Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan Adrian
Aira gak sabar menunggu Adrian pulang kerja demi menanyakan spekulasi yang bercokol di kepala. Adrian pulang malam, setelah di pasar teman sekantor suaminya bilang nggak ada karyawan yang pulang malam.
Suara deru mesin mobil sudah terdengar. Aira menyambut seperti biasa, bahkan merapikan tas dan sepatu Adrian dulu sebelum memulai pembicaraan.
"Mas, aku mau ngomong sesuatu."
"Ngomong apa Ra?"
"Duduk dulu Mas. Ini minum dulu air putihnya." Segelas air putih diteguk Adrian sambil ngelirik mata Aira. Sambil minum, sambil menyelami manik si istri yang tumben-tumbenan pengen ngomong sesuatu. Apa karena punya dosa, rasanya Adrian jadi penuh waspada.
Gelas yang sudah tandas isinya ditaruh di meja. Adrian meraih tangan si istri.
"Kamu mau ngomong apa sayang?"
Aira tarik nafas dulu sebelum menjawab, "Aku tadi ketemu teman sekantor mu di pasar Mas. Satu tim sama kamu malah, Kak Irene."
"Oh, dia lagi cuti ternyata pergi ke pasar toh. Terus?"
"Cuti ditempat kantor kamu bukannya sulit ya Mas kalau ada trouble atau proyek besar masuk? kata Kak Irene, di kantor lagi nggak ada masalah dan belum ada proyek sulit masuk sehingga bisa ambil cuti sekarang-sekarang ini?"
"Iya benar memang, itu dari segi penglihatan Irene."
"Hah?"
"Aku dan dua orang lain lagi menyelesaikan masalah dibelakang Irene, kenapa? karena pemicunya dari data yang ia buat ada kejanggalan yang tim temukan. Jadi aku sama dua orang lainnya mencoba buat cari akarnya dulu sebelum gembor di depan Irene. Kalau susah jelas hasilnya, baru kita discuss bareng yang bersangkutan. Begitu ceritanya."
"Tapi katanya nggak ada karyawan balik sampai malam Mas. Sore mereka sudah pada pulang."
"Kembali ke persoalan pertama ya, kita kan ceritanya--"
"Kita?"
"Maksudnya aku dan dua orang lainnya diam-diam kroscek tanpa sepengetahuan Irene, maka kita ngerjainnya nggak di kantor. Sayang.. kamu kenapa? akhir-akhir ini kamu meragukan aku?"
"Apa yang sedang kamu pikirkan Ra? cerita sama Mas, apa yang membuat kamu seperti ini?" imbuh Adrian karena Aira gak kunjung bersuara.
"Aku.. nggak pa-pa. Mungkin ini hanya pikiran ku yang overthinking."
"Aku mau telepon dua rekan kerjaku sama sekalian Irene juga. Gak apa-apa kali ini dia tahu, karena lebih penting kamu percaya aku ketimbang reaksi Irene nanti yang ternyata aku sama yang lain kerja tidak melibatkan dia."
Adrian berkutat dengan hp nya meskipun dicegah rusuh oleh Aira. Adrian ngasih kode agar Aira tenang, karena lelaki itu sedang menghubungi ketiganya satu persatu menjadi panggilan berjamaah.
Ke empat orang itu akhirnya tersambung di panggilan WA, dan mereka membahas yang diceritakan Adrian. Ajaibnya ketiga teman Adrian seakan-akan berpihak pada laki-laki itu. Jalan ceritanya jadi seperti yang diceritakan Adrian.
"Jadi begitu ceritanya Mel. Untung aku ada alasan masuk akal jadi Aira bisa percaya. Malah Aira ngerasa gak enak karena udah meragukan aku dan mencampuri urusan pekerjaan."
Adrian dan Melvi baru saja bercerita tentang kepanikan Adrian beberapa hari yang lalu. Melvi menyimak cukup terpukau sama alibinya Adrian ke Aira, yang Melvi akui cukup masuk akal juga kebohongannya.
"Kenapa bisa teman-teman kamu jadi kaya ikut sandiwara gitu Mas? bukannya gak ada space buat kamu kongkalikong?"
"Ada, tipis banget waktunya. Harus gerak cepat dalam hitungan kurang dari satu menit kabarin kronologi ke teman-teman. Habis itu teleponan dah."
"Hahahaha, bisa ya kamu."
"The power of kepepet." Jawab Adrian sembari tangannya nyodorin paper bag berisi hadiah ke hadapan Melvi.
"Selamat ulang tahun Melvira cantik. Semoga apa yang kamu inginkan segera dikabulkan. Ini ada hadiah kecil buat kamu, semoga suka."
Melvi langsung buka isi hadiahnya, ternyata isinya jam tangan cantik yang harga kisaran lima jutaan.
"Waw, makasih sayangku. Ini harganya lumayan lho! emangnya gak membebani kamu Mas?"
"Tenang saja, ini memang sudah disiapkan khusus buat kamu."
"Sekali lagi makasih ya Mas atas hadiah yang kata mu kecil ini. Terus hadiah spesialnya mana?"
"Yang sepesial ya?"
"Iya, mana Mas? ih buruan."
Adrian dan Melvi saling bertempel bibir. Lama-lama berpagutan asyik, bertukar saliva tanpa terbesit bibir yang mereka resapi ada pemiliknya. Adrian lebih dulu melepas pagutan, ngasih udara segar buat Melvi yang terengah-engah kehabisan nafas.
"Maaf,"
"Gak usah minta maaf Mas. Ini enak kok."
Dan mereka berciuman kembali.
...***...
Adrian pulang wajahnya sumringah banget. Sebelum menghidupkan mesin mobil, Adrian lebih dulu ngecek hp takut ada WA masuk. Ternyata benar, ada pesan dari Aira bahkan panggilan terjawab darinya juga ada.
Dibuka pesan tersebut.
Aira: Mas, anak kita ada kepengen beli ini (nunjukin gambar) harganya lumayan, apa Mas ada uang lebih buat beli sekarang? aku lagi gak ada, soalnya habis ngirimin ibu buat benarkan atap rumahnya yang bocor. Gajianku juga belum cair.
Di jawab sama Adrian.
Adrian: Nanti dulu ya Ra, nunggu aku gajian. Sekarang Mas belum ada duitnya.
Selesai balas, Adrian kantongi hp nya dan lanjut nyetir pulang ke rumah.
Sampai di rumah.
Tumben Aira belum bukain pintu. Biasanya aku turun dari mobil dia udah nyambut di depan.
Tok. tok..tok..
"Assalamualaikum. Ra... sayang.. " heran dalam rumah nampak sepi, Adrian pun langsung memeriksa ke segala ruangan.
"Ternyata disini kamu."
"Eh Mas udah pulang. Maaf banget aku gak denger ada suara." Aira berdiri meraih tangan suami untuk dicium.
"Udah lama ya Mas?"
"Nggak sih, baru beberapa menit. Kamu lagi ngapain Ra?" melihat ke arah celengan ayam Aira yang berserak, Adrian mengerutkan dahi.
"Aku lagi nebok celengan Mas, hehehe." Hanya begitu saja, perasaan Adrian mencelos.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️