Review Season 1
Setelah Jagat Menikahi Eriska dan Di serang oleh Laskar Dedemit, Pada akhirnya Laskar Dedemit dapat di Musnahkan, tetapi sayangnya Guru Besar Laskar Dedemit yaitu Nara Dapat melarikan diri dalam keadaan luka parah.
Mandala Adijaya Yang mencintai Eriska, dan membenci jagat yang ingin balas dendam dengan mendapatkan kekuatan setelah di jadikan boneka mayat bermutasi, Akhirnya mati mengenaskan di tangan jagat.
***
Ikuti Petualangan Jagat di season 2 ini, Seperti Petualangan Jagat di Thailand,
Petualangan Jagat di Desa Terpencil dan petualangan Jagat lainnya.
***
Jangan Lupa Like And Folow Ya guys Ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dani Sutisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Malam Pertama
Bab 4 Malam Pertama
POV : Jagat
Di kamar hotel presidensial di hotel Arssad aku dan Eriska berbaring di tempat tidur, kita berdua baru saja selesai melaksanakan upacara pernikahan.
Aku hanya menggunakan celana pendek dan kaos dalam berwarna putih, sedangkan Eriska berbaring dan menempelkan kepalanya di dada ku.
Aku mengusap ngusap rambutnya yang tergerai indah, kami berdua mengobrol ringan, aku pun bertanya kepada dia "Sayang apa yang kamu lakukan selama di pingit, apakah kamu merindukan ku ?"
Tentu saja itu hanyalah basa basi untuk melancarkan rayuan gombal ku, karena ini malam pertama di hari pernikahan ku.
Meskipun aku sering mencangkul kebun milik Eriska, tetapi ini malam pertama dan mencangkul kebunnya Halal, bukan berzina seperti yang selama ini kita lakukan.
Eriska menganggukan kepalanya "Ya sayang aku sangat merindukan mu, andai saja okki jelly drink bukan hanya menunda lapar tapi menunda rasa kangen ku padamu, mungkin saja di lemari es ku sudah banyak aku simpan dan aku minum.
Tapi sayangnya rindu ini berat, sehingga aku menyibukkan diri mempelajari Talisman dan membuat banyak jimat serta mempelajari kitab seribu racun dan membuat banyak racun ringan dan bom peledak cinta"
Dari mengusapkan usap rambut Eriska, tangan ku turun ke punggung, lalu tangan ku naik ke atas bukit.
Seperti anak anak Pramuka yang sedang haiking ke gunung, mereka sering menyanyikan lagu seperti ini "Naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali"
Ya tangan ku ini juga seperti anak Pramuka yang sedang naik ke puncak gunung dan sampai ke puncak.
Eriska pun menggeliat karena kegelian, dia yang awalnya berbaring menelungkup merubah posisi tidurnya menjadi terlentang, dia pengertian supaya kedua tangan ku naik keatas gunung kembar miliknya.
Ya selama beberapa Minggu ini kami tidak bertemu, karena Eriska di pingit oleh keluarganya dan tidak boleh keluar rumah.
Memang terlihat Eriska lebih putih karena tidak terkena sinar matahari, dan tubuhnya padat berisi karena dia sering latihan di rumah.
Jujur meskipun aku sering mencangkul kebun milik istri istri ku, aku rindu mencangkul kebun milik Eriska.
Semua istri ku memiliki tubuh kontitusi khusus, sehingga sensasi setiap orang berbeda, dan semua itu menjadi candu ku.
Eriska sendiri memiliki tubuh kontitusi khusus yaitu tubuh Dewi Racun, mencangkul kebun milik Eriska bisa membuat ku kebal terhadap racun apapun.
Bisa di katakan tubuh Eriska adalah penawar racun dari segala racun, dan darahnya bisa menetralkan racun yang terkuat sekali pun, karena itu keistimewaan tubuh kontitusi khusus Dewi Racun.
Jujur hari ini aku sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan Eriska dan bisa menyerap energi spiritual yang dia miliki untuk aku jadikan kekuatan ku supaya aku juga kebal racun.
Setelah naik ke atas puncak gunung salah satu tangan ku turun kebawah dan berjalan menjauh gunung, kemudian ketika tangan ku ingin turun ke lembah tangan Eriska mencegahnya.
Dia pun berkata "Sayang maafkan aku, hari ini aku tidak bisa melakukan malam pertama dengan mu"
Mendengar itu aku menaikan alis ku "Mengapa?" Tanya ku.
Eriska Berkata dengan penuh penyesalan "Kebun ku sedang kebanjiran, aku palang merah remaja"
Aku pun tersenyum masam, jujur ini kentang banget, pikiran ku sudah menerawang jauh dan membayangkan aku bisa mencangkul kebun hari ini, tetapi sayangnya kebunnya kebanjiran.
Eriska bangun kemudian duduk dan beringsut di depan cangkul yang dalam keadaan berdiri, Eriska membuka gudang penyimpanan cangkul ku.
Dia memegang dan meremasnya kemudian dia berkata "Aku tahu Azuka sering melakukan ini, supaya kamu tidak terlalu kentang, aku akan membantu kamu untuk pemanasan.
Di kamar sebelah tempat saudara ku menginap, kamu bisa pergi ke sana untuk mencangkul kebun mereka, sekali lagi maaf karena kebun ku sedang kebanjiran"
Setelah setelah berkata seperti itu wajah Eriska menunduk dan melumat cangkul ku sampai aku kegelian.
U.... Arrrgh.....
Aku meringis antara geli dan nikmat, tetapi aku tidak bisa mencapai puncak kalau tidak mencangkul kebun sampai dalam.
Sehingga setelah beberapa lama aku menghentikan kepala Eriska yang sedang naik turun, aku kecup dia dan berkata "Mulut mu pasti pegal, tidur lah aku akan pergi ke kamar sebelah Untuk mencangkul saudara mu"
Aku pun bangkit dan keluar dari kamar hotel dan menuju kamar sebelah dan kebetulan pintu kamar tidur di kunci, terlihat di atas tempat tidur ada Elis, Sofy dan Raya dengan memakai lingerie seksi.
Melihat aku datang mereka tersenyum bahkan Elis melambaikan tangannya "Ayo kemari mas say, jangan lupa kunci pintunya"
Aku pun mengunci pintu dan bergegas naik ke atas tempat tidur, aku pun mencangkul kebun ketiga orang istriku itu sampai mereka terkapar dan bersimbah keringat.
Ya aku mencangkul kebun sampai 3 jam lamanya dan aku mencangkul kebun sampai dalam, sehingga kebun mereka pun mengeluarkan air dan mereka terbaring lemas.
Sayangnya, cangkul ku masih dalam keadaan tegak berdiri, cangkul ku tidak mudah loyo meskipun mencangkul 3 kebun sekaligus.
Belum puas dengan ketiga istri ku aku pun bertanya "Di mana kamar Azuka, Dias, Dara dan Sekar?"
Tidak ada yang menjawab pertanyaan ku, karena Elis dan raya terdengar sudah mendengkur, hanya Sofy yang masih membuka matanya.
Dengan nada yang mengantuk dia berkata "Mereka ada di sebelah kamar pengantin mu"
Aku pun bangkit dan bergegas menuju kamar satunya lagi, dan benar saja mereka sedang asik mengobrol di atas tempat tidur.
Aku menutup pintu dan menguncinya, kemudian aku langsung melepaskan semua pakaian yang aku pakai.
Mereka pun tersenyum dan pasrah kebun mereka aku cangkul dan aku pun melakukannya sampai hari menjelang subuh
Setelah puasa aku kembali ke kamar ku sendiri naik ke atas tempat tidur dan memeluk Eriska yang tertidur pulas.
Merasakan pelukan hangat ku, dia pun balas memeluk ku dengan penuh cinta.
Aku dan Eriska pun bangun di siang hari, aku dan Eriska membersihkan diri dan di kamar mandi aku kembali di servis Eriska.
Meskipun tidak bercocok tanam, cangkul ku di servis tangan dan mulut Eriska Samapi aku pun mencapai puncak kenikmatan dunia.
Arrrgh.....
"Terima kasih sayang" ucap ku sambil mengecup keningnya.
"Tidak apa apa, maaf karena malam pengantin kita tertunda, paling 2 sampai 3 hari lagi kebun ku sudah kering, kamu bisa mencangkul dan menanam benih sepuasnya, aku rela kalau kamu membuat jalan ku ngangkang" jawab Eriska memberi kepastian kebunnya yang akan mengering.
Ya pemberitahuan itu sebenarnya membuat aku bahagia, karena dalam 2 sampai 3 hari aku bisa belah duren.
Kebahagiaan itu sederhana, cukup mendengar kabar gembira walaupun tidak pasti maka akan merasa bahagia.
Apalagi pemberitahuan bahwa kebun milik Eriska akan mengering dan aku pasti akan siap mencangkulnya dan menanam benih di kebun kita.
Bahkan Keluarga Wijaya dan Sandjaya ingin agar Eriska segera mendapatkan momongan, karena itu sebagai pengikat antara keluarga Wijaya dan keluarga Sandjaya.
Kalau sampai Eriska memiliki anak dari hasil buah cinta kami, maka arwah kakek Eriska akan tenang di alam sana, karena perjanjian antara kakek badar dan kakek Eriska sudah terwujud.
***
* Bersambung