NovelToon NovelToon
Vanadium

Vanadium

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Epik Petualangan / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin / Pulau Terpencil
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ahyaa

Ada begitu banyak pertanyaan dalam hidupku, dan pertanyaan terbesarnya adalah tentang cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode empat

Aku yang berada di sebelah pak Rizal benar benar terdiam saat ini, ternyata orang yang ada di sampingku adalah orang yang menjadi wali nikah antara ayah dan ibu.

" Aku memutuskan untuk menetap di kampung satu bulan kemudian, kembali merawat rumah peninggalan orang tuaku. Bagiku semua bayang bayang masa lalu itu hanya tinggal di belakang, aku memiliki banyak tabungan yang aku rasa kala itu sudah cukup untuk membiayai seluruh hidupku, aku memutuskan untuk melanjutkan hidup sebagaimana orang tua ku dan penduduk kampung melakukannya. Itu benar benar satu bulan yang indah, aku menghabiskan waktu dengan mengunjungi rumah rumah kerabat, bertemu dengan ayah dan ibumu yang sedang bulan madu, serta hampir setiap hari aku bermain dengan anak kembarnya elio. Aku baru sadar kalau tingkah jahil elio benar benar menurun ke anaknya tapi dalam versi yang lebih mengerikan, tapi semua itu berubah memasuki bulan ke dua. Aku tidak tau kalau ternyata ayah dan ibumu sebulan terakhir memiliki masalah keuangan yang serius, maka diam diam ayahmu berangkat ke kota kecamatan untuk bekerja, dan yang menjadi masalah adalah saat itu ibumu sedang mengandung mu nak. Aku benar benar marah kala itu, mengapa ibumu tidak cerita ke aku dan elio kalau sedang memiliki masalah keuangan, tentu saja sebagai sahabat baik aku dan elio akan meminjamkan uang. Ibumu mengatakan pantang bagi dirinya untuk meminta minta.

memasuki usia kehamilan yang ke tujuh bulan, ibumu jatuh sakit. Tidak terbayangkan sosok yang awalnya sehat, ceria, penuh dengan semangat hidup, tiba tiba hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur. Aku dan elio tidak pernah meninggalkannya, kami selalu bergantian untuk berjaga, memenuhi apa yang dia inginkan. Memasuki usia kehamilan yang ke delapan bulan, kau sudah memaksa untuk keluar nak, kau lahir prematur. Aku berani bersumpah kalau kala itu ibumu hampir mati nak, kasur tempat ibumu melahirkan benar benar penuh dengan banjiran darah, aku benar benar takut kala itu, aku takut kalau akan mengalami kehilangan lagi, tapi untungnya Elio tepat waktu datang membawa seorang bidan dari kecamatan." ucap pak Rizal pelan.

Aku semakin tertunduk, akhirnya aku tau sekarang mengapa ayah pergi, akhirnya aku tau, alasannya adalah untukku, aku tidak pernah berani menanyakan kepada ibu, karena setiap kali aku mulai membahas tentang masa lalu maka ibu akan bersedih.

" malam itu, di antara hujan deras yang mengguyur, di antara suara kilat yang sahut menyahut, aku akhirnya mendengar sebuah suara yang membuat hatiku berdesir, suara tangisanmu. kau menangis dengan kencang kala itu, membuat suasana ruangan menjadi sedikit hangat. Bidan yang bertugas menangani ibumu menarik nafas lega, ia berhasil menghentikan pendarahan yang hebat. Tubuh ibumu lemah nak, sangat lemah bahkan, tapi mendengar suara tangisanmu yang melengking, ia tersenyum lebar sambil berusaha memberikan asi pertama.

ibumu memberikanmu nama ' Dium ' sebuah nama yang indah bagiku. Aku masih menetap di kampung untuk seminggu kedepannya setelah memastikan ibumu baik baik saja, aku kembali membuat sebuah keputusan besar dalam hidupku, aku menyerahkan semua tabungan milikku kepada ibumu, malam itu, dengan di temani elio aku berpamitan dengan ibumu di teras rumahnya. Aku memutuskan akan mencari tahu di mana keberadaan ayahmu sambil bekerja, dan aku memutuskan untuk bekerja sebagai petugas tiket di stasiun, berharap suatu saat nanti aku bisa menemukan ayahmu. Ibumu kembali menangis menjelang kepergian ku, namun tubuhnya yang masih lemah kala itu membuatnya tidak bisa bergerak leluasa.

Aku berpamitan dengan elio di anak tangga kereta, elio tau persis apa yang aku lakukan, aku berpesan kepadanya untuk selalu merawatmu dan ibumu, dan kalau elio membutuhkan bantuan ku atau apapun itu, langsung saja mengirimkan surat ke stasiun. Bertahun tahun aku menunggu surat dari elio atau ibumu, tadi surat itu datang bersama dengan anaknya, dan ternyata surat itu membawa kabar duka." ucap pak Rizal sambil mengelus kepalaku.

" Apakah bapak selama kerja di sini pernah bertemu dengan ayah? Atau mendapatkan informasi tentang ayah?" aku bertanya setelah hening beberapa saat.

" tidak pernah nak, belasan tahun aku berusaha mencari, tidak satupun informasi tentangnya yang berhasil ku dapatkan. Aku sepertinya bisa menyimpulkan satu hal, aku minta maaf harus mengatakannya nak, aku rasa ayahmu sudah pergi jauh sekali dan tidak ingin kembali, tapi satu hal nak kalau aku boleh menasehati mu, sebesar apapun rasa benci mu kepada ayahmu, tolong sisakan sedikit ruang maaf baginya, dunia orang dewasa terkadang memang membingungkan, tapi aku yakin dia pasti memiliki alasan melakukan hal itu." ucap pak Rizal sambil tersenyum, membesarkan hatiku.

Aku mengangguk, aku tidak marah, aku tidak benci kepada ayah. Hanya saja aku bingung terhadap alasan apa yang melatarbelakangi dia untuk melakukan ini semua. Bisa jadi alasan ibu memintaku mencari ayah, adalah mencari tahu alasannya.

" kemana kau akan melangkah setelah kereta ini berhenti nak?" tanya pak Rizal

Aku menggelengkan kepalaku, tidak pernah ada tujuan pasti ke mana aku akan melangkah, mungkin aku akan bekerja serabutan untuk bertahan hidup.

" Apakah kau mau sekolah?" tanya pak Rizal lagi.

Aku mengangguk, tentu saja aku ingin sekolah, sudah sejak lama aku mendambakannya.

" Aku memiliki tujuan untukmu, sebuah rumah tempat berteduh, rumah yang akan mengajarimu banyak hal, aku dulu sempat menghabiskan waktu ku kurang lebih selama tiga tahun di sana, bekerja di antara perkampungan para nelayan, di sana kau akan sekolah sekaligus mengerti banyak hal nak, apakah kau tertarik?" tanya pak Rizal .

Aku mengangguk, tidak masalah, aku memiliki sedikit uang yang bisa ku gunakan untuk membayar uang sekolahnya. Lagipula aku juga belum memiliki tujuan harus ke mana setelah ini.

" apakah bapak bisa membantuku untuk masuk ke sekolah itu?" tanyaku

" tentu saja nak, aku kenal dekat dengan kepala sekolahnya. Tidak ada status sosial yang akan membedakan kalian semua di sana, aku bisa membuatkan surat pengantar untukmu nak." ucap pak Rizal sambil tersenyum

Aku mengangguk senang, mengucapkan terimakasih banyak.

" Apakah bapak sudah berkeluarga? Kalau seandainya iya pastilah anak bapak seusiaku saat ini." tanyaku penasaran

" Bapak memutuskan untuk melajang nak, mungkin setelah ini bapak baru memutuskan apakah akan terus melajang atau tidak, bapak juga tidak tau mengapa cinta tidak pernah hadir di dalam hidup ini. Tapi tidak mengapa, bapak selalu bahagia menjalani hidup ini, lagipula mana ada perempuan yang mau sama bapak apalagi setelah melihat tampang bapak yang seperti ini." gurau pak Rizal

Aku tertawa, mengangguk sopan. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai cinta, bagaimana pandangan menurut versi mu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!