Mengejar Cinta MAS Ojol

Pagi harinya, Iwan dan Sheila terbangun dan keduanya masih pol00s. Sehingga membuat gairah Iwan kembali bangkit. Cumbuan cumbuan kepada Sheila membuat Sheila terbangun.

" Wan.."

" Hem.."

" isss... Uggghhh..." Seru Sheila tertahan, karena bibirnya sudah dilahap oleh Iwan.

" Kalau begini gw gak mau udahan Shell...!" Ucap Iwan setelah melepas bibirnya. Kemudian menatap Sheila yg melenguh menikmati sentuhan sentuhan Iwan.

" Masih kurang..?" Sahut Sheila. Dan Iwan mengangguk. Membelai wajah cantik Sheila, bahkan tangan satunya sudah meremas remas gundukan kembar yg terpampang di hadapannya.

" Masih perih.." Sahut Sheila sambil menggigit bibir bawahnya. Iwan hanya tersenyum dengan jawaban Sheila

" Tapi enak kan..?" Ucap Iwan, sambil memainkan bukit kembar di hadapannya kembali. Sheila mengangguk.

" Awas kalau gw ketagihan..!" Ucap Sheila, kemudian membelai adik Iwan yg berdiri. Dan menggenggamnya.

" Isss, udah ngac*ng aja ini adik elo..!"

" Pingin masuk kandang itu Shell.." Sahut Iwan.

" masukin lah, gw udah engga tahan.." Sahut Sheila tersenyum dan menggigit bibir bawahnya.

" Elo diatas ya.." Ucap Iwan, dan Sheila pun mengikutinya. Kemudian mengarahkan adik Iwan yg sudah berdiri masuk kandangnya.

" Pelan pelan sayang, katanya perih.." Ucap Iwan pelan.

" Ho ooohh.." Sahut Sheila sambil menggoyangkan pinggulnya. Lama kelamaan Iwan pun sudah tidak tahan, Sheila diminta untuk merangkak, dan Iwan berada dibelakangnya, memompa Sheila perlahan lahan.

" Heessss...achhh ..Wan...!"

" Cepetan..."

Dan Iwan pun mengikutinya, setelah itu Iwan membalikkan tubuh Sheila, dan memacunya kembali. Hingga keduanya pun mencapai puncak nirwana bersama sama.

Keduanya terkulai lemas sambil berpelukan. Iwan membelai Sheila dengan lembut , kemudian mencium kening Sheila.

" gw pinginnya begini terus, bahkan udah berapa ronde kita dari semalam.." Ucap Sheila yg berada di dada Iwan. Kemudian mendekap Iwan dengan erat. Sementara Iwan tersenyum smrik mendengar perkataan Sheila.

" Sarapan dulu yuk..?" Ajak Iwan, kemudian bangkit menuju kamar mandi. Sementara Sheila duduk bersandar di tembok. Sambil memainkan gawai miliknya.

Beberapa panggilan dari Vina dan Riska serta Arya ada di sana. Sheila mengabaikannya. Sheila hanya membalas pesan dari Riska dan Vina.

" Ada mie instan, elu mau..?" Ucap Iwan kepada Sheila. Dan Sheila pun mengangguk, kemudian berdiri menuju kamar mandi. Bergantian dengan Iwan.

Selesai dari kamar mandi, Sheila hanya memakai dress pendek, sebagai penutupnya.

" elu ga narik kan Wan..?" Tanya Sheila, sambil mendatangi Iwan di depan kompor, tangannya dilingkarkan di perut Iwan. Bahkan Iwan hanya menggunakan handuk sebagian penutupnya.

" Engga..!, hari ini special nemenin elu.." Sahut Iwan yg masih memasak mie instan.

" Terima kasih.." Sahut Sheila, Iwan mencium pipi Sheila. Dan Sheila pun membalas mencium bibir Iwan.

" Mau dikontrakan terus atau mau jalan jalan..?" Ucap Iwan.

" Seharian disini aja deh, jalan jalan entar malam aja. Sekalian malam mingguan.." Sahut Sheila, kemudian mengambil gelas dan termos untuk menyeduh kopi untuk Iwan.

" Besok juga gw mau seharian disini. Senin pagi anter gw ke kontrakan, berangkat kerja bareng Vina.." Lanjut Sheila. Iwan menatap Sheila sambil tersenyum.

" Betah disini ternyata.." Sahut Iwan. Sheila mengangguk dan tersenyum.

" Disini ada enak enak, kalau di kontrakan hanya melamun.." Sahut Sheila sambil mencolek adik Iwan yg tertutup handuk. Iwan tertawa kemudian menyerahkan mangkuk berisi mie instan yg sudah jadi.

Keduanya pun menikmati sarapan mie instan yg dibuat Iwan. Saling bercengkrama, membicarakan semua yg telah dilewati hingga keduanya bisa bertemu kembali. Sheila juga menceritakan pencariannya selama ini.

" Elu ga pulang ke rumah..?" Tanya Iwan.

" Engga..!, gw disini aja ya Wan..?" Sahut Sheila.

" Boleh sih, tapi kita bukan suami istri, sebaiknya tetap di kontrakan elu. Sesekali disini juga ga papa kan..?"

Sheila mengangguk kemudian Sheila merebahkan tubuhnya, dan paha Iwan sebagai bantal. Sheila bermanja di sana.

...****************...

Sore harinya, Iwan dan Sheila pun keluar, untuk menikmati malam minggu bersama. Keduanya berkeliling mengitari kota. Hingga sampailah mereka di taman kota. Iwan dan Sheila pun mencari tempat duduk untuk istirahat.

Setelah berkeliling Iwan pun mengajaknya kembali ke kontrakan. Karena hari sudah larut malam. Hingga keduanya pun mengulang kembali penyatuannya. Sheila sudah ketagihan dengan gairahnya bersama Iwan.

" Engga takut hamil..?" Ucap Iwan, Sheila hanya menggeleng.

" Kan tadi udah minum pil pencegah.." Sahut Sheila kemudian mendekap Iwan disebelahnya. Hingga keduanya pun terlelap dalam mimpi.

Pagi harinya, Iwan berniat untuk narik ojol kembali. Kemarin sudah seharian libur, sehingga hari ini tidak ingin menyia nyiakan hari liburnya. Sheila pun setuju, asal Iwan menyalakan aplikasinya dirumah kontrakan ini. Dan Iwan pun mengikuti Sheila.

Sudah beberapa kali, Iwan mendapatkan pelanggan. Dan ia pun kembali ke kontrakan demi Sheila. Bahkan kan sambil menunggu pun Sheila menggodanya kembali. Hingga pasangan bukan suami istri itu kembali bersatu. Seakan sudah menjadi candu untuk keduanya.

" Elu belajar dari mana ini semuanya?, Kok sepertinya pengalaman. Padahal kemarin baru pecah lho.." Ucap Iwan sambil mencolek dagu Sheila.

" Riska kalau di apartemen, selalu menonton film begituan. Bahkan ia sudah sering dengan kekasihnya..." ucap Sheila menjelaskan siapa Riska.

" Kalau Vina..?"

" Vina orang alim, ga tahu hal itu. Kita hanya sering ngumpul jika waktu libur.." Sahut Sheila yg duduk di pangkuan Iwan.

" Elu sekarang lebih pengalaman.."

" Itu juga karena elu Wan.." Sahut Sheila kemudian keduanya berpagutan kembali.

Ponsel Iwan kembali berbunyi, pertanda ada pelanggan yg ingin menggunakan jasa ojolnya. Iwan kemudian bebenah, menggunakan pakaiannya dan meninggalkan Sheila kembali.

" Semoga rejeki Lo semakin banyak Wan.." Ucap Sheila sambil menatap Iwan yg sudah pergi meninggalkannya.

Waktu semakin bergulir, malam harinya pun Sheila menginap di kontrakan Iwan. Ia tidak rela jika berjauhan dengan Iwan. Namun karena besok mulai bekerja, maka paginya Sheila ke kontrakan untuk berangkat bersama Vina.

...****************...

Seperti biasa, Iwan berangkat tetap menggunakan motor miliknya, sementara Sheila bersama Vina.

" Shell, elu hari ini beda deh..?" Ucap Vina disebelah, sambil mengendarai mobilnya.

" Katanya suruh berubah?, gimana sih Vin..!" Sahut Sheila, sambil menatap Vina sekilas.

" Iya sih, jangan kaya kemarin lagi. Gw stress ngadepin elu kalau begitu..."

" Iya deh iya, doain aja ya Vin. Gw bisa bahagia. Ngelupain masalah gw dengan keluarga.." Sahut Sheila kembali.

" Elu engga hubungin kaka Arya..?"

" Ogah, biarin lah gw begini. Toh kak Arya juga sibuk dengan keluarganya.." Sahut Sheila sambil menatap jalanan didepan. Sebentar lagi sampai di perusahaan.

" Jangan dikit dikit kasih tahu kak Arya ya, Vin. Dia tak tahu apa apa.." Lanjut Sheila dan Vina mengangguk. Karena Vina sudah diberitahu tentang permasalahan keluarga Sheila.

Bahkan Sheila pernah di beri wejangan oleh Ayah Vina, untuk memberitahu permasalahannya kepada papa mama Sheila. Namun Sheila tidak sanggup jika mamanya akan menjadi sasaran oleh papanya. Sementara kakaknya Arya akan mudah tersulut emosi, ketika mengetahui permasalahan sebenarnya. Hingga papanya kemungkinan akan dijauhin anak anaknya.

...****************...