NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Setelah dari rumah Eliana, Anggrek memutuskan pulang kerumah Susi, lama Anggrek dijalan, gadis itu berjalan dari rumah Eliana sampai kerumah Susi, uang yang tadi diberikan Murni ia tabung untuk kuliahnya.

Walaupun gadis itu kini duduk dibangku kelas 3 SMP namun gadis itu telah memikirkan masa depannya setelah tamat SMA nanti, keputusan Anggrek ini tak jauh dari keluarganya yang sangat tidak peduli dengannya, bahkan untuk masuk SMP saja mereka tidak pernah mau tau urusan Anggrek.

Dari usia 2 tahun Anggrek di giring sana sini oleh keluarganya, pada saat usia Anggrek 2 tahun, gadis itu dirawat oleh Omanya sampai Anggrek SMP kelas 1 dan setelah kepergian sang Oma Anggrek diurus oleh kakak Eliana yaitu Susi.

2 tahun Anggrek tinggal bersama Susi hidupnya sanggat menderita, hal kecil bisa jadi besar jika berhadapan dengan Susi. Susi yang begitu kejam memperlakukan Anggrek, mulai dari pisau yang tertancap dilengan gadis itu, kepalanya yang tertancap kaki panci yang dipukulkan kearahnya. Entah sadar atau tidak pada saat itu Susi keterlaluan terhadap Anggrek, wanita itu melempar panci kekepala Anggrek membuat kepala gadis itu mengeluarkan darah segar saat dicabut.

Bukannya diobati, Susi malah menghukum Anggrek untuk tidak makan seharian, sampai gadis malang itu jatuh sakit dan tak sadarkan diri akibat luka dikepalanya yang tidak diobati.

Susi tidak pernah menganggap Anggrek seperti anaknya, beda halnya dengan Delia yang selalu disayangnya. Perbedaan itu dapat dirasa oleh Anggrek, walau Anggrek tau Delia adalah anak Susi tapi dari hati kecil gadis itu ia juga ingin disayang layaknya anak mereka.

Namun keinginan Anggrek hanya sekedar keinginan tanpa bisa didapat oleh gadis itu.

"Assalamualaikum ma," salam Anggrek dari luar seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, bagus kamu ya." ujar Susi seraya membuka pintu, Susi menatap Anggrek marah.

Susi berjalan mendahului Anggrek yang diikuti Anggrek dari belakang.

"Mama kenapa?" tanya Anggrek melihat Susi yang berjalan cepat menuju kamarnya.

"Siapa suruh kamu pergi gitu aja pulang sekolah? Kamu bosen bantuin mama di rumah ini? Iya bosen?" marah Susi seraya memukul Anggrek dengan ikat pinggang tebal membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Anggrek pergi kerumah ibu ma." ujarnya seraya menangis.

"Kamu itu tinggal sama saya bukan Eliana, lagian apa yang kamu harapkan dari Eliana? Dia itu udah buang kamu! Jadi harusnya kamu itu sadar diri." hardik Susi seraya memukul Anggrek tanpa henti.

"Susi Cukup!!" bentak Arman yang baru pulang dari masjid setelah melaksanakan sholat magrib.

"Diam mas! Ini urusan saya dengan dia, kamu lebih baik pergi ke kamar!" pintanya yang tidak menghiraukan ucapan Arman.

"Kamu keterlaluan Susi, Anggrek itu anak kamu juga!" ucap Arman masih berusaha membela Anggrek.

"Diam mas!" bentaknya.

Mau tak mau Arman harus diam, jika ia tidak diam maka istrinya akan melakukan hal yang lebih lagi, Arman tidak bisa berbuat banyak terhadap Anggrek karena istrinya sangat berkuasa terhadap semuanya.

Melihat orang tua angkatnya sedang berdebat Anggrek memutuskan untuk berlari kedalam kamar tamu dan menguncinya.

Susi yang melihat Anggrek berlari meninggalkannya mengerang marah.

Didalam kamar Anggrek merebahkan badannya diatas ranjang.

"Kenapa aku dilahirkan jika untuk disiksa? Tuhan ambillah nyawa ku, mereka semua tidak menginginkanku, aku capek tuhan," lirihnya seraya menatap atap kamar dengan kosong.

"Ayah kau dimana? Kenapa kau tak pernah ada?"

"Ayah lihat anakmu ini, apakah kau juga membenciku seperti ibu?"

"Ayah aku sendiri disini, jemput aku yah!"

"Ayah sakit,"

"Badan ku sakit semua yah, tolong aku" isaknya seraya memeluk badannya sendiri.

Anggrek bermonolog sampai akhirnya tertidur dalam keadaan menangis, gadis malang yang entah kapan mendapatkan kebahagiaan.

Tak ada satu orang pun yang peduli dengannya.

                        ******

Kini Anggrek telah melepas masa putih birunya, begitu cepat waktu berlalu membuat Anggrek tumbuh menjadi wanita yang kuat diluar namun rapuh didalam.

Anggrek kini duduk dikelas 10, disalah satu SMA yang ada di kotanya. Anggrek juga memutuskan menghabiskan waktunya dengan berlatih bela diri, guna jika ada orang yang berniat jahat dengannya Anggrek dengan mudah mengatasinya. Anggrek memilih bela diri karate yang membuatnya sibuk dengan waktunya sendiri.

Selain menyibukkan diri dengan aktivitas di luar, Anggrek juga menyibukkan diri menjadi anggota osis disekolahnya.

Bagi Anggrek, menghabiskan waktu dengan berbagai macam aktivitas bisa membuatnya melupakan masalahnya, beban yang selama ini membuatnya lemah dan rapuh bisa dilupakan untuk beberapa waktu.

Allaah Akbar

Allaah Akbar

Adzan subuh telah berkumandang, gadis cantik itu bangun dari tidurnya dan bergegas menunaikan sholat subuh.

Sholat adalah kewajiban bagi tiap-tiap muslim.

Setelah menunaikan kewajibannya, Anggrek kini bersiap-siap untuk menghidangkan sarapan pagi.

Saat ini Anggrek tidak lagi tinggal bersama Susi, semenjak kejadian malam itu Anggrek diminta untuk tinggal bersama Indra dan Eka, adik dari Eliana. Indra memiliki dua anak Rahma dan Hafis.

Alasan Indra menerima Anggrek untuk tinggal dirumahnya tak lain tak bukan karena dua buah hatinya. Indra dan Eka merupakan orang yang sibuk sehingga Rahma dan Hafis kerap kali tinggal berdua dirumah, kadang Indra meminta mertuanya untuk menjagai anaknya. Namun semenjak Susi memberikan kabar bahwa Anggrek akan tinggal bersamanya membuat Indra sedikit lega untuk meninggalkan buah hatinya. Setidaknya Anggrek bisa diandalkan untuk berbagai hal.

Setelah selesai menyelesaikan tugasnya didapur, Anggrek kini berjalan menuju kamar Rahma. Gadis berusia 8 tahun itu masih tertidur lelap.

"Rahma bangun yuk," ucap Anggrek lembut seraya mengusap kepala Rahma dengan sayang.

"Bentar lagi kak." ucap gadis itu.

Anggrek tersenyum mendengarnya.

"Udah subuh loh dek, kamu mau diselimuti hantu?" tanya Anggrek membuat Rahma langsung bangun dari tidurnya.

"Gak kak." ucapnya takut.

"Ya udah, gih sana wudhu dan jangan lupa sholat!" perintah Anggrek yang hanya dibalas anggukan oleh Rahma.

Anggrek terkekeh, "Kak Anggrek juga udah siapin sarapan buat Rahma." ucap Anggrek seraya mengelus kepala Rahma dengan manja dan berlalu keluar.

Kini Anggrek berjalan kesebelah kamar Rahma yang terdapat kamar Hafis disana.

Bocah laki-laki yang berumur 5 tahun itu tampak masih tertidur pulas dengan balutan selimut tebalnya.

Anggrek berjalan mendekati Hafis dan duduk disebelah bocah itu.

"Hai pangeran, bangun yuk!" ujar Anggrek seraya mencium pipi Hafis.

"Udah pagi kak?" tanya Hafis yang langsung bangun dari tidurnya.

"Udah subuh loh, kamu ga mau temui Allah gitu?" tanya Anggrek tersenyum.

"Iya aku mau, aku wudhu dulu ya kak Anggrek" ucap Hafis berdiri dan berlari kearah kamar mandi namun langkahnya terhenti membuat Anggrek mengerutkan dahinya heran.

"Ada apa ganteng?" tanya Anggrek. Bocah itu berlari kerah Anggrek yang masih duduk diranjang Hafis.

Muach

Bocah itu mencium pipi Anggrek dan berlari kembali kearah kamar mandi, membuat Anggrek tersenyum diperlakukan seperti itu.

Anggrek keluar dari kamar Hafis dan kembali kekamarnya untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Setelah semua pekerjaan selesai Anggrek baru bisa berangkat sekolah, Anggrek sadar jika dia saat ini hanya beban bagi Indra dan Eka.

Jadi mau bagaimanapun Anggrek harus bersedia menghabiskan tenaganya untuk keluarga itu, walau sebenarnya Anggrek tak sanggup tapi Anggrek berusaha bisa sampai detiknya Anggrek menyerah.

-----

"Anggrek," panggil Murni.

Murni memang memilih bersekolah di sekolah yang sama dengan Anggrek, agar gadis itu bisa membantu sahabatnya, walau Murni sadar ia tidak bisa membantu Anggrek lebih, tapi setidaknya ia bisa menolong Anggrek sebisanya.

Bagi Murni apapun yang kita bisa lakukan untuk orang lain maka lakukanlah.

"Murni" balas Anggrek seraya melanjutkan jalannya yang diikuti Murni dari belakang.

"Lo ambil sekolah ini juga?" tanya Murni.

"Iya Mur, kan gue pernah bilang sama lo?" ucap Anggrek.

"Iya yah gue lupa," ucap Murni seraya mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Semoga aja kita satu kelas lagi ya." lanjut Murni riang.

"Iya, Aamiin" balas Anggrek.

Mereka berhenti di lapangan sekolah dimana Mc mengintruksikan semua murid baru harus berkumpul disana untuk pengarahan dipagi hari, setelah melakukan PLS minggu lalu kini mereka menunggu pembagian kelas.

Setelah 10 menit berada di lapangan kini mereka diminta menuju papan mading untuk mencari tau kelas mereka dimana.

Murni meneliti semua nama mulai dari atas sampai akhir dan akhirnya Murni berteriak bahagia mendapati namanya berada di kelas yang sama dengan Anggrek.

"Alhamdulillah ya Allah." soraknya membuat Anggrek menggeleng seraya tersenyum.

"Gimana? Beda kelas kan?" goda Anggrek.

"Sama dong." ujarnya riang.

"Yah, bosen gue liat lo mulu" guraunya.

Murni memanyunkan bibirnya kedepan, "Segitunya lo?" ujarnya ber iba hati membuat Anggrek tertawa seraya merangkul Murni lalu berjalan menuju kelas mereka.

"Kelas X Mipa1 dimana sih?" tanya Murni pada Anggrek yang juga tidak mengetahui kelas mereka berada dimana.

"Gue tanya dulu ya," ujarnya lagi, Murni berjalan mendahului Anggrek, gadis itu berjalan menghampiri dua orang yang sedang memakai almet berwarna abu-abu.

"Permisi kak," ucap Murni pada orang itu.

"Iya ada apa?" tanya satu dari mereka.

"Aku mau nanya, kelas X Mipa1 dimana kak?" tanya Murni.

"Oh, murid baru ya?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Anggrek dan Murni.

"Kelas X Mipa1 tuh." tunjuknya kearah kelas yang ada dibelakang mereka membuat dua gadis itu menarik nafas lelah, sedari tadi mencari kelas hingga turun naik tangga ternyata kelas mereka ada dibagian depan.

"Oke kak, makasih," ujar Murni dan Anggrek.

"Tunggu," ujar orang itu membuat Anggrek dan Murni saling melempar tatapan heran.

"Kenalin gue Habib dan ini Fajar," ujarnya seraya memperkenalkan diri.

"Gue ketua osis dan fajar wakilnya, gue harap kalian bisa bergabung dengan kami nantinya." lanjut Habib.

"Insya Allah kak" ujar mereka dan berlalu pergi.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!