sangat lemas, tangisnya tidak berhenti, ia memeluk mendiang ayahnya dengan erat.

"Ayah, bangun yah... Zahra udah nurutin kemauan ayah.. Zahra udah nikah sama kak malik, tapi kenapa ayah engga sembuh. ..

Kenapa ayah malah pergi ninggalin Zahra.. Katanya ayah janji bakalan sembuh, kok ayah bohong... Zahra engga mau jadi anak yatim. Ayah, Zahra mohon... Hiks"

Malik hanya bisa mengelus pundak Zahra, dia bisa merasakan kesedihan Zahra, anak gadis yang sangat di manja oleh ayahnya. Malik tidak menyuruh Zahra untuk berhenti menangis, dia tahu tidak baik menahan kesedihan.

1
Diana
Menghidupkan imajinasi
Sagara Sanosuke
Sekali baca, rasanya nggak cukup! Update dong, thor! 👀
Siti Masrifah: nanti malam ya kak setiap jam 8 , makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!