Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 4 ~Menghabiskan waktu berdua~
Arian langsung mendorong tubuh Ema, ia kaget bukan istrinya yang ia peluk.
"Ngapain kamu di dalam kamar kami, ha?"
Ema meringis pelan, ia berusaha untuk berdiri. Sedangkan Arian masih tetap dengan posisinya berdiri tegang dan mengepal tangannya tanpa ada niatan membantunya.
"Dan kenapa kamu memakai pakaian istriku? Ingat di sini kamu cuma menumpang, jaga sikap, gausah lancang!"
Arian menarik tangan Ema untuk keluar, mendorong tubuh itu ke teras rumah.
"PERGI!"
"Ari?" Ema memegang pergelangan tangan Arian saat lelaki itu ingin menutup pintu rumah.
"Kamu benaran giniin aku?"
...----------------...
Arian menjemput istrinya di tempat pemotretannya.
"Tumben banget di jemput tanpa bilang-bilang dulu."
"Mau ngasih kejutan untuk istriku," jawab Arian seraya merangkul pinggang langsing Arika.
Arika tersenyum dan merasa malu pada rekan kerjanya.
"Saya pulang duluan, ya!"
"Siap, hati-hati Rik."
Mereka berdua berjalan ke arah parkiran. Arian mengelus pinggang istrinya.
"Kok aneh? Kamu kenapa sih?"
"Gak kenapa-napa, orang mau nyenengin istri yang pasti capek." Arian membuka pintu mobil untuk istrinya.
Arika masuk dan tersenyum manis. Entah mengapa suaminya tiba-tiba seperti ini, tapi dia sangat suka.
"Buat kamu." Arian memberikan buket bunga.
"Tiba-tiba banget?"
Cup!
Arian mengecup singkat bibir istrinya dan mulai menjalankan mobil.
"Kita gak usah pulang dulu ya, sayang? Kita ke hotel."
"Lah kenapa sayang?"
"Mau berduaan."
"Yaudah deh, tapi aku kasih tahu Ema dulu ya?"
Saat hendak menelpon Ema. Namun, Arian langsung merebut ponsel istrinya.
"Gausah sayang, mas tadi pulang ke rumah dan mengatakan jika kita gak akan pulang malam ini."
"Benaran mas?"
Arian mengangguk membuat Arika tidak menaroh curiga sedikit pun.
Sesampainya mereka di hotel, Arian memesan makanan untuk mereka makan.
"Lapar banget ya sayang?" Arian memangku istrinya yang sedang makan pop mie dengan lahap.
"Enak mas, cobain deh."
"Gak sayang."
"Makan sekali-kali mie gak buat perut kamu berubah jadi bulat." Arika terlihat kesal karena suaminya sangat menjaga tubuhnya.
Tak ingin makan yang berlemak, berminyak, yang bisa menambah berat badannya.
"Gausah marah-marah, mas makan nih!"
"Makan dong," pancing Arika.
Arika turun dari pangkuan Arian dan berlari untuk menghindar.
"Sini kamu."
Mereka main kejar-kejaran dalam kamar hotel itu.
"Wleee..." Arika menjulurkan lidahnya berusaha untuk menghindar dari suaminya.
Sebenarnya gampang bagi Arian untuk menangkap tubuh mungil istrinya, tapi melihat istrinya tertawa membuatnya bahagia.
"Udah dong mas capek." Arian duduk di lantai dengan napas ngos-ngosan.
Arika menghentikan tawanya dan mendekati suaminya. Arian tersenyum smirk dan langsung menangkap tubuh Arika.
"Ke tangkap."
"Iii curang!"
Dengan tawa jahat Arian membawa istrinya ke ranjang.
"Kamu udah taukan, sayang? Alasan kita ke sini mau ngapain, hem?"
"Mau ngapain?" Arika pura-pura tak tahu.
Arian menghembuskan napasnya di tengkuk leher istrinya membuat Arika merinding.
"Mas!" rengek Arika saat tangan besar dan berurat itu melepas kain merah tipis yang ia gunakan.
Arika melingkarkan tangannya di leher sang suami. Menatap sayu suaminya.
"Mau apa?" tanya Arian dengan nada menggoda dengan tangan yang masih setia memegang pipi mulus istrinya.
"Mau kamu mas."
"Ulang lagi, sayang. Kurang jelas."
"Mau itu mas sayang," rengek Arika seraya menusuk-nusuk perut kotak-kotak suaminya.
Arian tersenyum puas bisa membuat istri gengsinya itu memohon.
...----------------...
Setelah melakukan hal yang membuat cinta mereka semakin erat. Mereka berpelukan satu sama lain.
"Capek, ya?" tanya Arian seraya memperbaiki ikat rambut sang istri.
Arika mengangguk lemah, memeluk erat tubuh suaminya.
"Mas kamu gada niatan buat terapi?"
"Kenapa sayang?"
"Aku takut salah satu diantara kita ada yang bermasalah makanya kita tidak memiliki anak."
Arian menatap dalam matanya.
"Kita sudah periksa ke dokter dan dokter mengatakan jika kita baik-baik saja hanya saja belum waktunya, sabar sayang."
Arika menyembunyikan wajahnya di dada bidak lelakinya.
"Mas aku mau nelpon Ema!" Arika ingin beranjak untuk mengambil ponselnya. Namun, Arian menariknya.
"Kamu kenapa sih terus mikirin orang lain mulu? Aku ada di sini, perhatiin aku!"
"Aku cuma memastikan dia baik-baik aja di rumah sayang, setelah itu aku manjain kamu." Arika meraih ponselnya.
Baru saja ingin menelpon sahabatnya, Ema sudah menelpon duluan.
"Halo, Ema?
"Halo, Rik."
"Gue baru mau nelpon lo, lo baik-baik aja kan di rumah? Gue gak pulang malam ini."
"Ema?" panggil Arika saat gadis itu tidak bicara.
"Gue udah gak di rumah lo, Rik. Gue udah dapat kost, gue telpon lo cuma mau pamit dan mau berterima kasih."
Arian mengenggam erat tangan istrinya, semoga saja Ema tidak bicara aneh-aneh kepada istrinya.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.