NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: bbyys

Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.

Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.

Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.

"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.

"Kau adalah milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Keadilan Akan Datang

Setelah Jendral kembali ke camp, Sora mulai melakukan pekerjaannya lagi.

"Jendral!" Javier masuk ke dalam sambil membawa sebuah kotak kecil. Disodorkannya kotak itu ke arah Sora.

"Bukalah!" Perintah Jendral.

Sora membukanya secara perlahan. Terlihat sebuah gelang emas dengan hiasan Ruby berwarna merah yang berbentuk hati. Gelangnya terlihat sangat cantik dan mahal.

"Gelang siapa ini?" tanya Sora.

"Itu adalah gelang milik bangsawan Arabella Prison."

Nama itu tampak tak asing. Arabella, seorang wanita bangsawan yang pernah menuduhnya telah mencuri gelang miliknya.

"Kenapa lama sekali menemukannya?" ujar Sora mengeluh.

"Maafkan saya. Pencurinya telah menjualnya ke pelelangan ilegal. Sedikit sulit untuk melacak keberadaan gelang itu." jelas Ashley.

"Lalu bagaimana dengan pencurinya?"

"Pencurinya sudah diamankan."

Ashley mengambil selembar kertas, menuliskan sesuatu. Dimasukkannya kertas itu kedalam amplop dan memberinya segel.

"Berikan surat ini ke Count Prison. Besok kita akan mengunjungi kediamannya." Perintahnya.

Javier menerima surat itu, lalu pergi.

"Besok pakailah pakaian terbaikmu. Kita akan mengunjungi kediaman Prison dan mengembalikan gelang itu ke pemiliknya."

"Apa aku harus ikut juga?" tanya Sora.

Sebenarnya Sora tidak mau bertemu dengan wanita itu lagi. Dia bukanlah orang baik, jika dia mengembalikan gelangnya dan menyatakan bukan ia yang mencurinya, gadis itu tidak akan mau mempercayainya.

"Kau harus ikut. Bukankah mereka berhutang permintaan maaf kepadamu." ujar Ashley.

"Aku tidak butuh permintaan maafnya. Selama ini aku bisa hidup tenang disini, aku tidak ingin berurusan dengannya lagi."

"Apa kau takut Arabella akan membuat masalah lagi? Jangan khawatir, akan kupastikan mereka tidak akan bisa menyentuh dirimu lagi." Ashley menatap Sora dengan lekat. Memahami ke khawatirannya.

"Tidak perlu khawatir." ucap Ashley menenangkan Sora.

...****************...

Keesokan harinya, hari keberangkatan tiba. Sora melihat sebuah kereta kuda berwarna hitam yang tampak mewah. Dia melihat ada lambang ular yang melingkari pedang. Kereta itu milik Jendral Ashley.

Ashley datang menghampiri Sora. "Kau sudah datang?"

Sora terkejut dengan mulut terbuka lebar, Ia tidak pernah melihat Jendral memakai pakaian seperti itu.

la memakai jas berwarna hitam dengan sulaman motif berwarna emas. Ditambah jubah hitamnya campur biru. la terlihat sangat berwibawa.

"Ayo naik." ajak Ashley.

Tapi Sora hanya terdiam mematung, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ashley.

"Sora! Ada apa denganmu?" Ashley mengguncang tubuh Sora membuat Sora tersadar.

"Ada apa dengan anda, Nona? Apa anda tidak enak badan?" tanya Javier khawatir.

"Tidak ... aku tidak apa-apa."

"Naiklah!"

Javier membukakan pintu keretanya, Jendral masuk lebih dahulu. Javier memandangi Sora, mengisyaratkannya untuk segera masuk kedalam.

"Aku boleh naik kereta itu?" tanya Sora bingung.

Sora hanya berfikir seorang pelayan sepertinya, apakah boleh menaiki kereta mewah itu.

"Bukankah Jendral sudah mengizinkan."

Javier mengulurkan tangannya, bermaksud membantu Sora untuk naik ke dalam kereta.

"Tapi ...."

Sora merasa ragu untuk menaikinya. Sepertinya sedikit tidak pantas satu kereta bersama Jendral.

"Perjalanannya cukup jauh. Hanya dengan menaiki kereta kita bisa sampai disana sebelum siang." ucap Javier menjelaskan.

Sora tetap tidak mengulurkan tangannya.

"Ck. Terlalu lama."

"Tunggu!"

Tiba-tiba Ashley turun dari kereta lalu menarik Sora masuk kedalam. Javier langsung menutup keretanya. Sora duduk dihadapan Ashley membuatnya sedikit tidak nyaman.

Javier menaiki kudanya dan mengikuti dari belakang bersama dua orang prajurit lainnya sebagai pengawal. Seorang pria berambut biru dan satunya lagi berambut coklat.

Sang kusir menjalankan keretanya. Sora melihat camp yang perlahan menjauh. Melewati pohon-pohon pinus yang tinggi. Lama kelamaan pepohonan itu digantikan dengan hamparan ladang gandum yang menguning.

Karena sudah berada di pertengahan musim panas sepertinya sudah hampir waktunya untuk panen.

Sora melihat ke luar jendela dengan tatapan kagum. Dia tidak pernah melihat pemandangan indah seperti itu.

"Baju siapa yang kau pakai?" tanya Ashley penasaran.

"Bajunya terlihat kebesaran dan tak cocok denganmu."

"Aku meminjam baju Flora. Kau mengajakku dengan terburu-buru. Aku jadi tidak sempat menyiapkan baju yang lebih pantas." gerutu Sora pelan.

Itu adalah Baju lama yang warnanya sedikit pudar dengan model lama. Tapi ini adalah baju terbaik yang bisa dia pinjam. Lagipula selama ini, dia selalu memakai pakaian Flora. Sora belum bisa membeli baju baru, mengingat ia tidak punya waktu untuk membelinya.

"Besok aku akan memberikan gajimu dan gunakanlah uang itu untuk beli baju serta keperluanmu. Beritahu kapanpun kau mau membelinya, aku akan memberimu cuti." ujar Ashley.

"Benarkah? Terima kasih!"

Sora tersenyum bahagia. Dia ingin merasakan berbelanja di dunia ini.

"Aku akan meminta Flora untuk menemaniku." gumam Sora.

Perjalanan masih berlanjut, setengah jam sudah berlalu. tapi mereka masih belum sampai juga.

Pinggulnya sedikit pegal karena terus duduk lama. Pemandangan di luar terus berganti, entah sejauh mana kediamannya.

"Sepertinya kita sudah sampai." ujar Ashley.

Saat kereta kudanya berhenti. Javier turun dari kudanya dan membukakan pintu. la kembali mengulurkan tangannya, membantu Sora turun dari kereta.

Sora kembali mematung tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya.

Sebuah rumah besar berdiri di tanah yang luas. Rumahnya dihiasi bebatuan yang di cat berwarna merah. Terlihat sangat cantik dan megah.

"Selamat datang!"

Para pelayan menyambut mereka, mereka berdiri berjajar dengan rapinya.

"Selamat datang, Jendral!"

Seorang pria paruh baya yang berumur sekitar 40 tahunan datang menghampiri. Pria berbadan gempal dan pendek. Memakai pakaian berkualitas tinggi serta memakai perhiasan yang cukup banyak di sekujur tubuhnya.

Diikuti seorang gadis berambut merah dengan gaun berwarna merah yang dihiasi banyak batu permata, wajahnya tak asing bagi Sora.

"Arabella, datang memberi salam kepada Jendral." ucapnya memberi salam.

"Lama tak jumpa Nona Arabella." sahut Ashley sopan.

"Saya sangat senang saat mendapat surat dari anda dan saya merasa tersanjung anda mau mendatangi rumah kami yang sederhana ini." Puji Count Prison. Tampak terbiasa mengatakan pujian yang berlebihan. la tidak canggung sama sekali saat melontarkan pujian.

"Mari masuk!" ajaknya.

Ashley berjalan mengikutinya, diikuti Javier serta Sora dan dua prajurit lainnya. Pria paruh baya itu memandu mereka masuk ke dalam kediamannya.

Mengajak mereka masuk ke dalam ruang tamunya. Ruang tamu yang sama mewahnya. Banyak barang-barang berkualitas tinggi dipajang di sekitar ruangan.

Para pelayan satu persatu masuk dan menyajikan teh hangat serta beberapa camilan.

Ashley duduk berhadapan dengan Count Prison. Sora mengikuti Javier berdiri di samping Ashley.

"Seperti yang sudah saya tulis didalam surat, ada hal yang ingin saya bicarakan kepada Count dan Putri anda."

"Hal apa itu hingga membuat anda datang sendiri kediamanku ini?"

"Javier!" Panggil Ashley.

Javier menyodorkan sebuah kotak ke depan Arabella. Dibukanya kotak itu, raut wajah terkejut tampak di wajah Arabella.

"Anda sudah menemukannya." ucap Arabella senang. Dapat terlihat senyum bahagia terpancar dari wajahnya.

"Ini adalah barang kesayangan saya. Arabella mengucapkan terima kasih kepada Jendral karena sudah menemukannya." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Maaf karena butuh waktu lama untuk menemukannya." timpal Ashley.

"Bawa dia masuk!" Perintah Ashley.

Dua orang prajurit Jendral masuk membawa seorang pria. Sora terkejut melihatnya. Wajahnya tampak terlihat bengkak dan memar dimana-mana.

"Orang inilah yang sudah mencuri gelang milik anda dan menjualnya di pasar ilegal." ucap Ashley dingin.

"Ampunilah aku. Aku berjanji tidak akan mencuri lagi." mohon Pria itu.

Entah apa yang sudah dilakukan Jendral hingga membuatnya begitu putus asa dengan wajahnya yang memelas. Jika melihat dari bekas lukanya, sepertinya ia dihukum dengan cukup keras.

"Jika aku melepaskanmu tidak ada jaminan kau tidak akan mengulanginya lagi." tolak Arabella.

"Tidak! Saya benar-benar menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi. Mohon bebaskanlah saya."

"Semua ada hukumnya. Kau berani berbuat. Tentu tahu akan konsekuensinya." Sahut Count Prison sinis.

"Penjaga, cepat bawa pencuri itu!"

Dua orang penjaga masuk dan langsung menyeretnya pergi. Pria itu terus berteriak meminta ampun.

"Saya sangat berterima kasih karena anda telah membantu putriku dan menemukan gelang kesayangannya." ucap Count Prison ramah.

"Ada satu hal lagi yang ingin saya minta kepada anda." ujar Ashley santai.

"Apa itu?" ujarnya mendengarkan.

Ashley menarik tangan Sora dan berdiri disampingnya. "Aku ingin putrimu meminta maaf kepadanya karena sudah menuduhnya sebagai pencuri."

Semua orang didalam ruangan tampak terkejut, begitu pun dengan Sora.

"Gadis itu pasti komplotannya juga."

Arabella terlihat tidak ingin meminta maaf.

Sora pun begitu, dia juga tidak perlu permintaan maafnya itu. Asal ia membiarkannya hidup seperti biasa dan tidak mengganggunya itu sudah cukup baginya.

"Aku sudah menyelidikinya, gadis ini tidak punya hubungan apapun dengan pencuri itu!" jelas Ashley tegas.

"Aku menolaknya!" Arabella memalingkan badannya, menolak permintaan Jendral. "Seorang bangsawan harus menundukan kepala kepada seorang rakyat biasa, mana ada hal seperti itu." gerutunya.

"Kerajaan telah membuat peraturan. Para bangsawan harus menjaga dan melindungi para rakyat kerajaan. Apapun statusnya. Aku hanya minta satu permintaan maaf anda."

Count Prison terlihat panik serta khawatir, Ia tidak ingin membuat Jendral tersinggung.

"Maafkan putriku Jendral, dia masih belum dewasa. Sebagai gantinya saya yang akan meminta maaf pada gadis itu."

"Ayah!" teriak Arabella kesal.

1
Aksara_Dee
sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!