Jika cinta pertama bagi setiap anak perempuan adalah ayah, tetapi tidak bagi Lara. Menurut Lara ayah adalah bencana pertama baginya. Jika bukan karena ayah tidak mungkin Lara terjebak, tidak mungkin Lara terluka.
Hidup mewah bergelimang harta memang tidak menjamin kebahagian.
Lara ingin menyerah
Lara benci kehidupan
Lara lebih suka dirinya mati
Di tuduh pembunuh, di usir dari kediamannya, bahkan tunangannya juga menyukai sang adik dan membenci Lara.
Lantas, apa yang terjadi? Apakah Lara mampu menyelesaikan masalahnya? Sedangkan Lara bukanlah gadis tangguh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue.sea_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
??
"Sebentar saja berikan kehangatan keluarga untuk Alena. Selama ini Alena belum pernah mendapatkannya."
Lara seketika membeku.
Gadis tersebut menatap manik mata Ravindra. Ayahnya tampak seperti orang yang memelas hanya karena Alena.
"Ayah masih anggap aku keluarga?"
Ravindra terdiam, dalam dirinya sendiri ia juga ingin bertanya apakah Lara masih anaknya?
Melihat Reaksi Ravindra saat mendengar pertanyaan darinya, Lara sudah tahu jawabannya.
"hahahaaahhaa ayah tidak anggap aku keluarga bukan?"
Setelah itu Lara menunduk dalam, ia tak ingin Ravindra melihatnya dalam keadaan mata yang berkaca kaca. Tidak ada yang boleh melihat Lara dalam keadaan yang lemah.
Ravindra mengepalkan tangan kuat.
"Kalau ayah tidak anggap kamu anak tidak mungkin ayah membesarkan kamu kamu dengan kemewahan yang kamu miliki."
Ravindra masih bersabar,jadi ia harus membuat Lara sadar akan kebaikannya selama ini.
"Ayah bahkan sangat perhitungan padaku, aku hidup mewah karena perusahaan ibu yang aku kelola. Lagipula aku tidak butuh harta ayah, yang aku butuhkan adalah ayah bukan yang lain."
Lara melirik Rania dan Alena yang sedari tadi hanya diam, tidak berkutik untuk mengeluarkan suara membela Ravindra.
"Itu karena ayah memprioritaskan calon istri tercinta ayah dan anak tidak jelas itu."
Ravindra marah, dengan langkah cepat Ravindra segera menyeret Lara paksa. Lihat saja kali ini Ravindra tidak akan mengampuninya.
Lara berusaha memberontak tetapi percuma Lara hanya bisa pasrah dengan hukuman Ravindra malam ini. Sial, tahu begini Lara tidak akan ikut makan malam.
~-----~
"sshhhhhh aduhh bik perih."
"Maaf nona bibik akan coba lebih lembut lagi."
Lara menggigit bibir bawahnya rasa sakit dan perih bercampur saat bik Darmi mengoleskan obat pada punggungnya yang terkena cambukan Ravindra..
Ravindra tidak mencambuk Lara begitu banyak hanya tiga cambukan dan tidak sekuat biasanya. Tetapi tetap saja menimbulkan bekas luka di punggung putih Lara.
" Non, kamu begitu kuat nyonya pasti bangga dengan ketangguhan nona. Tapi nyonya juga pasti sedih melihat nona kesakitan seperti ini."
Lara menunduk, Lara juga sangat merindukan ibunya. Tapi, sepertinya ia juga akan kesakitan saat mengenakan gaun di pernikahan ayahnya.
"bik, bibik boleh kembali jangan lupa istirahat yang cukup terima kasih sudah mengobatiku."
bik Darmi tahu suasana hati Lara tidak baik baik saja. Ia segera keluar agar Lara dapat beristirahat dan menenangkan dirinya.
Setelah kepergian bik Darmi, Lara membuka ponselnya ini sudah cukup lama tapi Tommy belum mengirimkan kabar apapun pada Lara.
Ini sangat aneh biasanya Tommy begitu cepat mencari tahu informasi seseorang tapi sekarang dia jadi begitu lambat.
Lara menelepon Tommy,
"Bagaimana? Apa ada petunjuk?"
"Maaf nona, saya belum menemukan informasi apapun. Ini aneh, kenapa begitu sulit mencarinya?"
Lara tampak berpikir, mata gadis itu sedikit menyipit seperti ada yang aneh tampaknya masalah ini bukan masalah sepele.
"Bisa jadi ada orang lain yang melindunginya, aku rasa motif mereka kali ini bukanlah hal kecil. Pasti ada masalah besar dibaliknya."
"Kalau begitu nona butuh penjaga, aku bisa mengatur penjaga untuk anda."
"Tidak perlu aku bisa menjaga diriku sendiri kau segera urus perpindahan ku ke SMA Aksara Bangsa."
"Baik."
Lara melempar ponselnya asal ke tempat tidur. Gadis itu kemudian ikut merebahkan dirinya juga. Berulang kali Lara menarik napas dalam dalam bersiap menghadapi hari esok sampai akhirnya Lara beranjak ke alam mimpi
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya