Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Memperbaiki Hubungan
Duduk di depan rumah, Kenan diam dengan pikiran yang melayang-layang. Hati dan pikirannya kacau. Ia berpikir bagaimana cara untuk bisa bicara lagi dengan Zara. Rumah mereka depan-depanan, tapi sekarang mereka dibatasi tembok yang tinggi.
Malam itu acara perayaan ulang tahun Mami Kenan. Dinar kakak Kenan memanfaatkan kepulangan Zara memperbaiki hubungan keluarganya dengan keluarga Zara, mereka mengundang keluarga Zara. Tidak diduga Kedua orang tua dan kedua kakak laki-laki Zara mau datang, tetapi tidak untuk Zara, ia memilih tinggal di kamarnya daripada duduk satu meja dengan orang yang paling ia benci dalam hidupnya.
“Terimakasih atas undanganya,” ujar Bu Rena ibunda Zara.
Gita berdiri lalu memeluk wanita yang dulu sangat akrab dengan nya, “selamat datang Ren, terimakasih sudah mau datang, tadinya aku berpikir kamu akan menolak undanganku seperti yang sudah-sudah.”
Dinar berdiri, “Mi, jangan membahasnya lagi mari kita lupakan semua masa lalu,” potong ibu dua anak itu penuh antusias.
Kedua keluarga itu terlihat sama-sama canggung setelah sekian tahun tidak pernah berkumpul seperti itu lagi, saat sedang bersalaman satu sama lain padangan Gita menyisir ke semua tempat. Orang yang dinanti-nanti ternyata menolak datang.
“Apa Zara tidak ikut?” tanya Mami Kenan. Ia menatap Kenan dengan sinis, kalau bukan karena putranya yang berandalan itu hubungan keluarga mereka akan baik-baik saja.
“Dia masih capek katanya ingin istirahat,” jelas Bu Rena.
“Oh, baiklah, mungkin dia belum siap datang ke sini.”
Lagi-lagi tatapan menuduh ditujukan pada Kenan, lelaki itu seperti biasa duduk dengan wajah santai.
Dulu , hubungan kedua keluarganya sangat dekat. Namun kejadian yang dialami Zara menyebabkan hubungan kedua keluarga itu meregang. Kini mereka mencoba memperbaiki dan tidak ingin membahas Zara lagi agar suasana canggung cepat menghilang. Kenan penasaran tentang Zara tetapi tidak berani bertanya.
“Kenan, om dengar kamu pegang kasus besar sekarang,” tanya Rena mencairkan suasana.
“Iya Tante.”
“Wah hebat kamu, Kenan.”
Zafar masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenan, walau ia tidak mengatakan apa-apa tetapi semua orang lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu masih menyimpan amarah atas apa yang dilakukan Kenan pada putri kesayangannya di masa lalu. Rasa sakit itu tidak akan mudah hilang.
“Bang Leo lebih hebat, dia pegang dua kasus besar sekaligus,” puji Kenan melirik Leo .
Suasana mulai mencair saat mereka mulai menikmati makanan, walau ada yang terasa kurang sebab Zara tidak mau datang lagi ke rumah Kenan. Setelah mereka selesai makan, pindah tempat duduk ke sofa depan rumah. Terdengar suara tawa lepas dari Zara, suara tawa khasnya Zara.
‘Zara …Kamu sengaja menghindar’ Kenan tersenyum sinis mendengar suara tawa . Zara dan ketiga keponakannya mencari hiburan sendiri. Rumah mereka hanya terhalang tembok, apa yang mereka lakukan di rumah pasti terdengar sampai ke halaman rumah Kenan.
“Tante! Tangkap!” teriak keponakan Zara.
“Aku dapat,” suara Zara mengusik acara makan malam keluarga Kenan.
Tapi mereka semua berusaha mengabaikan tawa Zara, kecerian yang sempat hilang selama bertahun-tahun, kini terdengar lagi. Kenan merasa tidak tenang , walau semua keluarga di meja makan itu berpura-pura tidak peduli dengan suara Zara, tetapi ia bisa melihat senyuman dari bibir Zafar ia bahagia mendengar suara ceria dari putrinya setelah sekian lama.
Kenan berdiri ingin mengajak Zara bergabung dengan mereka, sekaligus menunjukkan kalau dirinya dan Zara bisa berhubungan baik kembali, tetapi kakak perempuanya tidak membiarkan hal itu terjadi. Saat Kenan berdiri ia tahu kalau lelaki itu ingin melihat Zara ia buru-buru menelepon Zara meminta gadis cantik itu masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.
“Kenapa Kak Dinar?” tanya Zara bigung.
“Aku tidak ingin Kenan membuat masalah, jangan mau apapun yang dia katakan.”
“Baiklah, aku mengerti.” Zara masuk ke kamar dan mengunci pintu.
Benar dugaan mereka, Kenan pura-pura ke kamar mandi. Rupanya ia menyelinap ke rumah Zara Saat ia datang Zara sudah ada di kamar hanya ada keponakannya yang masih bermain tangkap bola di depan rumah. Kenan bermain sebentar berharap Zara turun kembali dan ikut bermain dengan keponakannya. Namun sampai larut malam Zara tidak terlihat lagi ia mengunci pintu dan tidur. Semua keluarganya kompak memberi Kenan pelajaran.
*
Hari-hari berlalu, Kenan berfokus pada tugas-tugasnya sebagai pengacara. Namun, kepulangan Zara ke Indonesia mengganggu konsentrasi kerjanya. Pikirannya semakin sulit diabaikan. Dalam beberapa kesempatan, dia mencoba diam-diam ingin melihat Zara tetapi tidak pernah bertemu.
“Apa dia sengaja menghindar dariku? Kenan pura-pura lari pagi mondar-mandir dari depan rumah Zara. Kedua orang tuanya hanya bisa diam melihat Kenan. Setelah berhari-hari mengintip ke rumah Zara tetapi tidak pernah bertemu.
Satu minggu kemudian.
Hari itu orang tua Zara dan teman-temannya mengadakan sebuah acara.
“Ra, sampai kapan kamu akan menghindari Kenan,” tegur Mona menarik gaunnya.
“Kalau bisa selamanya Mon.”
“Apa kamu pikir itu berhasil? Kalian berdua bertetangga dan kamu sudah lumayan lama sejak pulang ke Jakarta.” Mona pesaran.
Zara malas membahas tentang Kenan, ia beberapa kali menolak membahas pria tersebut, “sudah lupakan tentang dia mari kita makan.” Zara menarik tangan Mona sahabatnya untuk menikmati hidangan yang disediakan.
“Ra, teman-teman satu sekolah kita ada juga di sini. Apa kamu juga kan menghindar?” Mona tidak ingin Zara menghindari Kenan terus menerus.
“Iya, aku akan pergi jika mereka mendekatiku.” Zara menikmati potongan buah dalam piring. Penampilan cantik Zara ternyata mengundang perhatian beberapa teman Kenan. Saat mereka berdiri tiba-tiba menatap Zara dan Mona.
“Kenan … itu ada barang bagus,” tunjuk Devan ia mengarahkan kepalanya.
“Iya, cantik … tunggu bukankah itu Mona, dia sama siapa?”
Kenan tidak menoleh, ia bahkan tidak tahu yang dibicarakan teman-temannya adalah Zara memutar-mutar cairan merah dalam gelas kaca bening. Pikirannya terusik dengan Zara. Semenjak dia mengajak wanita itu menikah Zara menghindar terus
‘Apa benar dia tidak di rumah? Kenapa aku tidak pernah melihatnya lagi?’
Saat sedang melamun. “Zara!” panggil seseorang, Kenan dan teman-temannya menatap wanita tersebut dan mengikuti arah tujuannya. Lalu mereka semua melongo. Wanita cantik yang dikagumi teman-temannya, ternyata Zara. Ternyata Kenan dan Zara sama-sama datang ke acara.
“Kak Kiya.” Zara membalas pelukan Kiya, wanita itu kakak Kenan.
Teman-temannya menatap Kenan dengan heran. “Apa dia Zara gadis yang dulu mengejar-ejarmu, Kenan?” teman lamanya.
Kenan tidak bisa menjawab.
“Aku tidak tahu,” sahut Kenan ketus, ia pergi ke arah taman lalu tersenyum kecut, “kamu sengaja menghindariku. Aku sudah katakan padamu Zara, semua wanita bertekuk lutut padaku, kamu akan jadi salah satunya, dulu kamu mengejar-ngejarku seperti orang gila dan sekarang pun masih berlaku. "Kenan tersenyum percaya diri.
Bersambung
Mohon dukungannya ya kakak, like, komen
keburu s alvin ngamok & kabur baru nyaho
ajul gedang lah 🤭🤭🤭