Tersisih Dari Nagari Minang

***

diawali dengan pagi yang seperti biasa diiringi dengan kicauan burung setiap paginya.terlihat miko yang tergesa-gesa karena kebiasaan bangun kesiangan harus berangkat interview di perusahaan LGC hari ini. untuk mempersingkat waktu, miko memesan taksi agar lebih cepat dan tidak terlambat meninggalkan kesan buruk di pertemuan pertamanya. untunglah tepat pada waktunya ia sampai di depan pintu masuk perusahaan LGC.

Perusahaan Laurens group Corporation (LGC) adalah perusahaan yang bergerak dibidang investasi dan saham. gedung yang bertingkat 24 itu sangat megah dan terkesan mewah. bisnis investasi dan saha menjadikan perusahaan ini nomor satu di wilayah Malaysia. bagaimana tidak, hampir semua toko, proyek, maupun perusahaan dagang lain bergantung kepada perusahaan ini. bahkan untuk menjadi karyawan disini haruslah berkompeten dan memenuhi standar kerja perusahaan. mengingat sulit untuk menjadi bagian dari karyawan, tentunya upah yang ditawarkan bukanlah main-main. banyak orang yang mendambakan bekerja maupun bekerja sama dengan Laurens group Corporation.

Selangkah ketika miko hendak masuk kedalam ia diberhentikan oleh penjaga pintu.

"maaf anak muda... ini bukanlah tempat meminta sumbangan apapun. silahkan pergi... " ucap penjaga melihat tampilan miko yang sedikit lusuh.

"maaf, saya kesini bukan memungut sumbangan melainkan interview di perusahaan ini" ketus miko sedikit kesal karena dibilan pemungut sumbangan.

"apa aku tidak salah dengar?... beberapa orang berbohong untuk masuk ke perusahaan termasuk dirimu. pergilah jangan sampai aku mengusirmu dengan cara yang kasar".

Penjaga itupun meraih tangan miko dan hendak membawanya keluar. namun tiba-tiba, tepat didepan mereka baru saja sebuah mobil BMW SERI 3 berhenti dan penjaga itupun langsung membungkukkan badannya tanda memberi hormat. seseorang keluar dari mobil yang tak lain adalah Willy. ia segera memberi salam dan menyapa miko.

"ada apa ini? " tanya willy kepada satpam.

"begini pak willy. anak muda ini berusaha masuk ke dalam kantor meminta sumbangan dengan cara yang berbohong... saya baru saja hendak mengusirnya. " ucap penjaga dengan nada yang angkuh.

"kau telah melakukan kesalahan besar hari ini. dia bukan orang yang memungut sumbangan melainkan tamu langsung pak direktur. maaf atas kesalahpahaman ini tuan miko. mohon masuklah kedalam kantor dan menunggu diruangan tamu saya akan menyusul setelah memanggil direktur".ucap Willy dengan sopan.

tanpa berlama-lama miko pun berjalan masuk kedalam kantor lebih dulu daripada willy. ketika miko sudah masuk, willy menatap tajam kearah penjaga. keringat mengucur diwajah penjaga itu karena belum pernah melihat willy marah hingga seperti ingin memakannya.

"lain kali jangan sembarangan menilai orang dari penampilannya apalagi dengan orang itu. dia bukanlah orang yang bisa disinggung. mungkin sebentar lagi kamu akan diberhentikan olehnya mengingat dia adalah orang yang penting di perusahaan ini. bersiaplah... " ucap willy lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Penjaga itupun seketika terduduk lemas dan menyesali apa yang telah ia lakukan. sungguh sifat angkuh dan sombong dapat menghancurkan dirinya sendiri. sudah terlambat untuk menyesali apa yang sudah terjadi. hal itu sudah tiada guna lagi.

Willy pun kembali menemui miko yang duduk di sofa ruang tamu dan menyuruh staff untuk membuatkan kopi untuk miko. ia lalu meminta miko untuk menunggunya mengabari terlebih dahulu direktur.

"terimakasih telah repot-repot membantu saya pak willy. dilain waktu mungkin saya akan membalasnya.. " ucap miko menghormati apa yang dilakukan willy.

Willy membungkuk lalu kemudian pergi meninggalkan miko menemui direktur perusahaan. sambil melihat sekeliling ruangan, entah kenapa miko seakan-akan familiar dengan beberapa pajangan dan dekorasi diruangan tersebut. apakah ini hanya sebuah kebetulan atau pikirannya saja. kopi pun disuguhkan oleh staff dan miko pun kembali duduk sambil menyeruput kopi sambil menunggu kabar dari Willy...

***

Setengah jam berlalu. akhirnya willy pun tiba dan mengajak miko untuk bertemu dengan direktur di lantai paling atas. mereka pun meaiki lift untuk pergi menuju ruangan direktur.terlihat sebuah pintu yang bertuliskan ruangan direktur di pengujung jalan. miko dan willy memasuki ruangan itu setelah mengetuk pintunya. Begitu terkejutnya miko melihat pak Maurice duduk di belakang meja kerja yang bertuliskan direktur utama.

"pak Maurice??!... " ucap miko tak percaya.

"duduklah nak miko... " jawab pak Maurice sambil mempersilahkan miko duduk di hadapan nya.

"apa maksudnya semua ini??... apakah pak Maurice direktur perusahaan LGC ini?... " tanya miko.

"seperti yang nak miko lihat... saya adalah direktur di Laurens group Corporation dan willy adalah asisten saya... "

"saya... saya masih belum mengerti dengan situasi saat ini... "

"tampaknya nak miko telah melihat beberapa hari ini hal diluar logika sedang terjadi... ini adalah sebuah takdir. harus kujelaskan mulai dari mana yah... "

"apa semua ini pak Maurice ada kaitannya dengan apa yang belakangan ini terjadi kepada saya???. "

"baiklah saya perkenalkan diri kembali... saya adalah Maurice yang lebih tepatnya tangan kanan almarhum ayahmu Rangga. saya begitu mengenal baik diri beliau semasa hidupnya. dia adalah orang yang paling berjasa dalam hidup saya. sepak terjang kami selama 35 tahun membuat kami berada dimasa kejayaan yang gemilang. "

"kalau memang pak Maurice mengenal dekat dengan almarhum ayah saya, lantas mengapa anda tidak datang berziarah di waktu ayah meninggal??? "

"waktu itu aku juga ingin menghadiri pemakaman ayahmu... namun istriku berada dirumah sakit melahirkan seorang putri pertama kami... perusahaan ini sebenarnya milik ayahmu... aku hanya menjaga amanah yang dipesankan oleh ayahmu untuk melanjutkan perusahaan ini.. "

"tidak mungkin... tidak mungkin ayah memiliki aset sebesar ini... "

"kalau kamu tak percaya, didalam dokumen ini terdapat hak waris perusahaan atas nama dirimu. kini kamu telah dewasa, sudah saatnya melanjutkan apa yang diinginkan oleh almarhum rangga. oh iya, sebelum kamu meninggalkan kampung halaman, apakah kamu tidak menyadari kenapa ibumu memberikan gelang dan juga menyuruhmu untuk datang ke Malaysia. bukankah ada maksud dari ibu Rani? "

~BAMMM!

perkataan tersebut membuat miko teringat ketika sebelum pergi ibunya memberikan gelang dan juga memberitahu tempat yang harus dituju oleh miko. ini bukanlah sebuah kebetulan lagi. terlepas dari semua itu miko berpikir mengapa ibunya tidak mengatakan apa-apa tentang identitas keluarga. pak Maurice yang melihat wajah miko yang masih bertanya-tanya melanjutkan perkataannya.

"dari awal ibumu tidak mengungkapkan identitas keluarga karena bisa membahayakan keselamatan nak miko itu sendiri. dan satu hal yang perlu diketahui, ibu Rani ingin merawat dan membesarkan nak miko sendiri agar senantiasa diajarkan untuk tidak bergantung dengan materi. itulah mengapa ibu Rani lebih memilih tinggal di desa daripada disini. ibu Rani juga tidak ingin menerima uang dari perusahaan setiap kali kami mengirimkan nya... "

Terjawab sudah semua yang ada didalam pikiran miko. kini segenap pertanyaan satu persatu menghilang tak lagi menjadi sebuah beban. akhirnya miko mengetahui identitas asli keluarganya. wajar saja di kampung halamannya tidak ada sanak saudara. perasaannya kini menjadi campur aduk tidak tahu harus berkata apa...

***

Malam kini telah tiba. suasana hati dan pikiran miko menjadi sangat rumit. ia termenung sendiri didalam kamar sambil mencerna ucapan pak Maurice. miko bingung dengan pilihan yang diberikan oleh pak Maurice. mengambil alih posisi direktur bukanlah sesuatu yang mudah. apalagi miko masih belum mengetahui banyak hal mengenai perusahaan ini. namun jika apa yang dikatakan pak Maurice benar, maka hal ini tentu benar adanya mengingat kejadian ini bukanlah sebuah kebetulan.

miko kembali mendatangi perusahaan LGC. ia memantapkan hatinya yang sudah memikirkan tawaran dari pak Maurice kemarin.

"bagaimana nak miko... apakah kamu ingin mengambil alih jabatan direktur perusahaan ini??? " tanya pak Maurice sembari tersenyum.

"pak Maurice... bukannya saya menolak tawaran itu...masih banyak yang harus saya pelajari agar bisa mengganti posisi anda sebagai direktur. biarlah pak Maurice yang mengelola perusahaan ini. mungkin saya hanya ingin agen negosiasi mitra kerja saja... " ucap miko sambil melambaikan tangannya.

"baiklah kalau itu keputusan nak miko. ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh nak miko... oh iya, ambillah kartu ini untuk keperluan sehari-hari nak miko. itu adalah kartu ATM titanium yang disimpan oleh almarhum untuk dirimu. kalau ada apa-apa segera hubungi saya ataupun willy. jangan pernah ragu untuk menelpon. "

Miko pun menerima kartu ATM itu dan berterimakasih karena ucapannya diterima dengan senang hati. lalu iapun memulai pekerjaan pertamanya sebagai agen mitra penghubung kontrak saham dan investasi.

Sebuah pekerjaan yang terbilang cukup santai dan banyak memiliki waktu yang luang karena bisa leluasa bepergian ke sana kemari tanpa harus monoton dibalik layar komputer. pekerjaan ini harus memiliki kemampuan untuk berbicara dan situasi saat bernegosiasi. apabila melakukan kesalahan, kerugian besar pasti akan menanti. itulah resiko seorang agen mitra. karena pekerjaan ini membutuhkan kendaraan pribadi, dengan terpaksa miko harus terlebih dahulu mampir ke dealer untuk membeli sebuah mobil. miko mengunjungi dealer dan melihat beberapa mobil yang sesuai dengan minatnya.

Terlihat beberapa sales wanita yang duduk disebuah meja tunggu memandangi miko dengan tatapan merendahkan. mereka saling tunjuk untuk melayani miko dan seorang sales wanita yang tak bisa melawan karena baru beberapa bulan bekerja terpaksa menjadi pilihan bagi sales lainnya. iapun menghampiri miko dengan wajah yang tulus.

"permisi tuan, apakah ada yang bisa saya bantu? " ucap wanita sales mobil dengan lembut.

"ya... saya ingin membeli sebuah mobil..." jawab miko yang kagum akan pelayanan wanita itu.

"baiklah mari saya antarkan tuan untuk melihat beberapa koleksi mobil dealer kami. "

Satu persatu mobil kelas terendah maupun kelas menengah ditawarkan kepada miko. namun tidak ada yang menarik perhatian dan minatnya. namun, wanita itu tidaklah emosi maupun menggerutu. sebaliknya ia dengan segera mengajak miko untuk melihat mobil kelas mewah dan terbaik. namun sudah 4 mobil berlalu miko belum juga menemukan yang menarik untuknya. seorang sales lainpun tidak tahan lagi dengan kejadian itu dan segera menghampiri miko.

"tuan... saya lihat dari tadi anda hanya melihat-lihat mobil saja. apakah tuan benar-benar ingin membeli mobil atau hanya sekedar menikmati ruangan AC?! dari gayamu saja jangankan sebuah mobil, sepeda saja saya yakin kamu akan membelinya dengan kredit! " gerutunya.

"tidak seharusnya kamu berkata seperti itu rosa... "ucap sales yang menemani miko berkeliling.

"heh diam kamu winda!... kamu itu baru beberapa bulan kerja disini. kamu masih belum tau orang-orang seperti ini cuma membuat pekerjaan dan waktu kita terbuang sia-sia! cepat kamu suruh dia pergi! " jawab rosa.

"apakah semua pekerja disini membudayakan sifat suka mencela orang lain?. kalau begitu pantas saja dealer ini sangat sepi tanpa adanya pembeli jika pelayanannya seperti itu... " jawab miko yang acuh tak acuh.

tiba-tiba pandangan miko tertuju ke sebuah mobil berwarna kuning yang menurutnya cocok dengan dirinya. iapun mengajak winda kesana dan tidak menganggap keberadaan rosa. Emosi rosa semakin menjadi ketika tak dihiraukan oleh miko. ia lalu menelpon penjaga untuk menyeret miko keluar dealer. setelah melihat-lihat dalam dan luar mobil, ia menyukainya dan hendak mengurus administrasinya.

"tapi tuan... mobil ini sangatlah mahal dan baru pagi ini masuk ke dealer kami. mobil ini bermerek *Mercedes-Benz type maybach exelero* seharga 1,2 triliun. apakah tuan benar-benar ingin membelinya? " tanya winda dengan sedikit ragu.

"ya saya akan membelinya. tolong siapkan administrasi pembayaran nya. saya akan menggunakan ATM untuk membayar mobil ini.. "

"baik tuan, tolong tunggu sebentar saya akan menyiapkan administrasi dan berkasnya.. "

Winda pun pergi meninggalkan miko untuk mempersiapkan administrasi dan berkas-berkas transaksi pembelian. namun tiba-tiba miko ditarik paksa oleh penjaga yang ditelpon oleh rosa untuk mengusir dirinya. kesabaran miko kali ini telah habis, iapun menahan tubuhnya sehingga penjaga itu tak bergerak dan terasa menarik sesuatu yang berat.

"BERHENTI!!! "

suara itu sontak membuat semua orang berhenti dan terlihat seorang wanita menggunakan kacamata turun dari lantai dua dan menghampiri keributan.

"apa yang sedang terjadi? " tanya wanita itu yang tak lain adalah pemilik dealer.

"Begini nyonya sherly. orang ini membuat onar dan mempersulit pekerjaan kami. ia datang kemari hanya sekedar melihat-lihat saja. kami yakin kalau dia adalah orang kampung yang miskin. " jelas rosa.

"tuan, apakah yang dikatakan sales saya itu benar? ”tanya nyonya sherly kepada miko.

"aiiihhh... memperlakukan pelanggan dengan buruk kualitas dealer ini sangat tidak menyenangkan. aku kemari untuk membeli sebuah mobil dan aku juga sudah minta sales untuk menyiapkan administrasi dan berkasnya. aku yakin tempat ini sepi karena pelayanan nya jelek. "ketus miko.

Winda pun datang tergesa-gesa sambil membawa berkas administrasi transaksi dan memberikan kepada nyonya sherly. merekapun berdiskusi sambil duduk di meja transaksi.

"tuan, apakah anda benar-benar ingin membeli mobil ini. mengingat mobil ini keluaran terbaru dan hanya diproduksi dalam jumlah terbatas. meski sudah menjalin kerjasama dengan LGC saja kami hanya bisa mendapatkan 1 unit. dan untuk mobil ini kami belum bisa menerima pembayaran kredit... " ucap nyonya sherly.

"ohh... apakah dealer ini juga merupakan investasi dari perusahaan LGC???. sungguh rugi besar mengingat dealer yang kurang bagu akan pelayanannya sehingga membuat dealer menjadi sepi tanpa pengunjung... nyonya tenang saja, saya akan membelinya secara kes melalui ATM ".

Betapa terkejutnya nyonya sherly ketika miko menyodorkan kartu berwarna titanium. bagaimana tidak, kartu ini hanya ada 5 di seluruh wilayah Malaysia. hanya orang dengan status tinggilah yang bisa memiliki kartu tersebut. iapun segera menyelesaikan administrasi transaksi dengan lancar tanpa terkendala.

"terimakasih atas pembeliannya tuan... dalam waktu dua hari mobil akan kami kirimkan ke alamat anda. maaf karena sudah membuat tuan tidak nyaman atas beberapa perlakuan buruk karyawan saya. sekali lagi saya minta maaf... " ucap nyonya sherly sambil beberapa kali membungkukkan badannya.

"tidak apa-apa. namun, jika dealer ini masih memperkerjakan karwayan dengan kualitas seperti ini, saya tidak jamin kalau pelanggan akan datang. dan juga kedepannya nanti itu akan berdampak rugi terhadap perusahaan pak Maurice... " ucap miko.

"tuan, kalau boleh tau siapa sebenarnya anda? yang saya tahu kartu ATM anda bukanlah seuatu yang bisa didapat oleh segenap orang bahkan yang memiliki posisi tinggi sekalipun. "tanya nyonya sherly penasaran.

"saya bukan siapa-siapa. hanya pemilik perusahaan LGC itu sendiri. tolong nyonya rahasiakan hal ini karena saya tidak ingin publik mengetahuinya. baiklah kalau semuanya sudah beres saya izin pulang...oh ya sebelum itu, kalau ada pelanggan lain datang saya harap jangan menilai buku dari sampulnya."

Nyonya sherly pun mengangguk dan mengantarkan miko hingga pintu masuk. namun sebelum pergi, miko ber pas-pasan dengan winda dan kemudian memberikan amplop berupa uang tip karena telah melayani miko dengan tulus. winda terharu dan berterimakasih kepada miko. Setelah miko menghilang dari pandangan, nyonya sherly langsung memanggil rosa dan winda.

"winda, mulai besok kamu saya posisikan kamu sebagai ketua promosi dan penjualan. kerjamu sangat tulus dan tidak membedakan pelanggan.. "

winda yang mendengar hal baik itu langsung bersujud syukur atas rezeki yang ia dapatkan hari ini. lalu nyonya sherly menatap tajam ke arah rosa.

"rosa... mulai besok kamu tidak perlu lagi bekerja di dealer ini. aku tidak ingin dealerku di cap sebagai dealer yang memiliki pelayanan buruk dan juga aku tidak ingin hubunganku antara perusahaan investasi LGC terputus... mulai besok kamu saya pecat"

Rosapun menangis dan tidak percaya kalau dirinya melakukan kesalahan fatal. apalah daya, penyesalan selalu berada diakhir untuk menghukum dan menjadikan pelajaran agar mereka tak mengulangi kesalahan yang sama...