Satu tahun lalu, dia menolong sahabatnya yang hampir diperkosa pria asing di sebuah Club malam. Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu sebagai Bosnya. Bagaimana takdir seperti ini bisa terjadi? Rasanya Leava ingin menghilang saja.
Menolong sahabatnya dari pria yang akan merenggut kesuciannya. Tapi sekarang, malah dia yang terjebak dengan pria itu. Bagaimana Leava akan melewati hari-harinya dengan pria casanova ini?
Sementara Devano adalah pria pemain wanita, yang sekarang dia sudah mencoba berhenti dengan kebiasaan buruknya ini. Sedang mencari cinta sejatinya, namun entah dia menemukannya atau tidak?
Mungkinkah cintanya adalah gadis yang menamparnya karena hampir memperkosa sahabatnya? Bisakah mereka bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Pekerjaan
Leava sedang duduk di depan Toko orang tuanya. Masih memikirkan tentang pekerjaan yang belum dia dapatkan sampai saat ini. Dia sudah lulus kuliah setelah banyak perjuangan. Tapi sekarang dia lebih mempunyai beban, dia harus segera mendapatkan kerja karena dia harus membantu biaya kuliah adiknya.
Leava masih melamun dengan kebingungannya sendiri. Tiba-tiba seseorang memanggil namanya, dia mengerjap pelan dan sadar sudah ada seseorang yang berdiri di depannya.
"Eh, Kak.." Leava sedikit kaget saat melihat gadis yang kemarin pesan banyak sekali oleh-oleh dari tokonya. "Em, ada yang bisa aku bantu, Kak? Silahkan masuk dulu kalau mau lihat-lihat"
Saat Leava sudah berdiri dan ingin mengajak Rena masuk ke dalam Toko, tangannya langsung di tahan oleh gadis itu. "Aku kesini karena mau bicara denganmu. Sebelumnya aku belum kenalan, nama aku Rena. Siapa namamu?"
Leava langsung tersenyum, dia menjabat tangan Rena yang terulur padanya. "Leava, Kak. Panggil saja Lea"
Rena mengangguk mengerti, dia mengajak Leava untuk duduk di bangku yang berada di pinggir pantai. Menatap indahnya ombak yang bergelombang. Rena tersenyum sambil melirik ke arah gadis disampingnya.
"Lea, kamu masih sekolah atau sudah bekerja?" tanya Rena, sengaja dia bertanya seperti ini untuk bisa lebih tahu kehidupan gadis ini.
"Baru lulus kuliah, Kak. Tapi belum dapat pekerjaan" jawab Lea jujur.
Rena langsung tersenyum senang mendengar itu. Seolah dia mendapatkan peluang saat ini. "Aku punya lowongan pekerjaan di Perusahaan Papa. Kamu mau gak coba melamar kesana?"
Leava langsung menoleh dengan senyuman bahagia. Tentunya dia sangat menginginkan pekerjaan sekarang ini. Tapi, senyumnya langsung memudar seketika, saat dia menyadari kenapa ada orang baru yang tiba-tiba memberinya pekerjaan.
Rena langsung memegang tangan Leava yang berada disampingnya. "Tenang saja, aku bukan mau menjerumuskan kamu. Ini benar-benar pekerjaan di sebuah Perusahaan. Kamu bisa 'kan menjadi Sekretaris Bos?"
Leava langsung mengangguk, disaat seperti ini pekerjaan apapun akan dia lakukan, asalkan ini adalah pekerjaan yang baik dan bukan menjual diri.
"Beneran Kak? Ada lowongan pekerjaan untuk aku? Tapi, kita 'kan baru kenal, kenapa Kakak langsung memberi aku pekerjaan?" tanya Leava dengan segala kecemasannya.
Rena terkekeh pelan, dia merasa lucu melihat mimik wajah Leava yang begitu takut tertipu tentang pekerjaan ini. "Memangnya aku ada wajah penipu ya? Aku serius. Kalau kamu berminat, kamu bisa datang ke Perusahaan ERC Coporation. Dan aku minta nomor ponsel biar mudah menghubungi kamu"
Leava langsung terkejut mendengar nama Perusahaan yang disebut. Tentu saja selama di Ibu Kota dia bisa tahu jika Perusahaan itu berada diantara Perusahaan-perusahaan besar lainnya.
"Kak, beneran di ERC Coporation? Itu Perusahaan Papanya Kakak? Ya ampun, maafkan aku, seharusnya aku panggil Nona" ucap Leava dengan kaget, dia langsung menganggukan kepalanya dengan sopan.
"Apaan si, aku lebih suka kamu panggil Kakak saja. Lebih akrab. Kalau kamu merubah panggilanmu, maka aku tidak jadi berikan pekerjaan padamu"
Leava langsung terdiam, dia tersenyum tipis pada Rena. Sepertinya perempuan di depannya ini, tidak suka jika dia memanggilnya Nona. Karena dia ingin dipanggil Kakak seperti ini.
"Yaudah deh, panggil Kakak saja"
Rena langsung tersenyum, dia senang dengan seseorang yang memanggilnya seperti ini. Lebih terlihat akrab dan seolah tidak ada batasan diantara mereka. Karena dia juga bukan tuan putri yang harus selalu dihormati semua orang. Rena hanya ingin menjadi wanita biasa saja.
"Yaudah, nih kartu nama aku dan kamu bisa langsung kirim lamaran lewat email Perusahaan. Nanti aku kirim alamat emailnya ya" ucap Rena sambil memberikan kartu nama pada pada Leava.
"Baik Kak, terima kasih banyak"
Leava begitu senang ketika bisa mendapatkan tawaran pekerjaan. Apalagi ini bekerja di Perusahaan yang cukup besar. Tentunya adalah mimpi semua orang untuk bisa masuk ke grup Perusahaan itu.
"Sayang, ayo pulang"
Panggilan dari suaminya, membuat Rena langsung berpamitan pada Leava dan langsung pulang bersama suaminya. Berjalan kaki menyusuri Pantai sambil menikmati pemandangan.
"Kamu benar-benar ya, kok obsesi banget buat jodohin Devan sama itu gadis?" ucap Tio sambil mencubit gemas hidung mungil istrinya.
Rena tersenyum saja, memang dia mempunyai rencana lain. "Ya, karena aku ingin Kak Devan segera punya pasangan. Lagian aku merasa punya feeling bagus aja sama itu gadis. Karena cuma dia yang berani ngomong pakai bahasa gue lo sama Kak Devan. Kayak menarik perhatian aku aja gitu"
Tio hanya menggeleng pelan dengan istrinya ini. Dia mengacak rambut istrinya, lalu dia mengecup puncak kepalanya. "Terserah sama kamu aja deh. Yang penting istriku ini senang"
*
Tiduran tengkurap di atas tempat tidur, dengan layar laptop yang menyala dan menampilkan wajah sahabatnya yang memenuhi layar laptop. Mereka sedang melakukan panggilan video sekarang.
"Wah gila banget, beneran ERC Coporation? Gue denger CEO barunya itu masih mudah dan ganteng banget. Siapa tahu lo dapat dia 'kan"
Leava hanya tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu. Kirana yang memang selalu saja tergoyahkan dengan seseorang yang tampan dan kaya.
"Lagian gue 'kan di suruh kirim lamaran, katanya buat menjadi Sekretaris. Tapi kayaknya gak mungkin kalau Sekretaris CEO" ucap Leava.
"Yah kan bisa aja Lea, Lo itu cantik dan baik. Kalo beneran lo jadi Sekretarisnya CEO, kasih tahu gue ya. Biar gue ajarin triknya mendekati pria kaya"
Leava hanya menggeleng heran dengan sahabatnya ini. "Udah ah, kelamaan lo malah makin menjadi. Oh ya, gimana hari pertama disana? Sorry ya karena gue gak anterin lo ke Bandara. Soalnya gue juga lagi di rumah orang tua gue"
Terlihat Kirana mengangguk-ngangguk faham. "Tenang aja. Yah, gue masih belum bisa adaptasi sama cuaca disini. Tapi selebihnya, gue seneng banget bisa datang ke Negara ini. Pokoknya gue bakal banyak lakuin hal yang gue ingin disini"
Leava ikut tersenyum melihat sahabatnya yang begitu bahagia saat bercerita. "Yaudah kalo gitu. Yang penting lo bahagia deh. Tapi inget, jangan sampe kayak kejadian waktu itu. Kalo ke Club cuma sendirian, jangan minum banyak deh. Lo gampang banget dijahilin"
Kirana hanya tersenyum dan mengangguk dengan patuh. Dia juga bersyukur karena malam itu sahabatnya datang dengan cepat sebelum pria asing itu mendapatkan kesuciannya.
"Oh ya, lusa gue harus ketemu sama orang suruhan Papa gue. Males banget deh" ucap Kirana.
"Oh, yang mau dijodohin sama lo itu ya. Kenapa ketemunya disana? Bukannya dia juga orang sini ya?" ucap Leava.
"Ya gak tahu juga. Tapi katanya lusa orang itu datang kesini buat pekerjaannya. Jadi sekalian ketemu sama gue. Pokoknya nanti gue ceritain ya"
Leava hanya mengangguk saja, dia tahu jika sahabatnya akan dijodohkan dengan teman bisnis Ayahnya. "Yaudah, kalau lo cocok jalani aja. Siapa tahu jodoh 'kan ya"
"Lihat dulu orangnya seperti apa? Tapi katanya dia udah tua. Masa umurnya aja udah mau 35 coba. Bayangin aja dia itu om-om bukan sih? Ah, gue udah males duluan ngebayanginnya"
Leava langsung tertawa melihat wajah sahabatnya. "Yaudah si, bukannya lo mau sama om-om kaya raya. Siapa tahu dia itu om-om tampan, kan lumayan"
Kirana hanya mendengus pelan. Mereka pun banyak bercerita. Bahkan Leava juga menceritakan tentang dia yang melihat pria yang hampir mengambil kesucian Kirana di Club malam itu. Dan ketika dua sahabat ini disatukan, maka tidak akan ada habisnya untuk bahan cerita.
Bersambung