Codex Of Fantasy

Ragasukma adalah kemampuan untuk melepaskan jiwa dari tubuh fisik. Untuk melaksanakan rencananya, Ningrum harus mempelajari kemampuan tersebut. Meskipun buku yang dibacanya menjelaskan bahwa mempelajari teknik Ragasukma memerlukan waktu lama, Ningrum merasa yakin bisa mempelajarinya lebih cepat dari yang seharusnya.

“Seharusnya aku melakukan pelatihan di dalam goa karena lebih aman. Tapi karena di tempat ini aku hanya seorang diri, jadi tidak perlu mengkhawatirkan apapun,” pikir Ningrum.

Ningrum duduk di bawah pohon besar, tempat di mana dia pertama kali terbangun di dunia yang aneh ini. Pohon itu awalnya adalah kayu yang digunakan penduduk desa untuk mengikatnya saat akan dikorbankan kepada penjaga gunung. Namun, entah apa yang terjadi, sekarang kayu itu telah berubah menjadi pohon setinggi lima puluh meter dengan dahan dan daun yang rindang.

Ningrum tidak tahu jenis pohon apa itu. Dia duduk di bawahnya lalu “Baiklah, ayo mulai,” kata Ningrum sambil menutup mata. Dia bernafas secara perlahan dan melakukan apa yang dipelajarinya dari buku untuk mendapatkan kemampuan Ragasukma.

Ningrum merasakan ketenangan yang mendalam saat dia mulai memusatkan pikirannya. Suara angin yang berdesir melalui dedaunan pohon besar itu memberikan irama yang menenangkan, membantu Ningrum semakin tenggelam dalam meditasinya. Dia membayangkan dirinya terpisah dari tubuh fisiknya, seperti yang dijelaskan dalam buku, dan perlahan-lahan merasakan sensasi ringan yang aneh.

Dalam kegelapan di balik kelopak matanya, Ningrum melihat cahaya yang semakin terang. Dia berfokus pada cahaya itu, membiarkan dirinya tertarik lebih dekat. Tiba-tiba, dia merasakan sensasi seperti melayang. Ketika membuka matanya, Ningrum terkejut melihat tubuhnya sendiri yang masih duduk di bawah pohon.

"Aku berhasil!" pikirnya dengan takjub. Rasanya seperti mimpi, tetapi semua terasa begitu nyata. Ningrum memperhatikan sekelilingnya, dunia yang sama namun terlihat lebih buram tertutup kabut kebiruan. Dia bisa merasakan energi sihir di sekitarnya, sebuah sensasi yang belum pernah dia alami sebelumnya.

Dengan hati-hati, Ningrum mencoba bergerak. Dia melayang lebih tinggi, meninggalkan tubuh fisiknya di bawah pohon. "Ini luar biasa," bisiknya kepada diri sendiri. Ningrum memutuskan untuk menjelajahi dunia sekitarnya. Dia melayang di atas pepohonan, melihat pemandangan yang indah dan merasakan kebebasan yang luar biasa.

Menjelajah lebih jauh, Ningrum sampai di puncak gunung tertinggi. Desa dikelilingi oleh pegunungan, yang tertinggi adalah gunung Cokor, dinamakan demikian karena tiga puncaknya terlihat seperti cakar ayam jika dilihat dari kejauhan. Sesampainya di puncak tertinggi gunung Cokor, Ningrum melihat sesuatu yang sangat mencengangkan.

“Pantas saja Matahari menghilang dan langit terlihat sangat bersih tanpa awan.” Ningrum akhirnya menyadari jika selama ini dia berada di sebuah pulau yang melayang di luar angkasa.

Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak Ningrum, seperti bagaimana dirinya bisa bernafas di luar angkasa yang diketahui hampa udara. Tetapi pertanyaan itu segera terjawab setelah Ningrum memperhatikan seluruh area pulau dipenuhi kabut kebiruan yang merupakan energi sihir atau dikenal sebagai Mana.

“Jadi selama ini yang aku hirup untuk bernafas bukanlah udara, tetapi Mana.” menyadari keadaan dunianya saat ini, perlahan semua pertanyaan yang selama ini mengganggu Ningrum mulai terjawab.

Tiga syarat untuk seseorang bisa mempelajari sebuah sihir, yang pertama bakat, kedua pengetahuan dan terakhir adalah energi sihir yang memadai. Bakat dan pengetahuan Ningrum sudah tidak bisa diragukan. Dia bisa membaca segala jenis pengetahuan yang terdapat pada buku, dan ingatannya sangat kuat seperti memori komputer yang akan terus menyimpan data tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan.

Kemudian faktor terpenting adalah energi sihir yang memadai. Setiap orang tidak akan bisa mempelajari sihir jika tidak memiliki energi sihir, untuk mempelajari sihir tingkat yang lebih tinggi juga memerlukan kapasitas energi sihir yang lebih besar. Kemampuan Ragasukma memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dipelajari, penyebab utamanya karena kapasitas energi sihir yang belum memadai.

Dalam kasus Ningrum, dia hanya perlu bernafas untuk memperoleh energi sihir yang diperlukan untuk menggunakan kemampuan Ragasukma. Hembusan angin yang meniup dedaunan saat Ningrum bermeditasi di bawah pohon bukanlah sekedar udara biasa, melainkan energi sihir yang terhisap kedalam tubuh Ningrum.

Setelah puas menjelajah, jiwa Ningrum kembali ke tempat tubuhnya berada. Akan tetapi jiwanya tidak masuk kedalam tubuh melainkan justru merasuki pohon yang berada di belakangnya. “Aku pikir pohon ini akan berhasil.”. jiwa Ningrum yang sekarang telah berada di dalam pohon mulai melakukan meditasi sehingga energi sihir dalam jumlah besar masuk kedalam pohon.

Menurut pengetahuan yang dia pelajari dari buku, seperti halnya monster, tumbuhan juga bisa menghasilkan kristal magis jika menyerap energi sihir dalam jumlah besar yang akan merubah pohon tersebut menjadi pohon ajaib. Jiwa Ningrum yang sudah kelelahan akhirnya tertidur sambil terus melakukan meditasi di dalam pohon.

Ningrum tidak sadar jika kecerobohan bisa menjadi bencana bagi seluruh pulau dan dirinya sendiri.

***