Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 4 Wanita Masa Lalu Kaivan
Suami Yang Ku Benci (4)
"Ma_maaf Bu Saphira atas ketidaktahuan saya." Sintya terpaksa meminta maaf karena ia tidak mau kehilangan pekerjaannya saat ini.
Saphira hanya memandang Sintya.
" Lain kali jangan pernah memandang rendah orang lain. Aku tahu kamu ragu aku adalah istrinya Pak Kaivan. Tapi, tatapan merendahkan itu tidak layak kamu perlihatkan pada siapapun. Apalagi sebagai sekretaris kamu harusnya bisa lebih menjaga sikap. Bagaimana kalau orang yang kamu rendahkan adalah orang yang lebih berpengaruh," jelas Saphira panjang lebar.
Sintya hanya menundukkan kepalanya. Tak berani mengangkat walaupun sedikit. Apalagi Kaivan selaku atasannya pun tidak menghentikan ucapan istrinya. Artinya ia setuju dengan apa yang di ucapkan Saphira.
" Tidak semua orang kaya suka memakai barang branded,"
"Perbaiki attitude mu," tegas Kaivan. Ia pun merangkul Saphira dan mengajaknya masuk ke dalam ruangannya.
" Apa aku tunggu di ruangan pribadi kamu saja, mas?," tanya Saphira tak enak hati mengganggu suaminya bekerja.
" Tidak. Ini bukan masalah pekerjaan. Mas lebih suka kamu menemani mas agar tidak ada salah paham," Saphira mengerutkan keningnya.
" Nanti mas jelaskan,"
Wanita yang duduk di sofa mengepalkan tangannya. Tidak suka saat melihat Kaivan berlaku lembut pada wanita yang ia akui sebagai istrinya.
" Apa kabar, Phira?,"
Deg
Jantung Saphira serasa berhenti berdetak. Suara itu, ia mengenalnya.
"Kamu?,"
" Ya, aku Jeni. Mantan pacar Kaivan. Aku tidak menyangka ternyata kamulah istri Kaivan," Satu sudut bibir Jeni terangkat. Matanya menatap sinis Saphira.
Kaivan merasakan tubuh Saphira menegang.
"Sayang," panggilan lembut dengan sentuhan tangan Kaivan yang menggenggam tangannya membuat ia kembali lebih rileks.
Saphira akhirnya mencoba untuk tetap tersenyum. Saat seperti ini pastinya akan datang. Apalagi setahu ia, Jeni adalah wania yang dulu dicintai Kaivan. Apa yang menyebabkan hubungan mereka kandas pernah ia dengar dari kabar yang beredar.
" Ah iya, aku baik. Sangat baik. Apa kabar denganmu?," tanya Saphira balik bertanya.
" Kurang baik. Apalagi setelah Kaivan salah paham padaku," jawabnya.
" Salah paham?,"
" Ya, dia pikir aku bers3lingkuh padahal tidak. Aku rasa dia menikahimu pun karena ingin membalas sakit hatinya. Apalagi dia tahu aku membencimu..."
" Hentikan omong kosong mu itu!!," Bentak Kaivan mengejutkan kedua wanita yang ada di ruangan itu.
Saphira menatap Tak percaya. Kaivan membentak Jeni?
" Van, ayolah. Aku tahu kamu tidak benar-benar mencintai Phira. Kamu tahu aku membencinya kan? Bahkan saat itu kamu mempermalukan dia depan orang-orang demi membuktikan cintamu padaku,"
Raut wajah Kaivan berubah. Ia khawatir Saphira semakin benci padanya setelah tahu kenyataannya. Semakin sulit lah nanti ia meluluhkan hatinya.
" Jeni!!,"
" Sudahlah, Van. Phira harus tahu jika kenyataannya tidak sesuai seperti yang ia pikirkan."
Saphira hanya tersenyum kecil menikmati drama Jeni.
Saphira membalas genggaman Kaivan yang semakin mengencang. Ia tahu Laki-laki itu sedang menahan emosinya.
" jangan percaya padanya. Aku menikahimu bukan karena dia.." lirih Kaivan
Saphira mengangguk kecil.
" Jadi, niatmu kemari hanya untuk meminta suamiku meninggalkanku?," tanya Saphira akhirnya.
Tak perlu berputar-putar tujuan Jeni sudah bisa di tebak.
" Harusnya kamu tahu aku masih bertahta di hati Kaivan. Kamu hanya pelarian saja. Dia ingin membalasku,"
Saphira tertawa melihat betapa tinggi rasa percaya diri Jeni.
" Benarkah karena itu mas menikahiku?," tanya Saphira yang langsung dijawab Kaivan dengan tegas.
" Tidak. Dia berbohong," Saphira manggut-manggut.
" Kamu percaya?," Tanya Jeni mencoba menggoyahkan keyakinan Saphira.
" Ya, aku percaya,"
Kaivan bernafas lega sementara Jeni.menatap tak percaya. Kaivan berharap jangan sampai kedatangan Jeni membuat usahanya semakin berat.
" Phira, apa kamu yakin dia melupakan aku begitu saja sementara dulu dia begitu memujaku?,"
" Apa kamu pikir, suamiku akan tetap memuja wanita yang sudah menjadi bekas orang?,"
Deg
" Aku tahu semuanya,Jeni. Suamiku meninggalkanmu karena kamu memadu kasih dengan laki-laki lain. Kamu mengkhianatinya,"
" Itu hanya rumor. Itu tidak benar" ucap Jeni menyangkal.
" Rumor?," Kaivan tersenyum sinis.
" Iya. Kamu salah paham. Orang-orang pasti membuat rumor itu karena tidak menyukaiku," kilah Jeni.
" Aku percaya.."
Jeni tersenyum mendengar ucapan Kaivan.
" Aku percaya kalau kamu memang tidak sebaik yang aku kira,"
"Maksudnya?,"
" Kamu pikir aku tahu darimana kamu berkhianat?"
" Dari Naufal kan? Dia salah paham saat melihatku dan seseorang di hotel?," tebak Jeni.
Kaivan terkekeh. Naufal tahu? Tapi, dia tidak mengatakan apapun padaku? Batin Kaivan.
Naufal adalah sahabatnya dari masa kuliah bahkan sampai saat ini. Namun, tak pernah sekalipun Naufal mengatakan pernah memergoki Jeni di hotel dengan laki-laki.
" Bukan dari Naufal. Tapi, aku melihat sendiri kamu dan laki-laki itu di kamar apartemen mu. Aku melihat bagaimana kamu bersikap liar di atas laki-laki itu,"
"Van...."
" Aku juga mendengar obrolan mu dengannya. Kamu bilang aku tidak ada apa-apanya karena tidak sekaya dia,"
"Itu...." lidah Jeni kelu. Ia tak tahu harus menjelaskan seperti apa.
" Sudahlah. Lagi pula sudah tujuh tahun berlalu. Untuk apa kamu datang padaku saat ini?," diam sejenak. " Apa karena kamu baru tahu aku adalah cucu pemilik perusahaan besar?," tebak Kaivan tepat sasaran.
Kaivan memang menyembunyikan identitas keluarganya. Orang-orang tahu dia cucu pemilik perusahaan pun setelah empat bulan lalu dia menggantikan orang kepercayaan kakeknya.
Hari dimana ia menemukan Saphira yang menjadi resepsionis.
" Seandainya kamu jujur dari awal. Ini semua tidak akan terjadi. Aku pasti akan tetap di sampingmu dan kita akan bahagia dengan keluarga kecil kita," jelas Jeni tidak tahu malu.
" Justru aku bersyukur ini terjadi. Aku jadi tahu seperti apa kamu sebenarnya,"
Saphira tidak ikut bicara dan hanya memperhatikan perdebatan keduanya.
" Keluarlah dari sini baik-baik sebelum aku menyuruh keamanan menyeretmu,"
" Van, ayo kita mulai dari awal lagi. Aku yakin di hatimu yang terdalam masih ada namaku. Buktinya kamu tidak menjalin hubungan dengan siapapun sampai akhirnya kamu menikahi Phira,"
Kaivan berdecak kagum dengan kepercaya dirian Jeni.
" Jeni, dengar. Kamu mungkin pernah aku cintai dan aku puja. Tapi, itu dulu sebelum pengkhianatan itu terjadi. Jadi, jangan terlalu percaya diri,"
" Van..."
" Keluar sendiri atau aku lempar??,"
" Ck .." Jeni berdiri karena tidak ingin dipermalukan di perusahaan Kaivan. Ia menatap sinis Saphira yang hanya tersenyum padanya.
senyuman yang membuat Jenis geram.
Brakkk
Kaivan lega saat Jeni sudah keluar. Wanita itu benar-benar tidak tahu malu. Pasti karena popularitasnya sedang menurun tajam sehingga ia mendatanginya. Jeni adalah seorang aktris sekarang.
" Say..."
" Tidak ada orang lain disini.."
" Hufft ." Kaivan menghela nafas saat Saphira kembali ke mode awal.
" Percayalah padaku. Kamu bukan pelarian atau apapun yang sejenisnya. Dia hanya ingin kita berpisah setelah tahu identitas ku sekarang,"
" Aku tidak peduli. Lagi pula kamu tahu sendiri alasanku bertahan adalah anak-anak. Jika kamu membuat mereka kecewa aku akan pergi dengan mereka meninggalkanmu..."
" Aku tidak akan mengecewakan kalian.."
"Jangan pedulikan aku. Pedulikan saja anak-anak,"
TBC
lanjut thor