NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Apa kata dokter?" tanya mbak Kun yang sedari tadi penasaran tapi tidak berani mendekat ke arah Elzein.

"Gue gak denger," ucap Elzein ketus.

"Dasar budek."

"Apa kata lu?" Elzein sudah berdiri dan berkaca pinggang.

"Nah kan sudah terkonfirmasi kalau lu itu budek." Mbak Kun langsung pergi sebelum diamuk Elzein.

"Dasar Kunti!" kesal Elzein. "Elsya, kapan si lu bangun?" tanyanya saat melihat adiknya masih terbaring tak berdaya di atas kasur rumah sakit, tanpa Elzein tau Elsya sebenarnya sudah bangun tapi Elsya masih mengumpulkan tenaga untuk berbicara dan juga masih menyesuaikan matanya dengan cahaya.

"Woy Kunti balik lu, gue mau ke kampus jagain Elsya bener-bener, kalau gak gue tebas pala lu."

Mbak Kun masih saja tidak menunjukkan keberadaannya ke Elzein, "Gue hitung sampai tiga kalau lu gak mun...." Mbak Kun langsung menapakkan dirinya ke Elzein.

Ia berdiri tepat di simpang kasur Elsya, "Diem lu disitu, jangan berani-berani gerak dari tempat lu sekarang."

"Gue di rua...."

"Gak boleh!"

"Dasar Elzein sialan," ucap mbak Kun dalam hati.

"Berhenti mengumpat, gue bisa denger, gue berangkat." Elzein berjalan keluar dari ruangan Elsya.

"Urusan lu sama gue belum selesai, jangan coba-coba untuk kabur," ucapnya ke mbak Kun sebelum menutup pintu kamar inap adiknya.

Setelah memastikan Elzein berangkat, barulah mbak Kun berani meninggalkan tempatnya.

"Elsya bangun kek, kakak lu itu sungguh sialan. gue kan balas dendam karena mereka nyakitin lu eh malah gue di plototin sama dia."

"Bosen, keliling rumah sakit kali ya."

"Sana dah, gue aduin lu sama Elzein," ucap Elsya yang sudah sadar.

"Udah sadar lu?" tanya mbak Kun.

"Belum." Elsya kembali memejamkan matanya.

"Terserah Sya terserah lu," ucap mbak Kun beranjak dari tempatnya untuk ke sofa yang ada di ruangan Elsya.

"Apa kata dokter?" tanya Elsya ke mbak Kun.

"Tanya Elzein, dia gak mau ngasih tau gue."

"Kenapa?"

"Mungkin gara-gara gue celakain Monica."

"Maksud lu?"

Mbak Kun menceritakan kembali apa yang dia lakukan ke Monica dan gengnya, sampai akhirnya ia kepergok oleh Elzein.

"Gue gak ikut-ikutan ya Kun" ucap Elsya lalu memejamkan matanya.

"Kalau gitu gue akan tulis surat wasiat," ucap mbak Kun, ucapannya membuat Elsya tertawa kecil.

"Hahaha...."

"Sialan."

"Aduuuuh sejak kapan setan nulis wasiat," ucapnya sambil memegang kepalanya karena sakit, "Kepala gue kenapa ini?" tanya Elsya dalam hati saat menyadari kalau bagian belakang kepalanya di perban.

"Lu kan tau kakak gue gak sekejam itu Kun, kakak juga pasti kesel sama mereka, tapi biarkan hukum yang menyelesaikan ini," ucap Elsya.

"Bicara sama siapa mbak?" sontak Elsya melihat ke arah pintu, ternyata itu dokter dan perawat yang masuk.

"Ah lagi hafal dialog dok," elak Elsya, karena tidak mungkin ia mengatakan lagi mengobrol dengan setan.

"Jangan maksain dirimu dulu, bagaimana perasaan mu?" tanya pak dokter.

"Pegel-pegel dok, terus kepala saya sakit, ini kenapa ya dok?"

"Itu karena benturan keras, untungnya tidak ada masalah serius, kalau besok sudah lebih baik kamu dibolehkan pulang."

"Terima kasih dok."

"Iya, istirahat nanti makan malam mu di antarkan."

"Iya dok," ucap Elsya.

Dokter dan perawat itu pun keluar, Elsya sangat senang karena tidak ada masalah serius yang di dapatkan.

Sekitar setengah enam sore makan malam Elsya sudah di antarkan, di saat itulah mbak Kun pamit pergi sebentar.

"Gue pergi dulu ya, jangan bilang-bilang Elzein," ucapnya.

"Hmmm."

"Bye." mbak Kun pun langsung pergi.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Elzein belum datang dan Mbak Kun juga entah kemana.

Kalau Elzein tau mbak Kun tidak mengikuti perintahnya, sudah pasti dia akan di omeli habis-habisan.

Selesai makan malam dan meminum obatnya, Elsya hanya rebahan di kasurnya, walaupun ia sangat ingin bangun dan berjalan-jalan.

"Iiish mbak Kun mana sih," ucap Elsya merasa bosan karena hanya diam saja.

"Hp gue mana sih, gue bosen banget." Elsya pun bangun dan melihat sekeliling, ia melihat handphone nya berada di atas meja tepat berada di samping tas nya.

Elsya pun berusaha turun dari kasurnya, walaupun merasa kesakitan tapi ia tetap berusaha untuk turun.

Tepat setelah Elsya turun dan berdiri di samping kasurnya, seseorang membuka pintu, sontak Elsya melihat ke arah sumber suara.

"Mau kemana?" tanya Elzein.

"Mau ambil hp," jawabnya sambil menunjuk ke arah meja.

Tanpa mengatakan apapun, Elzein langsung mengambilkan handphone Elsya dan memberikan padanya.

"Kenapa gak naik?" tanya Elzein karena melihat adiknya masih berdiri di samping kasurnya.

"Bosen baring terus, mau duduk di sofa."

"Ya sudah sana, gue keluar dulu mau beli makan, lu udah makan?" Elsya menganggukkan kepalanya.

"Obat?"

"Sudah kak," jawab Elsya. "Eh si Kunti mana?" tanya Elzein yang baru sadar kalau mbak Kun tidak ada.

"Gak tau."

"Bener-bener ya."

"Gak apa-apa kak, disini kan banyak orang, tinggal teriak mereka pasti dateng."

"Oke, jangan lama-lama lu di sofa, gue keluar dulu sebentar."

"Iya," ucap Elsya sambil menganggukkan kepalanya.

Elsya mengecek pesan yang masuk di ponselnya, Elsya sangat berharap ada yang menanyakan tentang dirinya, tapi itu tentu mustahil.

Yang ada grup kelasnya rame karena yang lain menanyakan keadaan Monica, mereka juga mendoakan Monica agar cepat sembuh.

Hal itu membuat Elsya kesal dan membanting handphonenya di sofa, dengan langkah pelan Elsya beranjak dari duduknya untuk kembali ke kasur.

"Terbiasa tapi tetap aja sakit," ucap Elsya merasa sakit hati dengan teman-teman sekelasnya.

Wali kelasnya juga hanya mengirimkan screenshot chat ke grup kelas Elsya kalau ia sedang di rawat karena cedera, wali kelasnya juga tidak mengatakan satu kata apapun.

Mereka harusnya tau kalau Elsya sedang di rumah sakit akibat ulah geng M, tapi tidak ada satupun yang menanyakan kondisinya sekarang bagaimana.

"Sialan, kenapa gue berharap gini sih, sadar Elsya, di kelas lu itu gak terlihat jadi jangan berharap apapun," ucap Elsya berusaha tegar dan menenangkan dirinya.

Elsya mendengar suara pintu kamarnya di buka, ia pun langsung memejamkan matanya.

"Sudah tidur lu?" tanya Elzein berjalan ke arah adiknya.

Karena tidak ada jawaban Elzein berfikir kalau adiknya sudah tidur, ia pun memperbaiki selimut adiknya.

Selesai makan, Elzein yang sedari tadi melihat handphone adiknya yang berada di ujung sofa pun memutuskan untuk mengeceknya.

Pastinya ini bukan suatu hal yang baik karena mengecek handphone orang lain tanpa izin, walaupun itu milik adiknya sendiri

Elzein sangat marah saat melihat grup chat adiknya, "Kurang ajar," ucap Elzein mengepalkan tangannya kuat.

"Kunti balik lu sekarang!!" Elzein memanggil mbak Kun dalam hati sambil melihat sekeliling ruangan.

"Disini." mbak Kunti muncul di sudut kamar inap Elsya, "Kenapa?"

"Cari orang yang bully Elsya tadi, hajat kalau bisa."

"Sudah," ucap mbak Kun.

1
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!