NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dosen
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: dragon starr

Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Diam-diam Mengagumi

 " Melihatmu bagaikan senja yang hanya sesaat terlihat indah, terlintas untuk dipandang tidak untuk dinikmati terlalu lama."

*** Kelas Randy ***

  Sama halnya dengan kelas Randy yang dosennya tidak masuk, sahabatnya seperti cacing kepanasan yang dari tadi menahan lapar karena buru buru ke kampus. Randy yang duduk sambil membaca buku, pusing melihat sahabatnya itu dari tadi mondar-mandir di depanya. tiba-tiba Rio membuka suara untuk mengajak sahabatnya ke kantin.

 "Ke kantin yuk! Udah lapar nih, kalau masalah bayarnya gampang, kevin yang bayar soalnya tadi dia nemu uang di depan parkiran dan diliatin sama satpam. Kan malu berteman ama dia." Ejeknya Rio sambil berceloteh panjang lebar.

"Apaan sihh bawa bawa nama segala, aku lagi kere nih." jawabnya kevin dengan kesal.

"Aduh, padahal sekarang aku lagi kere nih, aki berharap tadi tuh dikasih uang sama si ujang satpam sekolah atau ada yang neraktir kita gitu" liriknya ke arah Randy yang berharap Randy peka dengan maksud Rio.

"Kamu mah selalunya kere setiap hari, kalau sama cewek tuh dia nggak pernah bilang kere, pasti selalu neraktir cewek cewek di cafe atau di mall." Ejeknya kevin sambil duduk si atas meja depan Randy masih asyik membaca buku. "Ran, ke kantin yuk, daripada di sini dengar nyamuk lagi konser." Lanjutnya dengan drama Rio yang tidak ada henti hentinya.

"Enak aja, samain aku sama nyamuk." Teriak Rio melemparkan tas ke arah kevin.

 Kevin dengan sigap menangkap tas yang di lempar oleh Rio, "Emang gitu kok, tiap hari ngoceh tidak jelas. Aneh juga yah, kalau ada cewek yang mau sama kamu," lanjut dengan mengejek Rio.

"Kamu nggak tahu sih, berkat ketampanan Randy yang nular ke aku, cewek cewek tiga ngejar ngejar aku buat jadi pacar mereka. Akunya aja yang pemilih, jadi aku tolak deh." Ucapnya memuji diri sendiri.

Tiba-tiba Randy memotong percakapan temannya dan menutup buku yang dia baca.

"Eeeh... daripada kalian bertengkar mending kita ke kantin sekarang." lerai Randy yang pusing liat tingkah temannya yang selalunya bertengkar.

" Ayo! Aku lapar dari tadi nih. Owh iya, ditraktikan juga 'kan? Tanyanya berharap di traktir sama Randy.

"Hmm," Randy menjawabnya dengan singkat.

" Mulai deh bisunya. Hmm tadi tu, aku anggap iya yah?" jawabnya sangat senang yang dari tadi menunggu kata kata itu. Tapi, Randy tidak meresponnya.

Mereka bertiga pun sampai di kantin dan seisi kantin langsung berteriak histeris melihat kedatangan Randy di kantin, ada yang melongo sampai sampai tidak sadar makanannya terjatuh dan ada juga yang berharap pangerannya itu duduk di sampingnya. Tidak butuh waktu lama, mereka mendapatkan tempat duduk di pojokan yang memang dari dulu tempat duduk mereka, tidak ada yang berani buat duduk di situ.

Pada saat bersamaan, Wina dan Hesti berada di kantin. Wina melihat Randy masuk dalam kantin langsung mencubit Hesti yang sibuk antri makanan dan membelikan pesanan Lily yang sedari tadi menunggu.

"Hes... hes, liat deh pangeranku datang di kantin, emang jodoh tuh enggak kemana yah." Menepuk pundak Hesti untuk memperlihatkan si Randy yang dia maksud.

" Yang mana sih? Aku nggak liat" tanya Hesti yang tidak melihatnya karena saking banyaknya orang di kantin itu.

" Yang tinggi itu loh dan di sampingnya itu sahabatnya, namanya kevin dan Rio." jelasnya sambil menunjuk ke arah Randy

"Oh, yang itu duduk di pojokan bertiga? Tanyanya Hesti sambil menunjuknya.

"Iya, tampan 'kan jodohku?" tanyanya Wina dengan membayangkan dirinya duduk di samping Randy dan bisa menatapnya lama lama.

"Lumayan sih," jawabnya sambil bergumam di hatinya mengakui kalau Randy itu memang sangat tampan tapi dia gengsi mengakuinya.

Percakapan mereka terpotong oleh penjual di kantin.

" Nak, mau pesan apa?" tanyanya penjual di kantin yang berada di depannya.

"Owh maaf, Mbak, tadi nggak liat kalo giliran kita lagi. Kami pesan bakso, jus jeruk dan air Mineralnya satu." jawabnya Hesti ke mbak tuti.

"Tunggu dulu ya, saya buatkan dulu." Ucapnya.

"Iya, Mbak." jawabnya serentak.

" Win, kita cari Kurdi dulu deh sambil nunggu pesanan kita," ajak Hesti sambil mencari kursi yang kosong.

"Ke situ saja di dekat bangku Kak Randy 'kan kosong di situ." Tunjuk Wina di arah kursi yang kosong di seberang kursi Randy.

"Ayo! Daripada nunggu di sini, nanti kitanya yang pingsan gara-gara nungguin pesanan kita." jawabnya sambil berjalan ke arah kursi yang di maksud.

Hesti melirik ke arah Randy yang hanya meminum jus jeruk sambil mendengarkan musik lewat earphones nya. Dia sangat mengagumimu sosok Randy walau pertama dia melihatnya apalagi tempat duduknya berseberangan.

Tidak butuh waktu lama, pesanan Wina dan Hesti datang yang diantar oleh pelayan.

"Makasih, Mbak." ucap Hesti sambil mengambil makanan dan minumannya.

" Aduh, kecapnya habis lagi," bergumam Hesti dengan kesal sambil meletakan botol kecap yang kosong.

"Padahal aku tidak suka pedas, kayak mulut tetangga tetangga kompeks tuh langsung kena ke hati sampai ke tulang." jawabnya dramatis sambil mencari cari botol kecap di meja.

"Itu ada kecap di depannya kak Randy" sambil melirik kecap yang berada di depan Randy.

" Aku aja yang ambil deh, itung itung lagi pdkt ama jodoh, do'ain yah." Jawabnya Wina tersenyum dan percaya diri yang sempat sempatnya mengambil kesempatan di situasi seperti sekarang.

"Win, aku tau niatmu kemana, bukan ke kecap kan?" menebak niat kecentilan mulai muncul seketika kalau liat yang bening bening.

"Husst... nanti kedengeran sama dia," meletakan telunjuknya di bibir sebagai isyarat untuk tidak terlalu besar suaranya.

"Siap deh, sono ambil kecapnya sekarang, udah lapar nih dari tadi." Pinta Hesti karena udah lapar.

Wina mendekati meja Randy dan berkata, "Kak, boleh minta kecapnya? soalnya kecap di meja saya udah abis."

Rio mengambilkan kecap di atas meja dan memberikannya ke Wina, " Ini, ambil aja. Kita udah pake kok.

"Makasih kak," jawabnya kecewa karena bukan Randy yang memberikannya.

Wina pun kembali ke tempat duduknya semula sambil membawa kecap yang di berikan oleh Rio.

"Ini kecapnya" ucapnya dengan kecewa dan meletakkan di atas meja.

"Engga di respon ya sama si jodoh, Upsst," ejeknya sambil memakan baksonya.

" Nanti kamu kualat sama adik sendiri loh" Nyumpahin Hesti dengan nada kesal.

" Udah bahasnya, makan tuh baksonya sampai habis." ucap Hesti.

"Iya.... iya," jawabnya pasrah.

setelah Wina dan Hesti selesai makan, dia menuju ke kelas untuk membawakan titipan air Mineralnya Lily. Sedangkan Rio masih betah di kantin karena mumpung hari ini di traktir oleh Randy.

Sesampai di ruangan, Lily masih menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

" Li... Li, bangun! Air mineral tadi kamu pesan udah datang nih." Menepuk nepuk pundaknya sambil memanggil nama Lily berulang kali.

" Hmm... simpan aja di situ." jawab lily mengangkat kepalanya sambil menunjuk di atas meja.

"Kalian mau pulang nggak? atau mau di sini dulu? tanyanya Hesti pada sahabatnya.

"Aku ngikut aja sama Lily, soalnya kan kita nebeng sama mobilnya Lily," ucap Wina dengan duduk di kursi.

"Gimana, Li, mau pulang enggak? tanyanya kembali

" Pulang aja deh, malas juga lama lama di kampus," putusnya Lily mengambil tasnya mencari kunci mobilnya dan memperbaiki jilbabnya yang kusut.

" Ayo! Tapi, jangan ngebut ya, nanti aku mati sebelum aku sampai rumah," kan aku belum nikah sama pangeran," ucapnya dengan cemberut karena mengingat kejadian tadi pagi.

"Hmm.... enggak janji," jawabnya dengan sedikit memicingkan matanya ke arah Wina.

" Atau aku yang bawa mobil. Bagaimana Li?" tanyanya Hesti kasian melihat Wina tadi pagi.

" Boleh ini kuncinya." Ucapnya dengan memberikan kunci mobil yang memiliki gantungan gitar minimal.

Mereka bertiga menuju parkiran untuk mengambil mobilnya yang terparkir dan ternyata mobilnya nggak bisa keluar gara-gara ada mobil yang menghalanginya.

"Aduh mobilnya nggak bisa keluar lagi, gimana mau pulang?" Keluh Wina sambil menendang nendang batu sembarangan.

"Mending kita ke taman belakang aja deh sambil nungguin mobilnya udah di keluarin." Ajak Hesti.

"Boleh.... boleh, aku mau nenangin diri soalnya sambil buat puisi juga." Ucap Lily mengiyakan ajakan Hesti, pasti bosan juga di rumah sendirian karena neneknya ada di ada di kebun belakang rumahnya kalau jam segini.

"Ayo! soalnya di sini panas sekali nanti scincare aku luntur loh, 'kan sekarang harga scincare lagi mahal tuh." keluh Wina yang mengkhawatirkan scincare mahalnya luntur sambil mengibas ngibaskan tangannya ke arah wajah.

"Kasian amat tuh Wina, nanti nggak ada yang mau sama dia kalau scincare nya luntur." ejek Hesti sambil tertawa terbahak-bahak.

"Emang temenku yang satu ini sangat pengertian dari dulu." Ucapnya Wina dengan memuji Hesti.

"Maaf ya, lagi nggak ada duit," canda Hesti karena udah dipuji sama Wina.

" Uang receh aku Terima kok," jawabnya dengan muka kasihan.

" Aduh, itu muka biar tidak dikasih gitu, udah jelek dari dulu." ejeknya Hesti sambil menertawakan ekspresi wajah Wina.

"Hey, kalian itu kapan selesai debatnya? kalau mau debat tuh bukan di sini tempatnya, Noh di lapangan teriak teriak biar semua orang bisa dengar" Potongnya Lily yang capek menunggu sahabatnya dari tadi ngoceh tidak jelas.

" Tuh si Wina yang lebay banget dari tadi." Adu Hesti ke Lily biar dianya nggak di salahkan.

"Iyaa deh, kan Hesti juga yang mulai." Ucapnya juga nggak mau di salahkan.

" Sudah... sudah. Ayo kita pergi!" pinta Lily sambil berjalan meninggalkan sahabatnya.

"Li, tunggu dong." teriak Wina sambil ngejar Lily yang sudah jauh di depan.

Lily menghiraukan teriakan Wina tanpa menengok ke belakang.

*** Makasih yah, yang masih setia sama aku, Upsst.... tulisan aku maksudnya***

1
ナディン(nadin)
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Odette/Odile
Suspensnya bikin nagih
Arsène Lupin III
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!