kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JEBAKAN ALDI
Saat akan melakukan tugas kesehariannya, Anita melekatkan minumannya di pantry di atas meja.
"Lia Aku ke counter yah, Kamu mau bersihkan tempat yang mana?"
"Tuh pojokan sana, pasti sampahnya banyak"
Dan Mereka pun pergi ke tempat tujuan pekerjaan.
Melihat ke kanan dan ke kiri sepertinya semua karyawan sibuk dengan pekerjaannya, Aldi kini mulai mendekati minuman milik Anita, merasa aman tak ada yang melihat Aldi segera memasukan sesuatu ke dalam minuman Anita.
Setelah melakukan aksi itu, Aldi tersenyum jahat, sepertinya Aldi ingin berbuat suatu hal pada Anita.
Dan sampailah Bu Riana di rumahnya, Ia segera masuk dan duduk di sofa menunggu kedatangan Bu Leni.
Beberapa menit kemudian datanglah Bu Leni bersama Tania, Mereka pun memasuki rumah kediaman keluarga Saputra.
"Akhirnya Kalian datang juga"
Bu Leni hanya tersenyum sinis kemudian Ia langsung mengatakan hal penting yang ingin di sampaikan.
"Kenapa Seno menceraikan anak Saya tanpa memberitahu Saya sebagai orang tua Tania"
"Kalau soal itu Saya saja orang tuanya Seno tidak di beritahu, apalgi Mereka membuat perjanjian pranikah itu pun tanpa Saya tahu, jadi Bu Leni tidak harus menyalahkan Saya dalam hal ini"
"Tapi Saya dengar Seno mendekati wanita lain, itu artinya Seno selingkuh bukan?"
Merasa tak terima putranya di anggap jelek, Bu Riana pun menjawab,
"Jaga mulut Kamu Leni, Putra Saya tidak pernah berselingkuh, perceraian ini terjadi sebelum datangnya wanita itu"
"Kenapa Bu Riana membela kelakuan Putra ibu, jelas-jelas Seno sudah menyakiti anak Saya, menceraikan Tania dengan alasan perjanjian pranikah, yang tidak jelas asal-usulnya"
Pembicaraan semakin memanas, Bu Riana pun menjawab,
"Tidak jelas, silahkan tanya anak Ibu Tania, apa isi dari perjanjian pranikah itu"
Tania kini merasa gugup, karena dari penjelasannya semalam kepada ibunya, Tania selalu mengarahkan jika Seno telah berselingkuh.
"Ayo Tania jelaskan"
Ucap Bu Riana dengan paksa terhadap Tania.
"Sekalian Saya juga ada hal penting yang ingin Saya tanyakan dengan Putri anda?"
Tania kini merasa tegang pertanyaan apa yang ingin di sampaikan oleh mantan mertuanya itu.
"Siapa ayah Fathia yang sebenarnya?"
Benar saja, pertanyaan yang selalu Tania takutkan kini di tanyakan oleh mantan mertuanya.
"Fathia ya anak Seno Mah"
Bu Leni yang tahu akan hal ini, kini membantu putrinya dengan meneruskan kebohongan.
"Bicara Apa anda ini, jelas Fathia anak Seno"
"Jadi kalian tidak mau jujur ya kepada Saya, Doni... Bawa surat itu, biar Saya tunjukkan pada Mereka"
"Surat apa?"
Ucap dalam hati Tania merasa takut dan tegang.
"Lihat ini dan baca baik-baik"
Bu Leni mengambil sehelai kertas bertuliskan hasil test DNA.
"Tidak mungkin.. tidak mungkin Bu Riana tahu soal ini"
Ucap Bu Leni dalam hatinya dengan terus membaca isi surat, lalu Tania mengambil paksa surat itu dan membacanya.
Sungguh Tania tak dapat menjawab apa-apa lagi, setelah terungkapnya kebohongan ini, Tania langsung meminta maaf pada Bu Riana.
"Mah... maafkan Aku, Aku benar-benar gak ada pilihan lagi waktu itu, dan cuma Seno yang bisa bantu Aku dan keluarga"
"Bantu apa... Bantu menutupi aib Kamu dan keluarga Kamu... iya begitu, Kalian sengaja jadikan anak Saya kambing hitam untuk menutupi kelakukan busuk Kamu"
"Bu Riana bisa tidak sih Ibu lebih bijak dalam bicara, Putri Saya tidak seburuk itu"
Ucap Bu Leni menanggapi asumsi Bu Riana.
"Dan Kamu Leni.. Kamu sudah menipu Saya selama lima tahun ini, sungguh Kalian keluarga yang jahat"
Ucap kebencian Riana terhadap Leni dan Tania.
Namun ada selembar lagi hasil test DNA, Tania penasaran dan membuka isinya, dan betapa terkejutnya Tania mengetahui jika Sena adalah anak kandung Seno.
"Apa... Ini gak mungkin, Sena anak kandung Seno"
Merasa lemah dan sudah kalah jauh dari Anita, kini tak ada sesuatu lagi yang dapat menahan Seno untuk tidak menikahi Anita.
"Kamu kaget ya... Saya juga kaget sangat kaget dan terkejut ternyata, selama ini Seno meninggalkan wanita yang sedang mengandung anaknya hanya untuk menikahi Kamu wanita yang justru mengandung anak orang lain bukan darah keturunan keluarga Saputra"
Bu Leni dan Tania semakin terdesak, tak di sangka kedatangannya malah membuat semua aib terbongkar.
"Dan ini hal penting yang ingin Saya sampaikan untuk Kalian, karena Fathia bukan darah keluarga Saputra, maka Ia tidak akan pernah mendapatkan warisan sepeserpun"
Leni dan Tania terkejut mendengar hal itu, lalu Tania menjawab,
"Tapi Mah, bukankah Mamah sayang dengan Fathia, Mamah sudah seperti Oma asli untuk Fathia, Aku mohon jangan hancurkan perasaannya Mah"
Tania memohon dan meminta pada Bu Riana.
"Kamu gak perlu khawatir Saya sayang dengan Fathia, tapi untuk warisan tidak bisa.. karena keluarga Kami, hanya akan memberi kepada penerus keluarga ini"
Mendengar pernyataan Bu Riana, Tania kini semakin membenci Anita.
"Tania sayang, sudah Nak Mamah kesini niatnya ingin membantu Kamu, tapi karena sudah seperti ini, tidak ada lagi yang bisa Kita bicarakan"
Ucap Bu Leni dengan memegang bahu putrinya untuk segara berdiri.
"Bagus kalau Kalian mengerti"
Bu Riana berkata dengan nada yang begitu ketus.
Bu Leni kini menatap sinis Bu Riana, lalu Ia mengatakan,
"Dengar Bu Riana, Saya juga tidak butuh sepeserpun harta anda untuk Fathia, Saya masih bisa menghidupi anak dan cucu Saya, harusnya Bu Riana itu terimakasih sama keluarga Kami, karena keluarga Kami lah perusahaan keluarga Kalian bisa di selamatkan"
Mendengar kembali cerita itu, Bu Riana pun menjawab,
"Saya tidak pernah tahu soal perusahaan, yang Saya tahu hanya perjodohan keluarga Kita, dan perjanjian pranikah itu di buat oleh Seno dan Tania sendiri, lalu di saksikan almarhum suami Saya, Saya juga tidak tahu apa-apa soal itu, hanya yang Saya tidak sangka, Saya pikir Saya menjodohkan Seno dengan wanita bermartabat, ternyata tidak seindah yang Saya pikirkan, Kamu tidak lebih dari murahan Tania, yang mengambil kesempatan dalam kesusahan orang lain"
Kata-kata yang begitu tajam keluar dari mulut Bu Riana, Mereka berdua pun mati kutu tak dapat menjawab bantahan Bu Riana.
Pekerjaan Anita pun selesai Ia melihat jam tangannya sudah pukul 16.30.
"Waktunya pulang"
Ucapnya berkata pada diri sendiri, Anita pun menghubungi Seno untuk menjemputnya jika tidak sedang sibuk.
"Gak sibuk kok sayang, ya sudah tunggu 15 menit lagi ya"
"Oke.. Aku di pantry ya kalau Kamu cari Aku"
Sambil menunggu Seno, Anita pun duduk lalu meminum minuman herbal tadi yang belum habis, beberapa tegukan membuatnya cukup merasa segar seharian lelah bekerja.
"Lumayan juga nih minuman"
Namun beberapa saat kemudian kepala Anita mulai terasa pusing.
"Aduh...kenapa ini, kok jadi pusing"
Anita pun berusaha berdiri dan berjalan namun rasa pusing di kepalanya semakin berat, Ia berjalan dengan sempoyongan, dengan bersandar memegangi dinding.
Aldi yang sudah menunggu waktu ini kini datang di hadapan Anita dengan berpura-pura bertanya.
"Anita Kamu mau pulang?"
"Iya Aku mau pulang, Kamu..."
pandangan Anita kini kabur, Ia tak bisa mengenali siapa sosok yang ada di hadapannya.
Tiba-tiba Lia yang sedang berjalan melihat Anita sedang berbicara dengan Aldi di pantry, Lia pun menghentikan langkahnya tak jadi masuk pantry.
"Anita, Aldi, mereka sedang apa?"
Tanya Lia berkata pada dirinya sendiri.
Tak kuat menahan rasa pusing yang berputar-putar Anita pun terjatuh dan Aldi menangkap Anita dalam pelukannya.
"Bagus.. Obatnya sudah beraksi, Anita malam ini Kamu milik Saya"
Ucap Aldi dalam hatinya merasa senang Anita telah pingsan.
Lia merasa khawatir dengan keselamatan Anita, Ia bingung harus berbuat apa jika Ia muncul saat ini juga, Ia pun takut Aldi akan berbuat hal yang tidak-tidak padanya, dengan segera Ia menghubungi Seno.
"Untung Aku punya nomornya"
Sejak kejadian di hotel itu Seno merasa khawatir akan keselamatan Anita, jadi Seno meminta nomor Lia dan sebaliknya Lia menyimpan nomor Seno agar Mereka bisa berkomunikasi memberikan informasi apa saja yang terjadi di tempat bekerja.
"Halo.. Lia ada apa?"
"Seno gawat, tadi Aku lihat Anita pingsan dan di bawa sama Aldi"
"Apa....?"
Seno kaget mendengar berita itu hingga Ia menginjak rem mobil seketika.
"Anita di bawa kemana Lia, tolong Lia Kamu ikuti Mereka tapi jangan sampai Aldi tahu"
Lia mengerti akan perintah Seno, Lia pun diam-diam mengikuti kemana Aldi pergi membawa Anita.
Anita kini berada dalam mobil Aldi, dan Aldi memandangi wajah Anita kemudian Ia membelai pipi Anita dengan berkata,
"Anita...Kamu itu cocoknya sama Aku, bukan dengan Seno, Aku yang selalu menunggu Kamu, tapi Kamu malah memilih Seno, sekarang Kamu ikut Aku dulu ya"
Ucap Aldi yang seperti orang gila berbicara pada seseorang yang sedang pingsan, Aldi segara melaju menuju tempat yang sudah Ia siapkan.
Sementara Lia pandangannya tak luput dengan terus mengikuti kemana Aldi pergi. Dan kini sampailah Aldi di depan hotel horison, Ia berjalan membawa Anita menggunakan kursi roda, agar orang-orang tak ada yang merasa curiga akan perbuatannya.
Lia langsung menghubungi Seno dan mengatakan jika Anita di bawa ke hotel horison.
"Hotel horison"
"Hotel itu kan hotel yang sama sewaktu Aldi mengajak Anita berkencan"
Ucap Seno berkata dalam hatinya.
"Oke... Lia tolong Kamu masuk dan ikuti di kamar berapa Aldi membawa Anita"
"Baik Seno, semoga Aku gak kehilangan jejak Mereka"
Lia segera turun dari taksi dan mengikuti Aldi diam-diam.
Aldi terus berjalan tanpa merasa ada yang sedang mengikuti dirinya, setelah sampai di depan pintu kamar Aldi mengeluarkan kunci kamar dari sakunya, lalu membuka pintu tersebut dan membawa Anita masuk ke dalam.
Setelah Aldi dan Anita sudah masuk ke kamar, Lia langsung berlari dan memandangi pintu tersebut.
" Kamar nomor 41"
Itulah isi pesan Lia untk Seno.
"Kamar yang sama, artinya Aldi benar-benar ingin berbuat yang macam-macam dengan Anita, bajingan Lo Aldi"
Seno terlihat marah, dan Ia dengan segera menuju hotel horison.
Aldi meniduri Anita di atas ranjang, dan Ia memandangi setiap inci tubuh Anita.
"Kamu itu cantik banget, Kamu seksi, Aku gak kuat Anita setiap melihat Kamu rasanya, Aku ingin bercinta sama Kamu"
Aldi mulai melepaskan pakaian Anita, hingga kini Anita hanya berbalut bra saja"
sungguh pemandangan yang sangat indah bagi Aldi, birahinya mulai naik melihat keindahan tubuh Anita.
Sesampainya disana, Lia sudah menunggu kedatangan Seno, dan Seno mendekati kamar tersebut.
"Ini kamarnya Seno, Anita ada di dalam"
Ucap Lia dengan perasaan yang begitu khawatir.
"Kamu tenang, Aku sudah dapat kunci cadangannya"
Ternyata Seno mendatangi resepsionis dan meminta kunci cadangan, Seno beralasan jika kuncinya hilang saat makan di restoran sebelah, begitu banyak pertanyaan untungnya Seno mudah menjawab sebab Aldi adalah teman dekatnya jadi mudah baginya menjawab pertanyaan tentang informasi Aldi.