NovelToon NovelToon
Sistem Pemburu Wanita

Sistem Pemburu Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: RyzzNovel

Nb: tidak untuk anak kecil, jadi yg dibawah umur, sebaiknya Diskip🙏


Azer Ashford adalah tuan muda yang berasal dari keluarga duke yang disegani di kekaisaran. Dia terlahir dengan paras yang sempurna, kemudian mekar menjadi bunga yang rusak.

Dia adalah, kecantikan kekaisaran, tapi disaat yang sama, tanpa sepengetahuan siapapun, dia adalah seorang pria yang sangat menikmati hubungan badan.

Suatu saat, dia meniduri istri dari sang kaisar, atau bisa dibilang ratu kekaisaran. dia tertangkap oleh para prajurit kemudian berakhir di penggal.

berpikir bahwa kehidupannya sudah berakhir, Azer yang kepalanya dipenggal, dia tiba tiba berada di dunia yang berbeda. Sebuah dunia, dimana gedung gedung tinggi berada, kendaraan yang memiliki dua dan empat ban, hingga akhirnya kendaraan yang memiliki kemampuan untuk terbang.

Azer tiba di dunia modern.

Dengan bekal sistem yang dia aktifkan, Azer memutuskan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hanya dengan beberapa wanita pilihannya saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Pertemuan (2)

Tidak ada banyak hal yang terjadi di pertemuan tersebut. Diantara mereka, semuanya adalah teman sekolah menengah Amelia.

Bisa dibilang pertemuan ini adalah reuni untuk Amelia dan yang lainnya. Beberapa orang seperti Azer diundang hanya untuk menciptakan suasana yang lebih ramai.

Duduk di sebuah kursi, Azer dengan tenang menikmati makanan di depannya. Makanan tersebut benar benar lezat dengan tekstur yang pas di lidahnya.

'Enak sekali.'

Azer tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menikmati makanan itu, meski wajahnya terlihat santai, dia menikmati semuanya di dalam hatinya.

'Untuk hidup, aku butuh makan.'

Ada banyak makanan dan Azer memutuskan untuk mencoba berbagai makanan yang berbeda-beda. Hal itu dia lakukan agar dia dapat menentukan selera makanannya sendiri di dunia ini.

Di depannya dan di sampingnya, terdapat tiga orang. Karena satu meja dapat ditempati untuk empat orang, Azer tidak memiliki masalah apapun untuk berbagi meja dengan mereka.

Dua lainnya sudah Azer kenal sedangkan yang satunya tidak dia kenali.

Andre, seorang pria tampan dan Dernil seorang pria buncit yang Andre katakan sebagai seorang 'wibu' sebuah kata yang Azer sendiri tidak dapat pahami.

“Gendut, apa perutmu tidak ada batasnya?“

Suara Andre terdengar mengejek ketika dia menunjuk ke empat piring yang penuh dengan makanan di depan Dernil, semua itu adalah milik Dernil.

Dernil mengerutkan keningnya, menatap Andre dengan tidak senang:

“Apa urusanmu? Diam saja dan makan makananmu dengan patuh.“

Keduanya sudah berdebat untuk kesekian kalinya hingga Azer mulai terbiasa dengan hal itu. Di depannya, Azer menatap seorang pria.

Seorang pria tampan dengan garis wajah yang gagah dan memiliki aura yang lembut di sekujur tubuhnya.

Jika harus membandingkannya dengan Andre, penampilan mereka agak bertolak belakang meski sama-sama memiliki wajah yang rupawan.

Andre terlihat begitu rupawan karena pria itu memiliki sikap yang santai dan agak suka mengatakan beberapa kata kasar, biasanya memang terdapat beberapa gadis yang memiliki tipe yang seperti itu.

Sedangkan yang di depannya, Azer melihatnya sebelumnya. Beberapa gadis mengerumuninya dan dia dapat meladeni mereka dengan tenang sekaligus memancarkan kelembutan di tiap ucapannya.

Saat Azer menatapnya, pria itu juga menatapnya, kemudian senyuman muncul diwajahnya yang rupawan.

“Ah, maaf karena aku belum menyapa. Namamu… Azer Ashford kan?“

Pria itu tersenyum saat dia menyapa Azer, sebagai tanggapan, Azer mengangukkan kepalanya dengan santai.

Saat itu, pria itu juga memperkenalkan dirinya.

“Aku, kamu bisa panggil aku Will. Will Folde.“

Senyuman yang tidak mengenakkan kemudian muncul di wajah pria yang menyebut dirinya sebagai Will.

Tapi senyuman aneh itu hanya terlihat begitu tipis hingga Azer agak terkejut. Senyuman itu menghilang ketika Azer berkedip dan segera bertemu kembali dengan senyuman yang tenang dan lembut.

Apa cuma perasaanya saja?

Tapi, Azer tidak bisa mengabaikannya.

'Dia membenciku?'

Entah bagaimana alasannya, sepertinya Will membencinya. Azer yakin bahwa dia sama sekali tidak pernah membuat suatu konflik yang berarti selama sebulan ini.

Tapi, mengapa pria di depannya itu membencinya?

Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya, tapi Azer tidak bisa mendapatkan jawaban apapun kecuali pertanyaan tambahan lainnya.

Ketika Azer sedang merenung, sebuah gerakan yang samar tiba tiba terasa di sampingnya.

“Bajingan! Kemarikan garam itu!“

“Hah?! Tidak mau.“

Dengan tubuh yang condong ke depan, Andre dengan ekspresi mengeras mencoba merebut garam yang ada di tangan Dernil.

Dernil sendiri tampaknya menikmati kesengsaraan Andre saat dia menjauhkan garam tersebut kesana sini dengan seringai di wajahnya.

Mereka benar benar tidak akur.

“Oke. Baiklah, akan kubunuh kamu sekarang.“

Dengan marah, wajah Andre berkedut ketika dia beranjak dari tempatnya, kemudian berjalan mengitari meja dan mendekati Dernil.

Saat itu, wajah Dernil memucat.

Dia memutar tubuhnya dan mencoba berlari, tapi Andre menangkapnya.

“Keke, ketangkap kamu.“

Dengan suara tawa yang aneh, Andre menangkap kaki Dernil.

“Sial, lepaskan! Lepaskan atau naga di kakiku akan bangkit!“

“Hah?! Naga apaan?!“

“Di selangkanganku! Disana ada naga!“

“Mau kubu —”

Percakapan aneh itu terhenti ketika Dernil sedikit tersandung dan menjatuhkan garam ditangannya. Tutup garam itu terbuka, kemudian terjatuh di dalam sebuah sup ayam yang menjadi milik Azer.

Keduanya terdiam dengan wajah yang tersentak. Sup ayam Azer kini dipenuhi dengan garam, semuanya tumpah.

Dernil buru buru mengeluarkan botol garam yang sudah kosong itu, kemudian menatap Azer dengan rasa bersalah.

“Ah… maaf Azer, aku tidak sengaja.“

Dengan panik, Dernil menunjuk Andre.

“Hukum dia saja.“

Andre yang tidak terima dengan tuduhan itu langsung memucat.

“Apa? Tidak adil. Harusnya kamu yang dihukum karena menjadi sangat pelit dasar wibu gendut sialan.“

Keduanya sekali lagi berdebat dengan berbagai umpatan. Azer sendiri, dia terdiam menatap sup ayamnya.

Garam yang berhamburan terlihat mengambang ketika Azer mengambil sendok dari sup ayam itu, mengaduknya hingga garam itu merata.

Andre dan Dernil sudah terdiam, keduanya menatap Azer dengan aneh saat Azer menyendok sup ayam itu dan mencoba membawanya ke mulutnya.

“Uwagh! Tunggu Azer! Kamu bisa makan punyaku saja.“

“Tidak tidak, ini punyaku ambil saja, punyaku porsi jumbo!“

Keduanya panik, tapi sudah terlambat.

—Slurpp..!!

Azer menyeruput sup ayam yang sudah dia sendok sendiri, kemudian memejamkan matanya untuk merasakan rasa dari sup itu.

Saat itu, Andre dan Dernil berhenti bernafas, tubuh mereka menegang dan penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tapi…

Tidak banyak hal yang terjadi, kecuali.

“Enak.“

Wajah keduanya jatuh saat mendengar ucapan dari Azer. Bagaimana mungkin itu bisa menjadi enak saat satu botol garam dituangkan?

Tidaklah dia merasa asin?

Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak keduanya.

Tapi, pada saat itu.

—Clankk...!!!

Gelas kaca terjatuh, isinya berisi minuman yang tumpah dan segera membasahi taplak dari meja itu.

Tapi tidak ada yang memperhatikan nya karena Azer yang sibuk menikmati makanannya, sedangkan Andre dan Dernil menatap Azer dengan aneh.

Yang menjatuhkan gelas itu adalah Will.

Ekspresi dimatanya lebih tinggi daripada yang lainnya, menatap Azer dengan aneh. Tangannya masih melengkung seolah dia memegang gelas kaca itu, tapi sayangnya, dia juga tidak sadar bahwa dia telah menjatuhkan gelas kaca itu hingga membuat tangannya seperti itu.

“Kht.“

Saat itu, bahunya bergetar ketika dia merasakan sudut sudut wajahnya tertarik, suara tertahan di bibirnya dan dia berusaha untuk mempertahankan wajahnya yang tenang.

“Pftt—Kht.“

Tawa itu hampir lolos sekali lagi.

Entah bagaimana, Will tidak mampu menahan tawanya saat dia menatap Azer yang terlihat sangat aneh.

Kenapa?

Bagaimana bisa ada orang yang bisa menikmati garam begitu banyak?

Dengan menggelengkan kepalanya, Will mengangkat tangannya, kemudian mencoba menyesap minuman miliknya.

Tapi…

“Ah? Will? Kamu kenapa?“

Will tersentak ketika dia mendengarkan suara dari Dernil yang kini menatapnya.

Will melirik pria buncit itu sejenak, kemudian melirik tangannya yang kosong. Tidak ada gelas disana dan minumannya sudah tumpah.

Dernil mengikuti tatapan mata Will, kemudian dengan bahu yang agak bergetar, Dernil menawarkan:

“Ma—pft—kht.. mau kupesankan lagi?“

Dernil entah bagaimana berhasil menahan tawanya sendiri, sebelum akhirnya.

“Pftt--!! Kuh—hahahaa!!!“

Disampingnya, Andre sudah tidak mampu menahan wajahnya lagi dan tertawa dengan terbahak-bahak.

Sementara itu, Azer dengan suasana hati yang sangat gembira, kini mendapatkan selera makannya sendiri di dunia ini.

Dia akhirnya menemukan alasan mengapa makanan yang dia makan itu terasa seperti memiliki suatu kekurangan.

***

1
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
Nazrul
👍🏻👍🏻
Nazrul
mantap
Nazrul
🤣🤣
Nazrul
mantap thor
Nazrul
👍🏻👍🏻
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
Nazrul
kenapa kredit si mc tidak berkurang thor,,,, kreditnya 50k atau 50 juta thor🤔🤔
Weaver's: eh iya btw itu harusnya 50k, baru nyadar, bntr revisi😅
Weaver's: pas belanja, dia dibayarin Helena jadi Azer sama sekali tidak keluar kredit
total 2 replies
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
Nazrul
👍🏻👍🏻
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
Nazrul
mantap
Nazrul
👍🏻👍🏻
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
Adrian Chaniago
bgs
Weaver's: makasih ya
total 1 replies
Chairul Huda
semangat update nya thor nungguin nihh sampe nabung bab hehe
Weaver's: makasih ya
total 1 replies
Adrian Chaniago
up
jodoh org ☃
up thor
Adrian Chaniago
crazy thor
jodoh org ☃
lnjt thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!