NovelToon NovelToon
Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: She Amoy

Pernikahan Raina dan Riko menjadi kacau karena kehadiran mantan kekasih Raina. Terlebih lagi, Riko yang sangat pencemburu membuat Raina tidak nyaman dan goyah. Riko melakukan apapun karena tidak ingin kehilangan istrinya. Namun, rasa cemburu yang berlebihan itu perlahan-lahan membawa bencana. Dari kehidupan yang serba ada menjadi tidak punya apa-apa. Ketakutan Riko terhadap banyak hal membuat kehidupannya menjadi konyol. Begitu pun dengan istrinya Raina, Ia mulai mempertimbangkan kelanjutan pernikahan mereka. Masa depan yang diinginkan Raina menjadi berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Amoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta Baru

Kehamilanku disambut meriah oleh keluarga Riko. Terlebih lagi Eyang Putri, ia sangat khawatir dan takut terjadi apa-apa denganku. Sampai-sampai, Eyang menawarkan untuk mengirimkan pembantunya ke ruko tapi aku menolak. Dengan alasan kehamilan, aku memutuskan untuk berhenti berjualan.

Calon bayi ini bukan cucu pertama keluarga Riko. Ria, adik iparku, sudah memiliki anak laki-laki yang berusia 4 tahun yang sedang lucu-lucunya. Sedangkan Ima, adik bungsu Riko, sudah menikah satu tahun sebelum kami menikah, tetapi belum juga dikaruniai anak.

Karena berhenti berjualan nasi, dan kebetulan tahun ajaran baru sudah dimulai, kuputuskan untuk mengajak Aksa tinggal bersama kami. Akan kusekolahkan dia di dekat rumah kami sehingga aku tidak terlalu sering mengunjungi Ibu di Bogor. Ibuku juga pernah bilang, kalau dia akan sering-sering menginap di rumah kami.

Aku menyiapkan kamar untuk Aksa. Tempat tidur kecil, laci warna-warni dan sebuah meja belajar. Kutata rapi kamar yang dihiasi karpet berwarna biru itu. Kupajang foto Aksa di dinding, tepat di atas tempat tidur.

“Raina!” Riko memanggilku dari teras depan rumah. Segelas kopi yang kubuatkan tadi, sudah habis setengah.

“Iya Mas, kenapa?” Sahutku sambil membawa gagang sapu.

“Memang kapan Aksa mulai tinggal di sini?”

“Besok, kita jemput ke Bogor ya!”

“Kamar yang kamu siapkan, buat kamar bayi saja. Aksa kan bisa tidur di kamar belakang.”

Aku kaget dengan ucapan Riko

“Tapi kamar belakang jauh dengan kamar kita, Mas. Aksa kan masih kecil, kalau di kamar depan sebelahan dengan kamar kita, apa salahnya? Sahutku kesal.

“Aksa itu sudah mau masuk SD loh, usianya hampir tujuh tahun. Masa tidur dekat dengan kamar kita. Oh ya, kalau dia mau mandi, pakai kamar mandi belakang aja. Aku gak mau privasiku terganggu!”

Ada luka yang tergores dalam dada. Ke mana Riko yang begitu menyayangi Aksa ketika awal kami berjumpa. Ke mana sosok Riko yang sangat memanjakan Aksa. Kenapa ucapannya terasa kasar. Terasa sangat jelas kalau ia membedakan Aksa dengan calon bayi yang sedang kukandung. Mungkinkah Riko cemburu pada Aksa?

Keesokan harinya, kami menjemput Aksa. Semua pakaian dan berkas-berkas untuk pendaftaran sekolah, tidak lupa kusiapkan. Ada kesedihan yang terpancar dari wajah ibuku. Ia begitu menyayangi Aksa karena merawatnya sejak bayi. Ibu selalu bilang, meskipun dikasih sepuluh, asalkan anaknya seperti Aksa, ia tidak akan keberatan untuk merawatnya. Aksa memang anak yang tenang. Sejak bayi, ia jarang menangis. Bahkan dalam kondisi sakit pun, anak itu tidak pernah menangis.

Hanya tiga bulan Aksa kuberi Asi. Karena perceraianku yang tiba-tiba, dan kondisi keuanganku dulu, terpaksa aku harus bekerja dan jauh dengan Aksa. Rasa bersalah selalu menyelimuti hati ini, seolah-olah aku adalah ibu yang belum seutuhnya menjadi ibu. Karena aku tidak merawat Aksa dengan tanganku sendiri.

“Aksa, sin! Papih ajak kamu ke kamar. Tuh liat, kamar belakang ini lucu kan, mungil, cocok buat Aksa. Kalau kamar depan dipakai buat tamu ya. Dan juga buat adik bayi nanti kalau sudah lahir.”

“Iya, Aksa ga apa-apa kok Pih!” Begitu Aksa menjawab. Dia memang anak yang penurut dan pendiam. Sudah lama aku dan Aksa ingin tinggal bersama. Sejak kecil, aku hanya bisa bertemu sepekan sekali karena kesibukan pekerjaan. Aku terdiam tak mampu berkomentar apa-apa. Sudah lelah rasanya jika harus berdebat lagi dengan Riko.

Karena tidak ada kegiatan apa-apa selain urusan kebersihan rumah dan mengantar sekolah, di hari sabtu, aku dan Aksa sering ikut Riko ke ruko. Kuamati suasana di ruko tersebut. Hanya beberapa pelanggan lama yang datang untuk menjual motor atau mobil. Tetapi aku tidak pernah tahu berapa besar penghasilannya . Riko tidak pernah memberiku uang. Jika aku butuh sesuatu, ia akan langsung membelikan barang tersebut. Termasuk kebutuhan dapur. Riko selalu mengantarku ke pasar dan membiarkanku memilih apapun yang aku mau. Dia hanya membayar lalu kembali mengantar pulang.

Setiap minggu, Riko selalu mengajak kami makan di tempat mewah. Waktu itu aku berpikir kalau usaha Riko memang lumayan menghasilkan. Namun, anehnya, gaji para karyawan ditanggung oleh mertua. Sebenarnya ingin kutolak bantuan Eyang agar tidak menanggung gaji karyawan. Tetapi aku tidak mau terlalu ikut campur. Itu urusan Riko dan usahanya. Karena sepertinya, Riko juga keberatan jika aku banyak bertanya soal usahanya.

Beberapa hari ini aku merasa mual karena awal kehamilan. Aku naik ke atas untuk merebahkan diri di dalam kamar Doni. Riko menyuruhku untuk membawa Aksa naik. Supaya aku bisa istrirahat katanya. Sedangkan Doni, karyawan Riko, tidak keberatan aku berbaring di kamarnya. Toh dia juga sedang sibuk dengan Riko.

Kulihat sekeliling kamar. Cukup rapi untuk ukuran bujangan. Aksa sedang asik membaca komik kesukaannya di atas kasur. Aku pun mulai menyandarkan punggungku ke atas bantal yang kususun. Tiba-tiba suara ponsel berbunyi dari meja sebelah tempat tidur. Ada pesan pop up di sana. Rupanya itu ponsel Doni yang sedang dicarger. Kulirik ponsel itu dan kubaca diam-diam.

Belum pulang juga? Ngapain masih di situ?

Bilang tuh sama si Riko, tanggung jawab sama ucapan dan perbuatan …

Dasar laki-laki penipu, udah tua masih ditanggung orangtua …

Pulang kamu! Betah amat kerja di sana!

Perutku mulas seketika. Ada apa dengan Doni. Siapa yang mengirim pesan itu? Rasanya ada saja kejutan-kejutan dalam rumah tanggaku. Apa hubungannya dengan Riko? aku ingin sekali muntah. Mual ini semakin menjadi. Kuajak Aksa turun, aku bersiap pulang. Tak ingin bicara apa-apa. Terlalu banyak sikap Riko yang menimbulkan pertanyaan.

“Mamih mau ke mana?” Tanya Aksa sambil memainkan sebuah kotak berwarna-warni.

“Kita pulang yuk! Perut mamih sakit.”

Aku bergegas turun, kuambil tas dan ponsel. kalau bukan di tempat usaha dan tidak ada karyawan, rasanya aku ingin bertanya lagi pada Riko. Banyak sekali hal tidak ia ceritakan. Apakah ini dosaku karena bertemu Krisna di hari pernikahan? Apa mungkin ini adalah balasan karena hatiku masih menyimpan nama Krisna?

“Loh Raina, mau ke mana?” Riko menghampiriku yang bergegas ke luar ruko.

“Mau pulang Mas, nggak enak badan!” jawabku ketus.

“Ya udah, aku antar.”

Riko memang tidak pernah membiarkanku pergi sendirian. Sejak pacaran, ia memang posesif dan pencemburu. Kalaupun aku ingin bertemu dengan teman-temanku, Riko selalu ikut. Aku masih menganggapnya wajar. Tetapi kewajaranku disalahgunakan, setelah menikah ia justru semakin posesif. Semuanya diperiksa. Ponsel, medsos, atm, email, semuanya dia buka. Dia harus tau password semua akun. Dan anehnya, aku menurut saja. Toh memang benar, tidak boleh ada rahasia antara suami dan istri. Hanya satu yang bisa kurahasiakan: kenangan. Ya, kenangan dan masa lalu yang tidak semua kuceritakan pada Riko.

"Jadi apa maksudnya apa, Mas? Siapa Doni?”

Riko diam. Tak mampu menjawab.

“Pantesan kamu posesif dan cemburuan. Kamu punya selingkuhan?”

“Bukan, sayang. Sebenarnya Doni itu adiknya Nana, mantan pacarku dulu.” Riko menjelaskan dengan suara pelan.

“Adik mantan pacar? Adik mantan pacar masih kerja sama kamu yang sudah menikah?”

“Dulu, waktu aku pacaran sama Nana, Doni minta kerjaan. Ya aku bantu akhirnya. Masa mau dikeluarkan, gak tega aku.”

“Kamu gak tega sama Doni, tapi tega sama aku?”

“Ya tapi kan kami sudah gak ada hubungan apa-apa!”

“Tapi dia masih menghina kamu Mas! Dia masih marah dan nyuruh Doni pulang kok, dia minta tanggung jawab. Maksudnya apa? Kamu hamilin dia?”

“Astagfirullah Raina! Enggak sama sekali. Nana memang sakit hati waktu aku putusin. Soalnya Eyang sangat tidak setuju dengan hubungan kami. Dia minta tanggung jawab karena aku sudah bilang mau serius ke keluarganya. Mungkin dia malu karena kami gak jadi nikah.”

Riko menjelaskan panjang lebar. Kutarik napas berkali-kali. Rasanya, awal kehamilanku bukan hal yang membahagiakan.

“Maafin aku ya sayang, aku mohon!” Riko memeluk dan menciumku. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Lagi-lagi, aku tidak tega melihat dia memelas.

“Besok, kamu bicara sama Doni. Kalau dia mau berhenti, jangan ditahan!”

Aku masuk ke kamar belakang. Malam itu, aku tidur dengan Aksa yang kesepian. Ia masih butuh pelukan ibunya. Ia masih berharap ada sosok ayah yang dikaguminya. Aku tau, Aksa, berharap kasih sayang dari Riko. Tapi sepertinya, Aksa akan kecewa.

1
pembaca setia
bagus ih ceritanya. ayo lanjutkan Thor
Fathan
lanjut thor
Fathan
bagus banget ceritanya. relate sama kehidupan nyata dan gak lebay.
Fathan
pusing banget tuh anak
Fathan
bodoh
Fathan
tinggalin ajaaa
Fathan
rAina bodoh
Fathan
ngeselin rikooo
Fathan
menarik nih, seru
Fathan
rapi bahasanya
pembaca setia
ceritanya menarik. mengungkap sebuah kejujuran perasaan penulis. Bahasa rapi dan minim typo. rekomendid novelnya
Sunshine🤎
1 like+subscribe untuk karya mu Thor. semangat trus sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain, dan jangan lupa promosiin karya agar popularitas meningkat/Good/
SheAmoy: makasih kakak
total 1 replies
anggita
like👍+☝iklan buat author.
SheAmoy: makasih kak
SheAmoy: makasih banyak kakak
total 2 replies
SheAmoy
thanks kak
Necesito dormir(눈‸눈)
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
SheAmoy: makasih kaka
total 1 replies
Black Jack
Saya benar-benar tenggelam dalam imajinasi penulis.
pembaca setia: menarik banget nih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!