Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengkhianatan Om Devin
"Gadis yang mirip Liliana itu namanya Hera Yumma. Anak adopsi dari Hadi Anwar," jelas Dewa setelah mereka kembali dari tempat pemotretan sebelum pemotretan berakhir.
Sekretarisnya menyerahkan semua data model dari agency yang dia mintakan tadi.
"Anak adopsi?" Sean dan yang lainnya langsung saling bertatapan.
"Siapa.yang mau ngasih tau Om Bara?" sambar Quin langsung membayangkan ketantruman maminya ntar kalo tau hal ini.
Liliana udah meninggal, malah tumbuh Hera Yumma, batinnya pusing.
(cerita sekilas tentang Malik dan Liliana ada di novel mendadak supir, ya.....)
Theo, kembaran Quin menggelengkan kepala, tanda ngga sanggup.
(Cerita anak anak ini waktu masih bocil ada di novel duda dingin jatuh cinta lag.....)
"Kamu aja Sean yang ngasih tau daddymu. Biar daddy ngasih tau om Bara," usul Deva
Dia juga akan mengatakannya pada daddynya.
"Oke." Kemudian Sean menatap wajah datar Malik.
"Kamu ngga merasa dejavu saat melihat si Hera, Malik?"
Malik menggeleng. Dia hanya ngga habis pikir kenapa kedua gadis itu bisa mirip.
Tapi kalo ditelaah lagi karena mungkin berasal dari sel telur yang sama, semua kemungkinan sudah menemukan jawabnya
"Aku pulang dulu, ya," panit Malik. Dia merasa semakin ngga enak badannya
Dja butuh asupan yang segar tapi pedas
"Lebih baik kita makan dulu. Aku tau resto Jepang yang lagj viral," sela Theo.
"Ooh, resto yag itu, ya. Oke, aku reservasi buat kita," sambung Quin. Dia pun mengotak atik ponselnya.
"Yang selalu rame itu, kan? Kalo jam segini kita kita masih tertolong," komem Ziyan. Masih ada satu jam lagi dari waktu makan siang
"Gothca! Reservasi sukses. Ayo, kita ke sana sekarang," seru Quin sambil menyimpan ponselnya.
"Oke," sahut Sean.
Ramen juga boleh, batin Malik.
Mereka berjalan keluar dari ruangan Dewa.
"Naomi, beresin ruangan saya," perintah Dewa saat melewati meja sekretarisnya.
"Sjap, tuan muda."
Mereka pun berlalu pergi.
Tapi langkah mereka terhenti karena mereka bertemu sang kreo bersama para model cantiknya.
"Bos," sapanya sambil mengangguk hormat. Para model memberikan senyum semanis mungkin.
Siapa tau bisa merubah nasib dari upik abu jadi ratu.
Malik malah jadi teringat gestur Liliana dulu.
Gadis itu anggun dan senyumnya tidak semurah ini.
Kemudian dia malah teringat wajah penuh takut Cassie terhadapnya.
Aku sudah melakukan kejahatan padanya, ya? Kapan? Itu selalu menjadi pertanyaan dalam benaknya.
Dewa dan Deva hanya tersenyum sekilas sambil terus melangkah pergi.
Bos kreografer menatap tajam anak didikannya satu persatu.
"Ingat, jangan pernah buat skandal. Jangan mengganggu big bos yang sudah menikah atau karir kalian langsung tamat," ancamnya lembut. Dia memang laki laki yang cukup gemulai.
"Kalo yang belum nikah, boleh, kan?" cetus salah satu model lamanya. Model itu sudah cukup paham dengan aturan agensinya.
"Yes. Tapi jangan terlalu berharap kalo kalian bakal diseriusin," responnya masih dengan aura aura ancaman.
Model model itu terkikik.
"Terutama kamu Hera. Kamu masih baru di agensi. Jangan aneh aneh kalo mau karirmu melangit," sambungnya lagi.
Gadis yang dipanggil Hera mengangguk dan tersenyum.
"Iya, Om." Dia akan menanyakan ke teman teman seprofesinya, siapa saja bos yang belum nikah. Siapa tau beruntung.
*
*
*
"Anak aku imut, kan?" pamer Quin saat mereka sedang menunggu pesanan mereka datang. Dia menunjukkan foto bayi di layar ponselnya dengan bangga.
"Tuaan bayi Quin dua bulan, ya, dari bayimu, Theo," komen Ziyan sambil menatap gemas bayi dengan pipi gembul itu.
Nak, nanti kamu jangan sereseh daddymu, ya, pesan Ziyan dalam hati.
"Iya."
"Udah tau nih hasilnya Quin dan Theo. Tinggal tunggu lahirnya anak Dewa dan Sean. Gimana bentuknya," kekeh Deva.
"Calon anakku baru dua bulan. Anak Dewalah yang duluan, udah enam bulan di perut Emily," komen Sean dengan senyum lebar.
"Anak kita kapan, ya, Ziyan?" kekeh Deva bertanya. Ziyan hanya tertawa menanggapinya.
"Istri aja belum punya," kekeh Quin mengejek dengan bangga.
Dia bisa mengungguli yang lainnya. Anaknya yang paling tua di antara mereka.
"Ya, ya...." Deva tertawa berderai. Tidak membantah.
Padahal dia sudah on fire mau menikah, tapi Vina selalu ragu padanya.
"Kamu juga harus cepat menikah Malik. Menyenangkan ada istri di rumah," nasihat Quin sok tua.
"Siap, bang."
Ziyan menepuk pundak Malik pelan.
"Santai. Masih ada aku dan Deva yang belum nikah."
Baru Malik memperdengarkan tawa pelannya.
Hidangan mereka akhirnya tiba juga.
Memang dia butuh ramen, perutnya terasa hangat kini setelah menghabiskan porsinya. Level kepedasannya dua saja.
Baru saja dia meneguk ea teh manisnya, ponselnya bergetar.
Om Devin is calling.
"Sebentar, bang, ada telpon penting," pamitnya sambil beranjak pergi.
"Oke."
Malik berjalan ke arah pojok di dekat pintu masuk restoran.
"Iya, om...?"
Terdengar helaan nafas berat dari Om Devin.
Malik tau, omnya terpaksa mengkhianati daddynya karena akan membocorkan informasi penting ini.
"Liliana masuh hidup."
Malik terpaku, lidahnya kelu, detak jantung sesaat terhenti.
"Om dan daddymu berhasil menemukan dokter yang mengijinkan Liliana yang sedang koma dibawa ke Jerman."
Dokter itu langsung mengaku padanya dan Fazza, karena merasa kasian dan ngga tega dengan nasib gadis yang pastinya sudah menjadi sebatang kara sekarang.
"Liliana menjalani pengobatan di Jerman. Sepertinya gadis itu sudah mulai sembuh dari kelumpuhannya," lanjut Om Devin lagi.
"Tapi sampai sekarang, om dan daddymu belum tau keberadaannya setelah menghilang di kecelakaan yang menyebabkan oma dan opanya meninggal."
Malik masih diam, mendengarkan dengan perasaan campur aduk. Senang campur bingung juga khawatir.
"Siapa yang sudah mencelakakan mereka, om?"
"Kakaknya Enrico, pacar yang ditembak Liliana. Sekarang dia yang menjadi ketua mafia nomer satu. Namanya Dante."
Tangan Malik mengepal erat karena marah. Dia masih ingat saat melihat rekaman cctv di dalam lift, saat Liliana akan dinodai ba jingan yang sudah mati itu.
Darahnya mendidih sekarang. Kepalanya mulai pusing lagi.
"Nanti om kirimkan foto Dante. Kamu harus hati hati terhadapnya."
"Oke, om. Terimakasih untuk semua informasinya."
"Om juga akan kirimkan video Liliana yang ada di dashcam mobil," sambungnya lagi.
Telanjur mengkhianati Fazza, dia ngga akan lakukan sedikit demi sedikit. Dia akan berikan semua yang dia tau pada Malik.
Lagi pula bukan kali ini saja dia mengkhianati Fazza.
"Om, terimakasih....," ucap Malik dengan suara tercekat. Nanti dia akan membantu omnya kalo daddynya mengamuk.
"Sama sama, Malik. Jaga dirimu baik baik." Setelahnya Om Devin memutuskan sambungan telponnya.
Malik masih terpaku. Kepalanya mulai berdenyut lagi.
Berita yang disampaikan Om Devin sangat mengejutkan.
Jadi siapa yang dikubur wakru itu?
Malik menyandarkan tubuhnya di pilar itu sambil memejamkan mata. Butuh waktu beberapa menit agar keadaannya normal lagi.
Tapi mungkin ngga akan bisa.
Daddy merahasiakan informasi ini darinya, pasti daddynya masih belum bisa menerima hal ini.
Malik memegang dadanya yang entah kenapa terasa sakit
"Kamu ngga apa apa?"
Malik membuka matanya perlahan. Tanpa kata dia meraih tangan si pemilik suara yang menegurnya barusan dengan wajah khawatir, menaruhnya di dadanya yang masih terasa sakit.
"Sebentar saja," pintanya perlahan dengan tatap mata yang sayu.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan