Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Terjebak di Toilet
" Percaya apa,Al?" tanya Arumi.
Dua pria itu terdiam memandangi wajah Arumi.Kemudian Angga mengedipkan mata ke arah Al supaya tidak mengatakan sesuatu yang akan membuat dia salah tingkah depan Arumi nantinya.Hingga Al langsung paham maksud kedipan mata Angga.
"Percaya, kalau Bos kita ini bukan pria letoy rupanya," kata Al sambil cengengesan.
Angga menatap tajam ke arah Al." Kamu pikir aku pria apaan? Aku ini pria asli ya!" protes Angga untuk menyakinkan Arumi agar wanita itu tidak berpikir yang aneh tentang dirinya yang bisa merusak reputasinya sebagai pria.
Dalam hatinya, Arumi ingin tertawa.Hanya saja, menahan diri untuk tidak tertawa karena menjaga perasaan Angga sebagai bosnya.
"Maaf, Pak Angga.Maksud kedatangan aku di sini, hanya ingin memberikan dokumen ini,"ucap Arumi dengan meletakkan dokumen tersebut lalu pergi.
"Lihat Arumi pergi! Ini semua ulah kamu,"kesal Angga terhadap Al.
"Kenapa kalau Arumi pergi?Jangan-jangan---"
"Apa sih, Al? Jangan mulai lagi! Mending lakukan pekerjaan kamu sebagai Manajer aku di Perusahaan ini!" tegas Angga karena Al terlalu ikut campur dalam segala hal tentang dirinya.
"Siap, Bos."
Al mengangkat tangan dengan cara hormat untuk menjalankan perintah.
Sementara Arumi yang baru saja keluar dari ruangan Angga justru mendengar karyawan lainnya sedang membicarakan dirinya.
"Kalian tahu tidak, tadi Arumi itu satu mobil dengan Pak Angga.Dia itu benar wanita caper," ucap Jessi.
Sebagai karyawan yang melihat Arumi turun dari mobil Angga tadi pagi.Hal itu, membuat hati Jessi panas karena memiliki perasaan suka pada bosnya itu .Oleh sebab itu, tidak menyukai Arumi yang begitu dekat dengan Angga.
"Ganjen banget sih tuh,Arumi.Tidak ada malunya jadi perempuan," sambung Elsa dengan menyinggung Arumi.
"Eh...luarnya aja tuh alim, tapi hati busuk.Padahal punya suami masih saja tebar pesona pada pria lain.Pasti dia ingin menjerat Pak Angga dengan wajah polosnya itu.Setelah itu meninggalkan suaminya yang pengangguran," umpat Jessi.
Mendapatkan cibiran, Arumi mendekati mereka.Dia tidak terima harga dirinya di rendahkan sebagai wanita yang sudah bersuami.
"Tolong ya di jaga lisan kalian itu! Bukan berarti aku diam selama ini, kalian sesuka hatinya mengatakan hal buruk tentang diriku.Apa kamu pikir, aku tidak tahu apa yang kalian sudah lakukan padaku selama aku menjadi Sekertaris ,Pak Angga? Setiap dokumen yang aku kerjakan selalu hilang hingga aku harus mengulangi kembali.Aku tahu itu perbuatan kalian berdua.Dan aku bisa saja melaporkan hal itu,tapi aku tidak melakukannya.Jika kalian terus seperti ini terhadap aku, jangan salahkan aku jika kalian di pecat di perusahaan ini," ancam Arumi dengan memperingatkan dua orang itu agar berhenti mengusik dirinya.
" Bagaimana ini,Jes?" khawatir Elsa atas ancam Arumi.
"Aku tahu apa yang harus aku lakukan," kata Jessi.
" Apa?"
" Sini aku bisikin!"
" Apa kamu yakin ini berhasil?" tanya Elsa.
"Aku yakin seratus persen.Lihat saja nanti!"jawab Jessi dengan senyuman licik tergambar di bibirnya.
++++++
Sementara Gerry mengunakan motor RX King yang sudah butut, untuk mengantar Aqilah ke sekolah bersama ibunya hingga mereka tiba di sekolah Aqilah.
"Sudah sampai.Sekarang ibu boleh turun bersama sama Aqilah.Nanti aku jemput kalian di sini lagi!" ucap Gerry.
"Tunggu sebentar ,Ger! Sebenarnya ibu malas ngurusin anak kecil ini."
" Apa Ibu pikir, Gerry tidak malas antar jemput anak ini? Jika saja ibunya tidak menghasilkan uang untuk kita.Mungkin sudah lama aku ceraikan wanita itu agar membawa anak ini pergi jauh agar tidak merepotkan kita lagi."
"Aku ini anak ayah," celetuk Aqilah yang terlihat sedih.
Walaupun Aqilah masih kecil tapi setidaknya dia paham maksud perkataan mereka.
"Aku ini bukan ayahmu! Kamu harus paham itu anak kecil.Aku pergi!" cabut Gerry dengan melajukan motornya.
Tak lama, pria itu sampai di tempat tongkrongan yang biasa dia datangi, yaitu pangkalan tukang ojek.Dia datang ke sana bukan untuk menjadi tukang ojek, hanya saja ingin duduk santai sambil main handphone dengan buka aplikasi WeChat.Di sana banyak wanita seksi dan cantik untuk di ajak chatting bahkan di ajak unboxing mereka mau asal ada uang.Itu yang di lakukan Gerry selama ini tanpa sepengetahuan Arumi dengan uang yang di dapatkan dari istrinya.Ternyata digunakan untuk unboxing wanita lain.
"Hay Bro," sapa Gerry.
"Sebenarnya kamu datang kesini mau narik atau bagaimana?" tanya teman Gerry.
"Ya... nongkrong.Apalagi?Aku tidak mau ya jadi tukang ojek seperti kalian ini.Lagi pula istri aku sudah kerja, untuk apa aku kerja lagi,"sahut Gerry dengan begitu angkuhnya.
Karena mengandalkan Arumi yang memiliki pekerjaan sebagai sekretaris yang menghasilkan uang setiap bulan.Itu sangat membantu dirinya yang hidup susah.Ternyata dia tidak sia-sia menikahi wanita itu yang memiliki pengalaman kerja hingga di terima di perusahaan Groups PT Angga Real.
Pria itu merasa dirinya yang paling beruntung di dunia ini bisa menikahi Arumi yang begitu sabar dan mau banting tulang cari nafkah.Padahal, itu merupakan tanggung jawabnya sebagai suami.Tapi pria itu tidak ingin melakukan hal itu karena sudah menikmati hidupnya menjadi pria pengangguran.
Saat temannya sibuk narik penumpang, mengantar ke sana kemari.Dia justru sibuk main handphone dengan chatting sama wanita lain.
+++++
Arumi yang berada di ruangan kerjanya mendengar Adzan berkumandang di masjid.Kini waktunya dia sholat Dhuhur hingga memasuki toilet untuk melakukan wudhu.Saat hendak ingin keluar, pintunya tidak bisa dibuka.
"Bagaimana ini?" cemas Arumi yang masih berusaha memutar ganggang pintu.Dia berharap pintunya bisa di buka, namun tetap saja tidak bisa di buka.
Lalu Arumi berteriak pinta tolong, berharap ada orang mendengar agar membuka pintunya dari luar.Namun, sepertinya tidak ada satupun orang di luar sana yang menjawab dirinya yang lagi minta tolong.Dan seketika dia menjatuhkan tubuhnya dengan bersandar di pintu.Dia merasa sesak di dalam toilet tersebut.
Sementara Angga sendiri terus menatap ruangan Arumi.Tetapi sekretarisnya itu tak kunjung masuk hingga pergi menanyakan keberadaan Arumi pada karyawan lainnya.
"Apa kalian melihat, Arumi?" tanya Angga yang terlihat cemas.
"Tidak,Pak."
Sudah dia tanyakan beberapa karyawan, tapi jawaban mereka sama.Sementara Al, melihat bosnya yang terus mondar mandir hingga dirinya mendekat.
"Apa yang sedang kamu lakukan,Ga?" tanya Al.
"Arumi."
"Iya, ada apa dengan Arumi?"
" Aku tidak melihat Arumi.Bahkan aku sudah mencari dia, tapi tetap saja tidak ketemu,"sahut Angga.
"Arumi itu cuma sekertaris kamu,Ga.Tapi segitunya mencemaskan wanita itu seperti orang yang lagi kehilangan istri saja? Aku curiga---"
"Ini bukan waktunya bercanda ya, Al.Sudah satu jam Arumi tidak terlihat di perusahaan.Jadi jangan kamu bahas lagi tentang apalah itu! Tapi yang jelas, aku peduli dengan Arumi sebagai sekertaris aku, tidak lebih dari itu.Kamu harus paham itu!" tegas Angga yang belum bisa mengartikan kecemasan dia sebagai rasa cinta terhadap Arumi.
"Okey.. aku tidak akan bercanda lagi.Tadi aku lihat Arumi masuk ke dalam Toilet.Kenapa kamu tidak----"
Belum juga selesai ucapan Al, namun Angga sudah main pergi begitu saja.Rupanya pria itu datang ke toilet untuk memastikan keberadaan Arumi di sana hingga tatapan pria itu tertuju pada pintu toilet yang masih tertutup rapat.
"Arumi,apa kamu di dalam?" panggil Angga sambil mengetuk pintu.
Karena tidak mendengar ada jawaban dari dalam sana, sampai memanggil nama Arumi berulang kali, tetapi tidak ada sahutan sama sekali.Dia semakin cemas dan takut jika terjadi sesuatu pada Arumi di dalam sana.Kemudian pria itu memberanikan diri dengan mendobrak pintu berulang kali hingga pintunya bisa terbuka.
" Astaga! Arumi..."
Angga tercengang melihat Arumi tergeletak tak sadarkan diri hingga mengangkat tubuh wanita itu keluar dari Toilet.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..