NovelToon NovelToon
When The Heavy Rain Comes To You

When The Heavy Rain Comes To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda Dwi

Lunar Paramitha Yudhistia yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya menikah lagi dengan rekan kerjanya. Ia tak terima akan hal tersebut namun tak bisa berbuat apa-apa.

Tak disangka-sangka, wanita yang menjadi istri muda sang Ayah menaruh dendam padanya. ia melakukan banyak hal untuk membuat Lunar menderita, hingga puncaknya ia berhasil membuat gadis itu diusir oleh ayahnya.

Hal itu membuatnya terpukul, ia berjalan tanpa arah dan tujuan di tengah derasnya hujan hingga seorang pria dengan sebuah payung hitam besar menghampirinya.

Kemudian pria itu memutuskan untuk membawa Lunar bersamanya.

Apa yang akan terjadi dengan mereka selanjutnya? Yuk, buruan baca!

Ig: @.reddisna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 04. Mrs Anne's Birthday Party

Hari ini Tuan Selatan membawaku ke pesta perayaan ulang tahun ibunya yang ke enam puluh. Ia menyetir mobil dengan sangat tenang dan tidak ada percakapan apapun diantara kami selama perjalanan menuju gedung tempat pesta diadakan. Aku pun tak berniat untuk memulai percakapan dan hanya melihat keluar jendela.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit kami akhirnya sampai di sebuah hotel bintang lima terbaik di Kota ini, kemudian kami naik ke lantai tiga. Tempat pesta meriah ini diadakan. Acara ini benar-benar menakjubkan, aku terkesima melihat dekorasi megahnya. Bisa mengadakan pesta semegah ini pastilah keluarganya bukan keluarga sembarangan.

Aku mengikuti langkah Tuan Selatan, ia menghampiri sang ibu yang tengah sibuk menyapa tamu. Ia segera memeluk ibunya dan mencium pipi wanita paruh baya itu.

Sang ibu tersenyum kepadanya, kemudian mencium kening sang putra. Keduanya tampak berseri-seri hari ini.

"Selamat ulang tahun, Ibu. Aku mencintaimu."

"Terima kasih, Sayang. Ibu benar-benar menikmati pesta ini," ucapnya sembari membelai wajah sang putra.

Ibunya kemudian menoleh ke arahku, ia tersenyum ke arahku dengan begitu manis. Ia masih tampak cantik walau sudah berusia enam puluhan. Dia menghampiri diriku dan memegang kedua tanganku. Aku hanya tersenyum canggung.

"Jadi, kadoku tahun ini adalah calon menantu yang cantik ini ya?" pujinya sambil mengusap-usap tanganku.

Aku hanya menunduk setelah mendengar ucapannya, wajahku memerah seperti udang rebus yang baru dimasak.

"Eh itu.." aku menahan ucapanku dan menoleh ke Tuan Selatan, berharap ia akan menjelaskannya.

Tuan Selatan memegang kedua bahu dari sang Ibu, kemudian ia mulai menjelaskan siapa diriku, "Maaf Ibu, dia bukan calon istriku. Dia adalah asisten pribadiku yang baru, namanya Lunar dan ia tinggal bersamaku. Aku membawanya ke sini karena ada masalah yang harus diselesaikan," jelasnya dengan lembut.

"Ah, ternyata begitu," tampak kecewa.

Kemudian kamipun berbincang-bincang selama beberapa waktu, kami membicarakan banyak hal. Bahkan wanita paruh baya yang dikenal sebagai Nyonya Anne itu menceritakan masa kecil putranya kepadaku. Ia bilang masa kecil Tuan Selatan penuh dengan drama, ia pernah menangis selama dua jam penuh hanya karena tak ada telur mata sapi untuk sarapannya, dan masih banyak lagi cerita lucu lainnya.

Aku dapat melihat wajah Tuan Selatan yang memerah karena menahan malu, ia berusaha menghentikan sang Ibu namun tidak bisa. Wajahnya yang memerah terlihat menggemaskan sekali. Eh?

Setelah kami selesai berbincang, Nyonya Anne mengajak kami untuk menyapa tamu-tamu yang hadir malam ini. Namun sebelum kami melangkah ada beberapa orang yang menghampiri kami. Tampaknya mereka adalah satu keluarga. Seorang pria paruh baya bersama istri dan anak perempuannya.

Hey, aku tau siapa anak perempuan itu. Barbara Vettel, gadis sombong yang merebut kado milik Tuan Selatan kemarin. Sungguh kebetulan kami bisa bertemu di sini. Wajahnya tampak berseri-seri dengan riasan menornya yang membuatku muak.

Pria baruh baya itu pasti Sebastian Vettel, ia segera berjalan ke arah Nyonya Anne dan Tuan Selatan dan mulai berbasa-basi untuk mendapatkan atensi keduanya. Aku dapat melihat raut wajah Tuan Selatan yang malas ketika ia berbicara omong kosong.

"Kami punya hadiah untuk Nyonya Anne, semoga dengan ini anda mau mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan Vettel’s Group, kemari sayang berikan hadiah itu pada Nyonya Anne," menyuruh sang putri untuk menyerahkan hadiah tersebut.

Barbara berjalan ke arah Nyonya Anne dengan anggun,- maksudku berpura-pura anggun. Aslinya sih seperti monyet kesetanan. Ia bahkan mencuri-curi pandang pada Tuanku. Ia sedikit terkejut saat melihatku berada di samping Nyonya Anne.

"Terimalah kado ini Nyonya, kami menyiapkan kado dengan tulus dan memilihnya dengan penuh kasih," ucapnya sambil tersenyum sok manis. Aku benar-benar ingin muntah melihatnya.

Tuan Selatan yang mendengar ucapannya hanya tersenyum tipis sembari melipat kedua tangannya di dada, "Apa kau benar-benar memilihnya dengan penuh kasih? Bukankah kau mencurinya dari asisten pribadiku?" nadanya terdengar santai namun mengintimidasi lawannya.

Orang-orang yang berada di ruangan itupun mulai mengerami kami dan mulai berbisik-bisik, bahkan ada yang melakukan siaran langsung. Ini akan menjadi malam yang menyenangkan.

Keluarga Vettel yang melihat kerumunan itu semakin banyak pun merasa ketakutan, aku dapat melihat dari raut wajah mereka yang pucat pasi dan keringat yang bercucuran, terutama si nona muda Vettel yang angkuh. Ia mati kutu.

"Itu tidak seperti yang Tuan katakan…" ucapnya dengan terbata-bata.

"Benar tuan, putriku tak mungkin seperti itu. Mungkin asistenmu salah orang," sang ayah menimpali.

"Atas dasar apa aku harus mmpercayaimu? Aku lebih mempercayai orangku daripada dirimu!" tegasnya.

"Dia pasti berbohong!" Barbara menunjukku dengan tatapan kebencian.

Tuan Selatan hanya menatapnya dengan dingin, sementara Nyonya Anne tampak terkejut dengan kejadian ini namun aku berusaha meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kita hanya perlu menonton pertunjukkan yang telah disiapkan oleh putranya.

Aku menatap Barbara dengan tatapan sombong, bermaksud untuk mengejeknya. Namun ia malah hilang kendali, ia berusaha untuk menamparku tapi malah mengenai Nyonnya Anne yang hendak melindungiku. Akupun tanpa sadar berteriak, dan Barbara tampak terkejut.

"Wah, berani sekali dia menampar Nyonya Anne, keluarganya akan tamat setelah ini," ucap orang-orang di ruangan itu.

Tuan dan Nyonya Vettel yang melihatnya pun langsung menarik lengan putrinya, "Apa yang kau lakukan bodoh!" mereka menampar putri semata wayangnya dengan sangat keras hingga meninggalkan bekas di sana.

Tuan Vettel segera berlutut untuk meminta maaf pada Nyonya Anne, aku tau ia melakukan ini untuk menyelamatkan karirnya bukan benar-benar tulus meminta maaf. Ia pun memarahi anak dan istrinya lalu menyuruhku mereka untuk berlutut bersamanya. Aku ingin sekali tertawa melihatnya, kemarin ia sangat sombong dan lihatlah sekarang ia berlutut di hadapan kami.

Kerumunan orang itu semakin ricuh hingga petugas keamanan datang memeriksa. Namun mereka tak bisa apa-apa karena ada Tuanku di sini. Mereka hanya menunggu di depan pintu masuk dan menunggu perintah.

"Maaf, maafkan kami tuan," mereka membenturkan kepalanya berkali-kali ke lantai untuk mendapatkan simpati dari Tuan Selatan.

"Wah lihat mereka seperti anjing yang memohon ampun pada tuannya," seru salah satu tamu undangan.

"Huh, maaf? Setelah putrimu menampar ibuku dan melukai orangku kemarin … kalian masih berani meminta maaf? Aku tak sudi melihat wajah menjijikkan kalian," ucapnya sembari melemparkan tatapan mengintimidasi pada mereka.

Wajah kepala keluarga Vettel itu tampak menyedihkan setelah mendengar ucapan Tuanku, kemudian menghampiri putrinya dan menamparnya berkali hingga wajahnya bengkak. Ia melontarkan kata-kata tak pantas pada putrinya.

"Menyedihkan," gumamku. Senyum kemenangan tersungging di wajahku.

Nyonya Anne kemudian angkat bicara, ia menyuruh petugas keamanan untuk membawa mereka keluar karena telah menimbulkan keributan yang sangat besar. Ia berjalan pelan ke arah putranya dan menenangkannya. Aku hanya melihatnya dengan senyum simpul yang terukir di wajahku.

Setelah kejadian itu berakhir pesta perayaaan ini berjalan sebagaimana mestinya, aku menikmati berbagai hidangan yang ada dan menari dengan tamu-tamu undangan lainnya, melupakan sejenak ketidakadilan dalam hidup ini.

1
Aksara_Dee
suka bacanya gimana dong...🩷🩷
Mampir juga di karyaku ya ka
Aksara_Dee
Karya yang bagus Kaka
Sylvia Rosyta
masih nyimak ceritanya
Reddisna: /Rose/
total 1 replies
Aiyub Umikalsum
tetap semangat semangat.
SnowDrop❄️
Wuiss,,, kata demi katanya tersusun dengan sangat sangat kerenn🦋
S.gultom
semangat Thor 🤛
Jihan Hwang
hai kak aku sudah mampir /Smile/
semangat terus
Momo🦀
Hai kak, aku mampir ya🤗 semangat ya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hallo,semangat thor/Smile//Smile/
putribulan
aku mampir kak, semangat ya
Queen
semangat kakak 🔥🔥
seczzby
semngttt thorrr💗💗💗
Alta💕
Hai kakak, aku mampir dan🌹untuk kakak, kata-kata yang kakak tulis puitis😊
Momo🦀: hai kk makasih sudah mau meluangkan waktunya 🙏🙏 sukses terus kk🤗
🇷‌🇭‌: ak mampir untk kakak
total 3 replies
Little Sister
ditunggu episode selanjutnya 😉
Ellana_michelle
semangat kakk, jangan lupa mampir/Smile/
Reddisna: Terimakasih sudah mampir.
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
Reddisna: Terima kasih sudah mampir.
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel'ku jika berkenan 😊
Reddisna: Terimakasih sudah mampir. 💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!