It'S Me, ALETA

It'S Me, ALETA

Bab 1

Plak...

Suara yang berasal gesekan antar kulit itu menggema di kantin IHS. Seorang pria muda menampar gadis yang memiliki fitur wajah yang sama dengan dirinya.

Dengan kepala tertoleh dirinya tersenyum tipis, bahkan sangat tipis sampai tidak ada orang yang mengetahuinya. Pipinya merah menandakan seberapa keras tamparan yang dirinya terima.

Mendongak menatap seseorang yang menamparnya dengan tatapan yang sama, tatapan lembut seorang adik pada sang kakak. Tidak ada gurat marah atau benci di wajah cantiknya. Hanya menampakkan ekspresi datar yang membuat sang kakak semakin geram.

"Berapa kali gue bilang, stop ganggu Mona" Bentakan seperti itu tak membuatnya kaget sama sekali.

"Lo gila apa gimana, dia adek lo" Dorong seorang gadis ber name tag Lalisa Franklin.

"Gak usah ikut campur, ini bukan urusan lo" Tatapan yang tajam dia arahkan pada Lisa.

"Jelas ini jadi urusan gue, Aleta sahabat gue. Lo dateng-dateng nampar tanpa permisi dulu"

"Seperti kata lo, dia adek gue, jadi terserah gue mau ngapain dia" Tekannya lagi.

"Athaya, gue heran sama lo. Lo langsung percaya pada omongan pacar lo daripada mendengarkan penjelasan adek lo sendiri" Bella Mohidik, gadis dengan warna kulit kuning langsat itu ikut pasang badan di depan Aleta.

"Mona ya, coba sini lo maju dan jelaskan apa yang sudah Aleta lakuin ke lo" Paula Ranvier juga ikut pasang badan untuk peri es itu.

Peri es adalah julukan yang sahabatnya berikan pada Aleta. Dinamakan peri karena wajah cantik terkesan lembut itu sangat tidak kontras dengan kepribadian Aleta yang dingin dan datar.

Tampak gadis bernama Mona maju dengan langkah takut, berdiri tepat disamping Athaya. Menunduk dengan tangan saling bertautan dan tubuh sedikit bergetar.

"Lo diapain sama sahabat gue? " Tanya Bella tanpa basa-basi lagi.

"A-aku dibully sa-sama Aleta" Jawabnya sambil terbata.

"Gue tanya sekali lagi, lo diapain? " Paula bukan gadis dengan stok kesabaran ekstra.

"Lo ditampar? " Mona mengangguk.

Plak...

Mona menegang ditempat saat merasakan perih pada pipinya. Bahkan para siswa yang menonton juga shock dengan apa yang terjadi. Air mata Mona langsung berkumpul siap untuk jatuh saat itu juga.

"Lo apa-apaan hah? " Bentak Athaya saat tau Aleta menampar Mona dengan keras

"Dia mengatakan aku mem-bully nya bukan? Dan ketika ditanya aku menamparnya dia juga mengangguk. Aku hanya memberi tahu bagaimana rasanya jika aku yang menamparnya secara langsung" Jawab Aleta dengan santai.

Para sahabatnya hanya bisa melongo dengan apa yang Aleta lakukan. Terlalu cepat bahkan diluar prediksi.

"Gue gak kenal lo Mona, tapi jangan menjelekkan nama gue didepan kakak kandung gue. Gue diem bukan berarti gue bodoh Mona" Bisik Aleta pelan ditelinga Mona.

"Kakak boleh nyiksa aku kalau aku salah, tapi jika tuduhan yang kakak utarakan tidak benar, aku pastikan gadis kesayangan mu ini akan menerima dengan baik tuduhan itu" ucapnya pelan. "Jangan lupa kalau kita kembar, Kak" Aleta berlalu begitu saja.

Kepergian Aleta membuat kerumunan itu membubarkan diri satu per satu. Sedangkan Athaya masih terdiam ditempat mencerna apa yang adiknya lakukan. Tak menampik, jika tangannya masih gemetar setelah menampar sang adik. Jika Abangnya tahu bisa dipastikan dia akan dihajar habis-habisan.

"Sial, jangan coba-coba bohongi gue Mona. Lo gak tau senekat apa Aleta" Athaya berlalu begitu saja meninggalkan Mona yang mematung mendengar perkataan Athaya.

Sial, gara-gara Aleta sialan itu perhatian Athaya jadi terbagi, awas aja lo. Batin Mona mengumpat.

Bukannya masuk ke kelas, Athaya malah melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah dimana tempatnya berkumpul dengan para sahabatnya.

"Lo main fisik sama princess? " Pertanyaan bernada dingin dari sepupunya langsung menyapa pendengaran Athaya.

"Sorry, gue kelepasan"

"Ini bukan pertama kali Athaya, lo boleh ngebela Mona. Bukan berarti lo sebebas itu main fisik sama Aleta. Mona orang lain dalam kehidupan lo, sedangkan Aleta adik kembar lo"

"Tapi kelakuan dia... "

"Lo gak ada bukti, jangan menghakimi seseorang tanpa bukti. Oke kali ini lo kelepasan, besok apa lagi? " Adyatma Mahavir Pandey memulai kelas ceramahnya pada Athaya.

"Kenapa lo membela pembully itu. Sedangkan lo gak tau apa yang dia lakuin sama Mona"

"Sekalipun dia pembunuh, dia tetap adek kita"

"Tapi tindakannya harus dihentikan"

"Gue cuma mengingatkan, jangan sampai Aleta mengikuti jejak Mama yang memilih tinggal di luar negeri daripada disini. Ingat Genda berusaha keras membujuk Aleta untuk pindah kesini"

Athaya terdiam mendengar penjelasan sang sepupu. Sejak kecil dirinya memang kurang akur dengan adik kembarnya itu. Tapi jika ditanya dirinya sayang? Dia menyayangi Aleta sama dengan dirinya menyayangi abang kembarnya. Hanya saja kadang dirinya lepas kendali pada adiknya. Aleta selalu salah di matanya. padahal hatinya menepis itu, namun logikanya seakan tak sejalan.

Sedangkan disisi lain, Aleta sedang duduk dikelasnya dengan tenang mendengarkan guru yang tengah menjelaskan materi.

"Aleta, pipi kamu kenapa? "

"Terjatuh dikamar mandi" Jawabnya begitu singkat. Terkesan tidak sopan, seperti itulah Aleta. Sosok tak tersentuh yang mencoba berbaur dengan dengan keramaian.

"Sudah diobati, nak? " Aleta hanya mengangguk singkat.

Percuma saja bertanya panjang lebar pada gadis itu, hanya akan mendapat anggukan dari setiap pertanyaan yang dilontarkan. Bahkan para sahabatnya kadang merasa jengah dengan sikap Aleta yang terlalu misterius itu. Namun mereka juga kadang heran ketika Aleta seakan menjadi sosok lain yang ceria dan hangat.

"Oke anak-anak pelajaran sampai disini dulu, sebelum Ibu akhiri, Ibu akan memberikan pengumuman untuk kalian" Para siswa tampak antusias mendengarkan, berbeda dengan Aleta yang melipat tangannya diatas meja. menjadikannya sebagai bantal.

"Beberapa hari kedepan sekolah akan sibuk mempersiapkan turnamen olahraga, Tahun ini sekolah kita menjadi tuan rumah untuk acara itu. Kalian yang tergabung di tim inti sekolah harap ikut hadir untuk rapat nanti sepulang sekolah"

Kelas itu langsung riuh dengan bisikan para siswa dan siswi. Turnamen olaraga tahunan menjadi kegiatan favorit bagi banyak siswa. Selain menjadi ajang unjuk bakat mereka juga mengenal banyak teman baru dari berbagai sekolah yang menjadi pesaingnya.

"Males ikut gue" Gerutu Bella.

"Gue juga"

Aleta menegakkan tubuhnya, menatap para sahabatnya yang bermuka lesu. Aleta hanya menaikkan sebelah alisnya saat Lisa menatapnya.

"Tahun lalu sekolah kita kalah, strategi yang Mona ajukan ternyata hanya menjadi lelucon di sekolah lawan" Lisa menghela nafas kasar mengingat kembali kenangan memalukan tahun lalu.

Aleta adalah murid pindahan, Dirinya baru masuk di IHS sekitar lima bulan yang lalu, wajar jika dirinya tidak mengetahui jika sekolah ini pernah dipermalukan karena kekalahan.

"Tapi untungnya tim Athaya bawa pulang kemenangan, jadi gak malu-maluin banget" Tambah Paula.

Aleta hanya menyimak saja, dirinya juga tergabung di tim inti yang sama dengan para sahabatnya. Meskipun murid baru kemampuan ekstrakurikuler Aleta tidak bisa diremehkan.

Terpopuler

Comments

R@3f@d lov3😘

R@3f@d lov3😘

menarik 🤪

2024-11-25

0

Astri Annisa

Astri Annisa

akhirnya ada kelanjutan ceritanya .. mksh ka ..

2024-05-16

2

Putri Chaniago

Putri Chaniago

2 kk kembarannya cowok semua y thor

2024-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!