Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunga Bangkai
"Anggrek!"
"Anggrek!"
"Anggrek!" teriak Arjuna dengan suara yang sangat lantang dan dia langsung terduduk dan menangis. Saat melihat ke sebelah ranjang ternyata sang istri tidak di tempat bertambah paniklah Arjuna hingga dia langsung turun dari ranjang untuk mencari sang istri.
Clek
"Abang kenapa? Sampe teriak-teriak manggil aku? Abang laper?" kata Anggrek yang memang baru saja selesai mandi dari kamar mandinya. Wanita itu terbangun jam 3 dini hati dan supaya badannya segar dia segera mandi agar tubuhnya meresa lebih baik.
Arjuna yang melihat sang istri langsung memeluk Anggrek erat. Bahkan bahu Arjuna sudah bergetar karena tangis.
"Abang kenapa?" tanya Anggrek pada suaminya itu.
"Aku mimpi buruk! Buruk sekali hingga aku benar-benar takut!" kata Arjuna masih memeluk erat tubuh mungil istrinya.
"Abang..."
"Ssssttt! Biarkan begini dulu Sayang, aku ingin menghirup aroma tubuhmu yang menenangkan," kata Arjuna.
"Memangnya Abang mimpi apa?" tanya Anggrek.
"Mimpi kadal menari!" kata Arjuna asal, jujur jika memimpikan istrinya di ambil orang gengsi dong! Masa sampe nangis dan teriak-teriaknhanya karena istri di ambil orang itu ngak elit sekali, begitulah isi otak kecil Arjuna. Jadi harap maklum ya pemirsa.
"Kadal menari, lucu dong Abang masa di bilang mimpi buruk?" tanya Anggrek.
"Kadal menari jelas jadi mimpi buruk! Udah pokoknya kalau aku bilang mimpi buruk berarti mimpi buruk dan kamu harus percaya," kata Arjuna ngotot.
"Baiklah, kesayangan Anggrek. Sekarang Abang istirahat dulu ya!" kata Anggrek merebahkan tubuh suaminya di ranjang, tapi Arjuna menarik serta Anggrek hingga wanita itu jatuh tepat di atas tubuh suaminya.
"Sayang kamu capek ngak?" tanya Arjuna dengan tatapan yang berbeda dan Anggrek tahu betul makna dari tatapan sang suami itu.
"Kalau kamu ngak capek, kita buatkan pesanan Mamah dan Papah ya?" tanya Arjuna pada Anggrek.
"Aku lagi kepengen Sayang, boleh ya?" tanya Arjuna.
Anggrek tentu tidak kuasa jika sang suami sudah begitu merayunya. Anggrek tersenyum dan menganggukan kepalanya dan hal ini berhasil membuat Arjuna menjadi sangat bahagia terlebih bagian tubuh Arjuna yang sudah tidak sabar bertemu dengan Anggrek kesukaannya menjadi sangat bahagia ketika sang istri mengabulkan permintaannya.
"Baiklah Anggrek akan ku buat kau mengandung bayiku! Aku tidak ingin siapapun merebutmu dariku! jadi kamu harus segera hamil!" kata Arjuna dan diapun memulai kegiatan panas untuk mereka berdua.
Anggrek hanya bisa berpasrah diri tanpa bisa melakukan apapun. Dirinya tenggelam pada kenikmatan yang di berikan oleh suaminya. Anggrek menatap sayu mata sang suami yang juga menatapnya. Tatapan yang Anggrek layangkan seolah bermakna "Jangan pernah tinggalkan aku!" tapi Arjuna sama sekali tidak menyadarinya.
Anggrek yang semakin tidak kuasa melihat pesona sang suami yang tengah mengarungi dirinya memilih memeluk Arjuna dengan erat. Kecupan-kecupan kecil Anggrek layangkan pada wajah sang suami yang memerah karena aktifitas panas yang terjadi di antara mereka berdua.
Setelah melakukannya berkali-kali dan mencapai surga dunianya, Arjuna menghentikan olahraganya dan menatap wajah Anggrek yang menatap sayu dirinya. Sebagai ucapan terima kasih Arjuna mengecup seluruh wajah sang istri dan beralih ke samping Anggrek untuk memejamkan matanya kembali.
"Semoga apa yang Mamah dan Papah harapkan terjadi. Dengan Anggrek hamil pertimbangannya untuk meninggalkan diriku semakin kecil. Aku tidak tahu ini cinta atau bukan karena aku juga tidak yakin. Tapi satu hal yang pasti, aku tidak ingin kehilangan dirimu!" lirih Arjuna dalam hati melihat Anggrek telah terkapar lelah di sebelahnya.
Anggrek berusaha bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Dia ingin segera membersihkan diri. Waktunya hampir habis karena aebentar lagi akan masuk waktu subuh, Anggrek ingin berkomunikasi dengan Tuhannya sang pemilik bumi beserta isinya.
Saat Anggrek akan memasuki kamar mandi Arjuna segera menghampiri dirinya dan menggendong sang istri ala bridal style.
"Abang!" pekik sang istri.
"Sudah diam saja mau cepat mandikan? Supaya masih ada waktu?" kata Arjuna hanya di balas anggukan oleh Anggrek.
"Ya sudah jangan banyak protes," kata Arjuna dan mereka mandi bersama. Ingat ya mandi bersam dalam artian mandi yang sebenarnya bukan mandi-mandian.
Anggrek tersenyum melihat sikap perhatian yang di curahkan Arjuna pada dirinya. Meski pernikahan ini bukan sebuah perencanaan apa lagi berlandaskan cinta. Mereka hanya dua orang asing yang baru saling mengenal dan Allah maha baik memberinya suami yang berhati lembut. Jika suaminya bukan Arjuna, maka Anggrek sendiri tidak mampu membayangkan. Apakah kejadian demi kejadian romantis serta kebahagiaan yang dia alami akan sama?
Arjunanya bukan pria yang romantis apalagi ahli dalam perkataan manis. Karena itulah meski berwajah tampan selalu di tinggalkan pasangan, sejatinya banyak wanita menyukai perkataan manis para pria. Seaking sukanya perkataan manis para pria mereka seolah lupa akan dunia yang hanya sementara dan semua yang ada dalam genggamannya hanyalah titipan Tuhan semata.
Setelah menyelesaikan caper pada sang kuasa. Anggrek mendapat panggilan telepon dari sang Mamah mertua. Perbedaan waktu yang mereka alami tentu menjadi faktor juga mengapa sang Mamah mertua menghubungi dirinya dini hari sebelum subuh begini.
"Asslaamu'alaikum Mah!" sapa Anggrek melalui ponsel pintarnya.
"Walaikumussalam menantu kesayangan Mamah, gimana kabar kamu Nak?" tanya Mamah perhatian pada Anggrek.
"Alhamdulillah aku dalam keadaan yang baik Mah. Abang baru saja tertidur kembali, tidak apa kan jika tidak berbicara dengan Abang terlebih dahulu?" tanya Anggrek pada si Mamah mertuanya
"Ngak papa sayang! Mungkin suami kamu lelah, soalnya perusahaan sedang banyak masalah kata Papah. Kata Papah jika saja perusahaan yang di sini tidak terlalu membutuhkan Papah mungkin Papah mertua kamu yang akan ke sana Sayang! Anggrek, Mamah kesepian kamu ngak ada di sini! Biasanya kita bisa berkebun bareng, masak bareng eh sekarang kamu malah di bawa sama si Juna ke sana!" kata Mamah dengan suara yang di buat seperti merajuk.
"Mamah yang sabar ya, kita akan segera bertemu kok. Aku yakin Abang mampu menyelesiakan permasalahan ini dengan cepat tanpa berlarut-larut," kata Anggrek.
"Iya Mamah juga percaya anak Mamah itu mampu di percaya dan kuat untuk menjalani permasalahan ini," kata Mamah pada Anggrek.
"Oh iya sayang Mamah ada berita mengejutkan buat kamu. Kamu masih ingat Abimanyu si pemilik wajah pas-pasan dan di bawah standar karena lebih gantengan anak Mamah kemana-mana," kata Mamah membanggakan si Abang dan itu membuat Anggrek tertawa.
"Abimanyu yang kemayu itu menikahi kakak angkat kamu si Mawar! Iya Mamah heran kenapa namanya harus Mawar padahal sikapnya sangat jahat dan tidak pantas memiliki nama Mawar! Bagusnya dia itu memiliki nama bunga bangkai karena sikapnya yang jahat dan suka menggunting dalam lipatan dan musuh dalam kasur! selimut maksudnya. Udah dulu ya sayang! Jangan lupa pesanan Mamah, bawa calon cucu ketika pulang," kata Mamah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...