Hot Affair With Ipar

Andra diam melihat bagaimana Aluna yang menjelaskan semua itu pada klien mereka. Dia melihat ternyata Aluna ini sangat pandai bicara dan meyakinkan banyak orang dengan kemampuannya berbicara di depan umum. Jadi tidak heran jika dia bisa mendapatkan respon positif dari klien mereka.

Prok...prok...prok...

Aluna pelayan mereka bertepuk tangan setelah dia menjelaskan materi-materi yang memang harus dijelaskannya.

"Luar biasa, sekretaris anda selain cantik dia juga berbakat pak Andra." ucapkan salah satu rekan bisnisnya setelah Aluna menjelaskan materi meeting mereka kali ini.

Dia cukup terpukau dengan kemampuan dan pembawaan alunan yang terlihat santai dan cantik. Sungguh luar biasa, mereka bisa melihat bahwa sekretaris Andra kali ini jauh lebih baik daripada sekretarisnya yang terdahulu. Selain cantik, wanita itu juga memiliki pesona yang luar biasa hingga membuat pandangan mereka langsung tertuju pada Aluna saat ini.

Sedangkan Andra sendiri tidak tahu harus merespon seperti apa karena menurutnya juga sama. Tapi yang paling penting baginya adalah Aluna yang bisa menjelaskan dan membawa meeting ini dengan begitu baik.

Begitu juga dengan Aluna yang tersipu malu saat mendapatkan begitu banyak pujian dari orang-orang atas pekerjaannya kali ini.

"Terima kasih atas pujiannya bapak-bapak semuanya. Terima pas dibakar telah mau menjalin kerjasama dengan perusahaan kami. Semuanya tidak salah memilih perusahaan kami sebagai mitra bisnis, karena kami benar-benar akan memberikan yang terbaik." jelasnya pada mereka semua karena dia benar-benar akan membuat mereka-mereka itu menjalin hubungan bisnis dengannya.

Melihat Aluna yang begitu mahir mencari perhatian para investor luar membuat Andra semakin yakin bahwa sekretaris ini adalah yang terbaik diantara yang terbaik. Bahkan dalam hitungan jam saja Dia sudah bisa menunjukkan kemampuannya di depan banyak orang. Itu sudah menjadi pembuktian bagi Andra, karena Aluna benar-benar bisa membuktikan bahwa dirinya layak untuk bekerja.

"Anda benar-benar hebat pak Andra. Anda beruntung bisa mendapatkan sekretaris hebat seperti nona Aluna ini. Dia dia pintar, dan yang paling penting cantik. Itu sudah menjadi paket komplit bagi dirinya. Jika bapak tidak menginginkannya lagi bekerja dengan bapak, segera hubungi saya karena saya akan membawanya ke Singapura untuk bekerja dengan saya. Bahkan jika dia mau, saya bisa menjanjikannya istri yang menjadikannya satu-satunya." jelas orang tersebut yang membuat Aluna hanya bisa tersenyum saja.

Dia tidak pernah berminat untuk hidup dengan laki-laki tua Bangka seperti mereka, karena sesuatu yang ingin dicapainya saat ini adalah Andra. Dia ingin hubungan Andra dan juga istrinya hancur berantakan. Aluna benar-benar menantikan hal itu.

"Ingat Tuan Cho, anda sudah memiliki dua orang istri jadi jangan katakan anda ingin membawa Aluna dan menjadikannya istri anda yang ketiga. Itu tidak akan mungkin." jawab Andra karena dia tahu seperti apa laki-laki yang ada di depannya saat ini.

Laki-laki mata keranjang yang tidak cukup hanya dengan satu orang wanita saja. Dia juga sudah memiliki dua orang istri lalu bagaimana bisa dia masih menginginkan Aluna untuk menjadi istrinya yang ketiga.

"Kenapa tidak jika Aluna memang mau? jika Aluna memang mau, aku akan menceraikan semuanya dan akan menjadikannya satu-satunya." jawab orang itu lagi hingga membuat Andra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

Laki-laki seperti mereka-mereka itu memang tidak bisa setia dengan satu orang wanita. Sedangkan dia, dia terlalu mencintai istrinya dan dia tidak akan mencari wanita mana lagi karena baginya Deswita sudah lebih dari cukup.

Perbincangan itu terus saja terjadi, sampai di mana Andra melihat ponselnya yang sejak tadi terus saja bergetar dan itu panggilan masuk dari istrinya, Deswita.

Aluna yakin bahwa yang menghubungi Andra saat ini adalah Deswita. Mengingat wanita itu membuat darahnya langsung mendidih.

"Jika sudah selesai, kami pamit. Selamat siang," ucap Andra , yang langsung pergi meninggalkan ruangan meeting itu karena menurutnya meeting mereka sudah selesai.

Andra sendiri sudah keluar lebih dulu, dan di belakangnya diikuti oleh Aluna. Dia mendengarkan apa yang sepasang suami istri itu bicarakan dan dari apa yang didengarnya, Aluna yakin jika Andra dan istrinya itu pasti sedang bertengkar saat ini. Itu terlihat jelas dengan cara Andra yang terus saja meminta maaf pada istrinya.

"Aku sudah mengatakan bahwa aku minta maaf sayang. Lalu apalagi Deswita? aku bekerja, dan aku tidak bisa meninggalkan meeting kok begitu saja karena ini benar-benar meeting yang sangat penting. Aku menjalin kerjasama dengan investor luar. Aku berhasil menjalin kerja sama dengan mereka dan seharusnya kamu senang. Bukan malah mengatakan hal yang tidak tidak seperti ini." jelas Andra karena dia mulai lelah dengan apa yang Deswita bicarakan.

"Tapi aku merasa bahwa kamu sudah tidak menyayangiku lagi. Buktinya kamu lebih mementingkan pekerjaan kamu daripada aku. Apa kamu benar-benar sudah tidak menyayangimu lagi?" tanya Deswita dengan begitu lebay.

Aluna terus saja mendengarkan laki-laki itu yang menjelaskan pada istrinya bahwa dia tadi benar-benar meeting. Tapi sepertinya istrinya itu tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

Entah mengapa tiba-tiba saja Aluna memiliki ide yang cemerlang.

"Auhhh..." Aluna sengaja berakting seolah-olah dia terjatuh dan itu membuat Andra langsung sigap menolongnya.

"Kau baik-baik saja Aluna?" tanya Andra kaget ketika melihat wanita itu yang tiba-tiba saja terjatuh jika dia tidak cepat menolongnya tadi.

Mendengar suaminya memanggil nama wanita lain membuat Deswita meradang. Aluna, nama yang tidak pernah didengarnya sama sekali. Selama menikah dengan Andra dia tidak pernah mendengar nama wanita bernama Aluna karena selama ini dia tidak pernah mengetahuinya. Dia sendiri tahu dan paham betul, siapa-siapa saja orang yang bekerja sama dengan suaminya dan dia tidak pernah tahu ada wanita bernama Aluna.

"Sayang, siapa Aluna? katakan siapa Aluna Andra!" teriak Deswita karena dia benar-benar penasaran dengan siapa wanita itu. Jujur saja, dia merasa cemburu mendengar suaminya memanggil wanita lain.

Sedangkan Andra sendiri menyampaikan ponselnya begitu saja dan dia melihat keadaan Aluna yang terlihat kesakitan sambil memegangi kakinya.

"Apa kau baik-baik saja? kita pergi ke rumah sakit?" Andra berusaha menawarkan pada wanita itu untuk pergi ke rumah sakit karena dia tidak ingin Aluna mengalami luka yang cukup parah nantinya.

Aluna langsung menggelengkan kepalanya, karena dia tidak ingin ketahuan jika saat ini dia sedang berbohong. Setidaknya dia sudah berhasil menjalankan rencananya untuk membuat pasangan suami istri itu bertengkar.

"Saya baik-baik saja pak,"

"Kau yakin Aluna?" tanya Andra lagi karena dia takut jika Aluna kenapa-kenapa.

"Ya, saya baik-baik saja pak," jawabnya jujur dan berusaha terlihat baik-baik saja.

***