apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keseharianku episode 19
"Kalau kamu bilang ke ayah, kan ayah bisa alasan ke ibuk ngajak kamu keluar kemana gitu saat ayah libur kerja, jadi bisa ngajari kamu mengendarai motor di lapangan yang dekat dengan balai RW sana. Iyakan?" Ayah mencoba menenangkanku. "I...ii...iya yah, maaf ya Yah, aku takut ayah juga akan marah kalau aku kasihtahu ayah. Maaf ya Yah" segera ku peluk ayah. "Gapapa nak, besok Sabtu pagi kan ayah libur, ayo kita jalan-jalan, nanti alasan ke ibuk kalau ayah mau beli sarapan atau apa gitu, terus ngajak kamu, terus kita belajar mengendarai motor yaa" ucap ayah. "Ya Allah, iya yah..siap, terimakasih banyak ya Yah" pelukku semakin erat. "Sudah jangan nangis lagi, jangan lagi diam-diam belajar mengendarai motor sendiri, kalau kenapa-kenapa terus ga ada yang tahu, siapa yang bakal tanggungjawab?" Ujar ayah. "Iya yah" ucapku sembari menghapus airmataku.
Tak lama terdengar adzan subuh, "ayo masuk, sebentar lagi ibumu bangun, nanti akan banyak pertanyaan. Ayo buruan" ajak ayah. Akupun melangkah mengikuti ayah masuk kedalam rumah, segera langsung masuk kekamar dan ayah melanjutkan masuk kekamar mandi untuk persiapan sholat subuh di masjid dekat rumah. Rasanya lega, saat mengetahui respon ayah sewaktu mengetahui begitu inginnya aku bisa mahir mengendarai motor. Dan sejujurnya aku tak menyangka kalau ayah mendukungku untuk belajar mengendarai motor, karena ibu sudah sedari awal melarang ayah untuk mengajari ku, jadi akupun berpikiran kalau ayah juga ga bakal mendukungku. Ternyata aku salah paham.
Beranjak di kelas 2 SMA, sewajarnya remaja-remaja lain seusiaku, ada fase saat mempunyai rasa suka pada lawan jenis. Begitupun denganku, hanya karena aku sekolah di sekolah yang notabene banyak siswa perempuannya (kalau dulu ada sekolah jenjang SMA dengan sebutan SMEA kepanjangannya Sekolah Menengah Ekonomi Akuntansi), jadi rasa suka yang kumiliki kutujukan pada siswa laki-laki yang bersekolah dekat dengan area sekolahku. Aku menyukai seseorang dengan karakter yang menurutku mirip seperti ayahku, namanya Darian. yaaa...aku begitu mengidolakan ayahku hingga aku bertekad dan bercita-cita, esok jodohku adalah sosok yang seperti ayah, sabar - penyayang - mengalah - mengayomi dan berwibawa. Oh iya, dengan situasi kondisi dirumahku, otomatis aku menjalin hubungan dengan Darian ini secara diam-diam yang istilah kerennya backstreet, biar ga ketahuan sama ayah atau ibuku juga saudara-saudaraku yang lain maka aku hanya bisa bertemu Darian saat pulang sekolah saja, itupun jika jam pulang kami barengan. Tapi namanya cinta monyet, ketemu hanya saat pulang sekolah yang seringnya berpapasan serta dulu masih belum ada gawai yang mempermudah komunikasi. Maka terlalu banyak konflik yang tidak terselesaikan. Salah satu contohnya, saat itu, karena ada rapat guru maka jam pulang sekolah dimajukan, aku dan beberapa temanku sepakat untuk makan bakso di warung sekitar sekolahanku, karena kebetulan juga ada salah satu temen sekelasku yang sedang ulangtahun, jadi dia berniat untuk mentraktir beberapa dari kami yang berteman berbeda kelas untuk makan bakso. Dan dikarenakan hari sebelumnya aku tidak bertemu dengan Darian, otomatis aku langsung mengiyakan ajakan temanku dan tidak memberitahu Darian karena kupikir jam pulang sekolah Darian seperti biasanya. Ternyata sepulang sekolah hari itu, Darian sudah menungguku di dekat gerbang sekolah, "hai Yang" sapa Darian begitu dia melihatku. "Hai Rian, tumben nungguin disini?" Sapaku balik, "iya, mau ngajak kamu buat makan mie ayam, kebetulan kita sama-sama pulang cepat, jadi ada waktu buat jalan sama kamu" jawab Darian.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi