Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.
Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.
Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 Adel bermain api
'Sudah aku minta kamu jangan menghubungiku untuk sementara waktu, karena saat ini Mas Zainal sudah pulang, bisa gawat kalau dia tahu aku ada main di belakang nya. Temui aku nanti di hotel seperti biasa aja ya,' Balas Adel.
"Siapa itu, Del?." tanya Zainal penasaran.
"Biasa Mas, urusan kantor besok katanya ada meeting gitu biasalah." jawab Adel beralasan.
"Oh oke, baiklah gimana kondisi Farhan kamu Kok nggak ngabarin aku sih, Del kalau Farhan kecelakaan. Untung tadi ada Sinta anaknya Mbak Ipah yang ngabarin aku, makanya tadi aku buru-buru datang ke sini, setelah mendapat kabar dari Sinta." ujar Mas Zainal.
"Tadi aku panik Mas gak sempat ngabarin. Kamu tahu nggak tadi Farhan sempat tak sadarkan diri, makanya tadi aku minta Mbak Saripah untuk menghubungi kamu dan minta juga buat chat kamu di WhatsApp. Maaf yah Mas, aku panik karena Farhan harus melakukan transfusi darah sesegera mungkin. Untungnya rumah sakit memiliki stok darah yang sama dengan golongan darah Farhan." balas Adel.
"Alhamdulillah, Syukurlah maafkan ayah yah. Coba saja tadi ayah datang lebih awal, sudah pasti Ayah yang akan mendonorkan darah untuk kamu." ucap Zainal.
"Iya, nggak papa kok Yah kan Farhan sekarang udah baik-baik saja, Ayah dan Bunda ga perlu khawatir lagi." Farhan membalas.
'Idih Mas Zainal Pd sekali mau mendonorkan darah untuk Farhan, dia kan bukan ayah kandung Farhan tapi anak kandung Mas Bagas kan. Bahkan mereka juga bukan saudara kandung tapi hanya saudara tiri. Mas Zainal adalah anak ayah dari bapak mertuaku sedangkan Bang Bagas adalah anak dari Ibu mertuaku. Waktu itu mereka menikah dengan membawa masing-masing anak dari pernikahan mereka sebelumnya.' ucap Adel dalam hati.
"Kamu kenapa tiba-tiba bengong, Del? kamu lagi mikirin apa?." Tanya Zainal.
"Emm enggak Mas, aku hanya mikirin Farhan aja, tadi deg deg an ketika Farhan tidak sadarkan diri sampai aku kepikiran." jawab Adel beralasan.
Ting,
Ting,
"Oalah sudah yang terpenting sekarang Farhan sudah baik-baik saja. Bentar ponselku bunyi nih, takutnya penting," ucap Zainal.
"Iya untungnya Farhan baik-baik saja sekarang Mas. Oh ya buka dulu aja, Mas. Takutnya emang beneran penting." balas Adel.
"Tunggu - tunggu, Adel Ayo ikut aku keluar sebentar. Farhan Ayah sama Bundamu keluar dulu sebentar ya !." Ujar Zainal seraya menarik tangan Adel dan keluar dari ruangan di mana Farhan dirawat.
Plak.
"Loh kenapa mas? kok kamu tiba-tiba tampar aku? salahku apa lagi sih Mas?." tanya Adel kebingungan seraya memegang pipinya yang memerah dan panas akibat tamparan Zainal yang tiba-tiba saja menampar pipi Adel.
"Apa maksud foto ini? Ini kamu kan Adel?lantas siapa pria yang ada di foto ini? pria itu begitu mesra padamu?." ucap Zainal sembari membelalakkan matanya menatap Adel penuh emosi .
"Tu-Tunggu mas! Mungkin itu hanya salah paham saja, Siapa yang mengirimkan foto itu padamu mas? kamu jangan mikir yang aneh-aneh tentangku dulu mas, mungkin saja itu orang iseng yang sengaja ingin menghancurkan rumah tangga kita, mana mungkin itu beneran aku, kamu jangan terprovokasi oleh gambar yang dikirim oleh gambar yang dikirim oleh orang yang gak jelas kayak gitu," jawab Adel menenangkan Zainal .
Tiba-tiba saja ada nomor tak dikenal mengirimkan sebuah foto di mana Adel seorang pria di mall , begitu kagetnya Adel melihat foto tersebut yang di mana Foto itu memang merupakan foto Adel bersama Bagas saat berbelanja di mall tempo hari , untungnya wajah dari Bagas di foto tersebut tak terlihat karena membelakangi kamera, yang terlihat hanya wajah Adel yang begitu jelas tengah memeluk badan Bagas .
"Salah paham bagaimana Adel ?jelas-jelas ini kamu kan? ini bukan editan loh Del, Aku bukan pria bodoh, aku bisa membedakan mana foto asli dan foto editan, Coba kamu jelaskan apa maksud dari foto ini, jelaskan!" sahut Zainal seraya semakin meninggikan suaranya.
"Sabar Mas pelan-pelan ngomongnya. Kita lagi di rumah sakit loh, Mas . Jangan teriak-teriak kayak gitu, nggak enak sama pasien yang lain. Aku bisa jelaskan semuanya, aku mohon tolong kamu pelankan suaramu itu!." pungkas Adel yang mencoba membuat Zainal tenang.
"Halah, kamu jangan coba mengalihkan pembicaraan Adel! Coba kamu jelaskan sekarang juga, apa maksud semua ini!." teriak Zainal penuh emosi.
"Aku bukannya mengalihkan pembicaraan Mas, aku kan ini mau menjelaskan padamu , demi Allah itu bukan aku Mas, itu mungkin hanya orang iseng yang nggak suka sama hubungan rumah tangga kita dan ingin menghancurkan rumah tangga kita. Coba kita hubungi nomor itu dan tanyakan siapa dia!." pungkas Adel seraya mengambil handphone Zainal dan langsung melakukan panggilan telepon ke nomor tak dikenal tersebut.
"Kalau sampai terbukti bahwa itu adalah dirimu yang tengah selingkuh bersama pria lain di belakangku, awas aja kamu Adel" sergah Zainal mengancam.
Saat Adel mencoba menghubungi nomor tersebut beberapa kali, namun ternyata nomor tersebut sama sekali tidak menerima satupun panggilan dariku ,
"Tuh kan, kamu lihat sendiri kan! Aku yakin ini pasti orang iseng aja Mas, masa aku teleponin malah nggak diangkat terus sih !coba aku chat ya aku siapa orang yang di balik nomor tak dikenal ini Mas," pungkas Adel.
[Siapa kamu? Apa maksud kamu mengirimkan foto ini ?jawab siapa kamu ?atas setidaknya jawab panggilan telepon dariku!]
Begitu Adel kirimkan pesan pada nomor tersebut, tapi nomor tersebut sama sekali tidak membalasnya, nomor tersebut aktif dan hanya membaca pesan nya saja.
[Kok cuma di read aja! Tolong kamu jangan main-main ya denganku !Siapa kamu ?]
Karena kesal Adel pun kembali mengirimkannya pesan, lagi-lagi dia hanya membaca pesan nya saja tanpa membalas pesan itu.
"Tuh lihat Mas, ini iseng saja ! Sudahlah mas kamu jangan mikir yang macam-macam dulu, demi Allah itu bukanlah aku!" ucap Adel menangkan Zainal yang tengah emosi.
"Halah. Tak usah kamu bawa-bawa nama Allah, aku masih menaruh curiga padamu, kalau sampai terbukti bahwa kamu bermain di belakangku, habis kamu!." ucap Zainal seraya melangkahkan kaki menjauh dari pandanganku.
Ting.
Tiba-tiba ponselku berdering pertanda ada seseorang yang mengirimkanku sebuah pesan, dengan cepat aku buka pesan tersebut.
[Ini baru permulaan, tunggu kejutan dariku selanjutnya! Hahahaa.]
***
"Kamu kenapa Sinta? kamu lagi kesambet yah? kok pulang dari rumah sakit senyum-senyum sendiri kayak gitu? ngga jelas banget!." ledek Sarifah pada anaknya Sinta yang sedang memegang handphone sembari senyum-senyum.
.
.
.
Bersambung...
.
biarkan adik ayahmu yg mmbalas perbuatan bejat mereka sinta