NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 - Non Attraente

"Apa yang kau lakukan?" Marquess Drevan memunggut kertas warna-warni itu. Dahinya mengerut memandangi bentuk aneh yang dibuat dari tangan adiknya.

Andrient tergelak, "Untuk calon istriku."

Marquess Drevan manggut-manggut, kabar lamaran Andrient sudah terdengar ke telinganya. Melihat kesibukan adiknya, otomatis ia sedikit penasaran. Wanita mana yang menarik perhatian si bungsu Moonstone?

"Jangan hanya belajar origami saja, perdalam ilmu berdagangmu. Jadi di kemudian hari kalian berdua dapat hidup damai, tidak memikirkan politik kerajaan," nasihat Marquess Drevan.

Andrient membantah, "Haduh Marquess Drevan de Moonstone ini selalu saja menggiring topik ke berdagang. Kita berdua kan sudah mempersiapkan semuanya di kampung halaman, aku juga sudah berusia 25 tahun. Aku tahu apa yang perlu kulakukan dan tidak perlu."

Marquess Drevan tersenyum tipis dan menepuk pelan bahu pemuda itu, mentransfer semangat. "Baik, kakak yakin padamu. Manfaatkan peluang sebaik mungkin."

Tanpa berpikir panjang, ia berlalu meninggalkan adik 'kecilnya' ini. 'Sebentar lagi, kedamaian akan kita jalani,' pikir Marquess Drevan.

Kasus penangguhan ini akan menjadi tugas terakhirnya, sebelum ia dan adiknya nanti pindah ke Burnsville.

*****

"Eve, bagaimana pendapatmu tentang Marquess Andrient?" Rose iseng bertanya, membelakangi lawan bicara dan tidak melihat rona kemerahan tercetak jelas di wajah pelayannya.

"Tuan adalah pria yang sopan dan ramah. Sepenglihatan pelayan ini, tidak ada gosip buruk yang beredar mengenainya," tutur Evelyn sembari menyisir rambut Rose. Eve berusaha membuat nada bicaranya tetap datar. "Apakah nona berniat menerima pinangan darinya?" Bagaimanapun, rasa penasaran tetap terselip dari ucapannya.

Rose tertawa kecil, mengibaskan tangannya dengan ringan. Umurnya sudah menaiki 15 tahun. Di umur itu, memang sudah ada beberapa gadis yang menikah. Namun puncaknya di umur 16 hingga 17 tahun, masa merekahnya bunga bunga seorang gadis.

"Masih kupertimbangkan. Mungkin iya, mungkin tidak," jawab Rose. Sisiran yang awalnya terhenti, dilanjutkan lagi.

Di pantulan kaca, Rosella baru memfokuskan arah pandangnya pada Eve. Bila dilihat, sebenarnya dia juga sudah memasuki umur matang. Tetapi ia memilih mengabdi, tidak ada kamus menikah bagi pelayan atau budak. Evelyn Sonata , kepribadiannya berbanding terbalik dengan arti "Sonata". Pesona Eve ditutupi oleh kekakuan dan ketertutupannya.

"Bagaimana denganmu, Eve? Apakah kau benar benar tidak ingin menikah?" Iming Rose, sejak lama ia penasaran dengan alasan Eve yang memilih untuk melajang.

Evelyn mengepang rambut majikannya menjadi dua bagian, bibirnya tersenyum lembut. "Pernikahan bagi orang lain adalah anugerah, namun aku menunggu waktu yang tepat untuk hal ini." Jawaban Eve tetap sama. Ia tidak berhasil mengorek informasi pribadi dari pelayannya sebesar apapun usahanya.

Rose mendengus kasar. "Apa tidak ada jawaban lain Eve?"

Kepangan sudah jadi, pelayannya mundur dan membungkuk. Tiada suara, menandakan bahwa ia memilih diam. Kali berikutnya Rose pasti akan kembali mengecohnya. Ketika majikannya mengelus pelan kepangannya, Eve berbisik kecil.

"Apakah nona bersedia mendengarkan sebuah kisah?"

Rose tidak patah arang, ia berdiri dan mengelus tangan Eve dengan lembut. Kata "ya" terluncur dari mulutnya. Keduanya berjalan ke luar, tepatnya menuju taman kediaman. Dedaunan berguguran, matahari bersembunyi di balik awan.

"Di malam natal, sepasang suami istri berkicau, masing masing memaksakan pendapatnya. Kehangatan yang seharusnya hadir, sirna akibat permasalahan ekonomi. Tanpa mereka sadari, anaknya mengintip di balik meja."

"Tidak beberapa lama mereka diam. Ketika mengira orang tuanya sudah berbaikan, anak itu hendak berlari mencuri gabin kesukaannya. Ibunya mencium bibir ayahnya, dan mengambil pisau pemotong. Menusuknya berkali kali ke tubuh suaminya." Eve tetap bercerita. Matanya lurus ke depan, suaranya tidak gemetar. Seolah itu adalah hal biasa.

"Anak itu awalnya tidak mengerti, ia mengira ibunya hanya bermain. Esok paginya, tetangga berkerumun ke dalam rumah. Bodohnya dia-"

"Dia mengira orang tuanya hanya.. tidur," potong Rose. Lalu ia memeluk pelayannya dengan kuat.

"Maaf.."

Eve hanya menggeleng kecil, nonanya tidak bersalah sama sekali. Lagipula, ia pindah ke sini karena kejadian itu. Bila orang tuanya tidak saling melukai di hari itu, Count Arthur tidak akan memunggut dia sebagai pelayan putrinya. Tidak ada perasaan trauma.

Selama ini ia memendamnya erat, spekulasi nonanya yang ketakutan dan menjauhinya selalu terbayang. Namun Rose meringkuk dan memeluk raganya, perasaan hangat melingkupi dirinya. Keluarga ini memperlakukannya dengan setara walaupun tersekat oleh kasta. Hutang budinya terlalu besar.

"Hei, kenapa kalian berdua berpelukan.." Duke Cornwall yang baru keluar dari kamarnya kebingungan. Apalagi yang dimainkan kedua gadis belia ini.

Rose menggeleng kuat, "Ga ada kak, pergilah urus kerjaanmu. Kau mau pergi ke istana hari ini kan?" Eve juga menggangguk, menyetujui perkataan majikannya.

Duke si penjaga wilayah Cornwall mengangkat buku tebal dan menepukkan buku tersebut ke kepala adiknya. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut. Auman si singa cilik memenuhi taman, membuat suasana terasa ramai. Kakak Rose memasang wajah konyolnya dan segera berjalan keluar dari kediaman.

Akan tetapi, Rose berteriak dan mengintari kakak tirinya. "Bolehkah aku bersamamu ke istana?"

"Tidak boleh Ella, berbahaya. Lebih baik kau cari Chloe saja. Bukankah kalian sedang menjalani kursus memasak?" dalih Duke Cornwall, lelaki itu tahu dengan jelas bahwa adiknya tidak akan aman di dalam istana.

Eve melihat tanda peringatan dari mata Duke Cornwall dan ikut mendorong Rose menjauh. Setelah sesi 'perseteruan dan puppy eyes' milik nonanya, Eve tidak melembut. Dengan keras kepala, pelayan itu berhasil membuat Rose bungkam dan menurut.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Chloe Schariac, Rose memajukan bibirnya. Ia merasa malas bila nanti menerima undangan pesta teh lagi, terlalu ribet. Teriakan penjual pernak pernik dan makanan terdengar di tengah aksi ngambeknya. Hingga gadis usil itu tercerahkan.

"Sebentar, tolong menepi."

Kusir kuda pun menghentikan kereta dari kediaman Zen, Rose menarik Eve bersamanya dan lari keluar. Bila di detik awal mereka berdua memasuki toko grosir dan melihat lihat tusuk konde, di detik terakhir tubuh kurus kedua gadis itu menghilang.

"Bila kau melapor lagi, kutinggal kau disini," ancam Rose pada pelayannya. Karena beberapa kali usahanya untuk melarikan diri digagalkan oleh Eve.

Belasan menit berlalu, penjaga kereta dan kusir mulai curiga kemana perginya anak gadis bermarga Zen. Ketika mereka memeriksa sekitar, sudah terlambat. Eve dan Rose tidak ada di tempat. Mau tidak mau, mereka berpulang, seolah tindakan gadis itu memang sudah berulang beberapa kali. Pasti dia akan kembali di petang hari.

Setelah puas berkeliling, Rose pun membawa Eve ke tempat Chloe. Eve memaksa Rose untuk datang karena terlanjur menyampaikan surat kedatangannya. Bila nonanya tidak bisa dibujuk, harus dipaksa dengan metode apapun.

Tap.. tap.. tap..

Peluh berceceran dan gaun biru laut Rose kotor. Berjalan kaki dari pasar menuju tempat Chloe memakan tenaga banyak. Sebaliknya Eve bersenandung ringan, tidak ada ekspresi lelah sedikit pun darinya. Sesampainya disana, Chloe mencicipi beberapa jajanan yang dibeli oleh Rose selagi memberikan timbal balik dengan handuk hangat dan kipas kain.

"Seperti kerbau dicocok hidungnya saja. Gimana caranya kita kursus memasak sekarang dengan kondisimu ini," tegur Chloe sambil menyuruh Eve menyeka wajah Rose yang dikuasai oleh butiran keringat kecil.

1
Tini Timmy
strategi yang bagus
Tini Timmy
seru" nih scene ini
Tini Timmy
racun apa tuh/Frown/
Bening Hijau
3 iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terima kasihh
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kaka
Tini Timmy
lanjut kakak
iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terimakasih untuk dukungannya 😁
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kakak
Lei.
iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih untuk dukungannyaa
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Cherlys_lyn: siappp 😁
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ada iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihh 🥰
total 1 replies
Bening Hijau
ngeri2 sedap chapter ini
Tini Timmy
semangat nulisnya /Smile/
Cherlys_lyn: terima kasih yaa 🥰
total 1 replies
Lei.
2 iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih atas dukungannyaa 🥰
total 1 replies
ona
terkejut terjungkal terpungkur
ona
bener itu bener
ona
WOYYY PANGERAN KEDUA KEJAM BANGET BJIR NGAPAIN DAH ITU GUE KESEL
Cherlys_lyn: ini baru permulaan, nanti akan disuguhkan adegan yang lebih menjadi-jadi dibanding hari ini 💀💀
total 1 replies
ona
bjir eve ngapain dah
Bening Hijau
ini cerita kehidupan rose sebelum mengulang waktu, kah
Cherlys_lyn: Benar sekali, jadi di bab 18 Rose baru mulai diingatkan secara perlahan oleh anak pemberi permen ☺️
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ini ada 3 iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
menarik /Smile/
lanjut kk
Cherlys_lyn: okeee, terima kasih ya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!