Mendadak Jadi Istri Tuan Zephyr

Aluna menormalkan pernafasannya kembali dan tersenyum ramah pada keduanya, sedangkan ke-dua pria itu menatap datar Aluna.

"Begini, aku tidak tau pin kartunya. Apa pin nya?" tanya Aluna sopan

" Satu sampai angka delapan" jawab pria yang menjadi suaminya itu

"Ah begitu, terimakasih saya permisi dulu" pamit Aluna pergi meninggalkan kedua pria itu

"Dia kenapa?" tanya Ardan pemasaran dan diabaikan oleh bos ya

Aktivitas kantor kembali berjalan dengan lancar, Aluna juga fokus pada kerjaannya. Sesekali Aluna mengeluh mengenai data yang dia input kurang rapi dan ada beberapa data yang salah. Tetapi berkat kecerdasannya di kehidupan sebelumnya membuatnya mencoba sabar sebelum mendapatkan jawaban yang bagus.

Tidak peduli jika sejak tadi dirinya menjadi bahan tontonan dari ke tujuh orang itu, Aluna tetap fokus pada kerjaannya.

Jam setengah 5 Aluna pulang, wajahnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya karena dia sangat kelaparan, sejak pagi sampai sore tidak banyak makanan yang masuk ke dalam perutnya, paginya hanya oatmeal dan siangnya salad itupun tidak habis, Aluna lupa jika bukan hanya dirinya yang makan tetapi bayi yang dia kandung juga butuh makanan.

Setelah menempelkan kartu akhirnya Aluna keluar dari kantor, mata Aluna tertuju pada salah satu swalayan yang cukup besar di depan sana. Mungkin jika berjalan memakan waktu sekitar 7 menit, Aluna memilih jalan kaki saja karena uangnya sudah habis dan dia belum menarik tunai dari kartu itu.

Sesampainya di depan swalayan akhirnya Aluna masuk, rasa dingin menusuk kulitnya membuatnya lebih rileks setelah berjalan cukup jauh untuk ibu hamil.

Aluna berkeliling mencari rak susu ibu hamil hingga matanya tertuju pada susu ibu hamil yang menurutnya cocok untuknya, Aluna juga membeli buah alpukat karena itu bagus buat janinnya. Hanya dua barang itu yang dia butuhkan karena dia yakin jika di mansion semuanya sudah tersedia.

Saat akan menuju kasir Aluna bertabrakan dengan seseorang membuat Aluna hampir jatuh jika tidak menguasai dirinya, mata Aluna membulat melihat sosok yang baru saja dia tabrak.

Di depannya ada suaminya dan seorang wanita cantik tengah menggandeng mesra tangan suaminya, Aluna sadar jika wanita itu adalah tunangan dari suaminya itu mengingat sebuah foto berukuran besar tergantung di ruang tengah.

Wanita itu juga tentunya tau soal dirinya yang menikah secara agama dengan suaminya itu, Aluna meringis mendapat tatapan tajam dari wanita itu.

"Wah wahhh... Lihat nih ada pelakor lagi belanja!" cibir wanita itu

Wanita bernama lengkap Delisa Aruka Widiatmoko adalah seorang model dan tentunya dia sudah menjadi model internasional. Tetapi setahunya Delisa masih di Paris atau memang pekerjanya sudah selesai?.

"Lagi belanja buat anak haram itu ya?!" hina Delisa membuat Aluna melotot

"Sayang, kamu yakin itu anak kamu? Aku sih yakin itu anak orang lain, dia hanya menjebak kamu dengan dalih kamu memperkosanya padahal dia aslinya sudah hamil sejak awal, dasar wanita ular!" maki Delisa membuat Aluna sakit hati

Padahal mereka sesama wanita tetapi mengapa perkataan Delisa tajam sekali? Apalagi dirinya yang sedang hamil begini membuat suasana hatinya tidak terkontrol, sekarang saja air matanya sudah mengalir deras dengan hinaan Delisa yang begitu menusuk.

"Aku permisi duluan" pamit Aluna saat merasa pria di depannya tidak melakukan pembelaan untuknya

Setelah membayar belanjanya Aluna memilih untuk pulang menggunakan ojek online yang dia pesan, selama di perjalanan Aluna hanya menangis diam, sepertinya ini karma untuk pemilik tubuh ini setelah apa yang dia lakukan.

"Sebenernya apa saja yang kamu lakukan Aluna?" tanya Aluna pada pemilik tubuh

Sesampainya di mansion Aluna langsung mandi karena merasa gerah, sehabis mandi tubuhnya jauh lebih baik. Aluna memutuskan untuk tidak makan malam karena dia tidak ingin makan, tetapi mengingat ada bayi di perutnya membuatnya menghela nafas.

Aluna tidak melihat para pelayan lagi, mungkin para pelayan sudah kembali ke paviliun khusus untuk mereka padahal ini masih jam 9 malam.

"Buat susu aja deh" ucapnya memanaskan air dan menuangkan beberapa sendok bubuk susu ke dalam gelas

"Apa yang kamu lakukan?"

Aluna hampir tersedak mendengar sapaan yang tiba-tiba itu, Aluna menatap pria yang menjadi suaminya tengah menatapnya tajam.

"Bisa nggak sih kalau datang kasih aba-aba!" omel Aluna

"Ada apa?" tanya Aluna takut melihat tatapan tajam itu

"Apa yang kamu lakukan?" tanya pria itu

"Hanya minum susu saja" jawab Aluna jujur

Keduanya tiba-tiba diam, Aluna merasa tidak nyaman berduaan dengan suaminya itu. Tanpa buka suara Aluna memilih pergi tetapi langkahnya terhenti mendengar ucapan pria itu.

"Soal sore tadi, maafkan Delisa sudah berkata seperti itu padamu" ucap pria itu datar

"Ah soal itu, tidak apa-apa kok, tunangan kamu benar jika aku pelakor dan seekor ular. Aku minta maaf sudah menjebak mu" ucap Aluna menyesal

"Tapi soal anak ini, dia bukan anak haram. Jadi kumohon jangan mengatainya, dia tidak tau apa-apa. Aku yang salah" ucap Aluna menundukkan kepalanya menahan air matanya yang ingin mengalir

"Aku tau jika aku salah tapi kumohon jangan sangkut pautkan dengan bayi ini, dia tidak bersalah. Kumohon" mohon Aluna dengan tatapan penuh permohonan

"Aku pergi duluan, selamat malam" pamit Aluna

Sedangkan pria itu hanya menatap diam kepergian Aluna dan setelah itu dia pun pergi menuju lift.

Di dalam kamar Aluna memikirkan hidupnya untuk kedepannya bagaimana, sudah ada beberapa lamaran pekerjaan yang dia lempar ke berbagai perusahaan tetapi belum ada panggilan sama sekali, wajar saja sih karena baru siang tadi dia mengirimkan lamaran itu, dan satu lagi di cv nya tidak ada kelebihan khusus dan dia tidak memiliki pengalaman pekerjaan.

"Duhhh... Cari uang kemana lagi?" keluhannya

Hinga tiba-tiba Aluna menyadari satu kelebihannya lagi yaitu menggunakan otak geniusnya, dulu di kehidupan sebelumnya Aluna pernah beberapa kali membuat skripsi orang lain, kenapa dia tidak melakukan itu saja.

Tidak semua orang mau dan bisa membuat sebuah skripsi, ada beberapa orang yang malas untuk mengerjakan ada juga yang tidak bisa sama sekali, itulah awal terjadinya joki skripsi, Aluna pun mengambil ponselnya dan mengetik beberapa kata di grup angkatan kuliahnya.

Di grup itu Aluna mengetik jika dirinya bisa mengerjakan skripsi tepat waktu dan dirinya mempromosikan dirinya untuk melakukan itu, awalnya tidak ada balasan bahkan untuk beberapa menit kemudian kemudian Aluna mendapatkan beberapa notifikasi, ada sekitar 5 orang. Aluna terperangah ternyata ada juga yang akan menggunakan tenaganya itu, untuk kedepannya masalah uang dia akan aman.

Aluna memberikan harga untuk satu skripsi sebesar 5 juta, setelah melakukan transaksi akhirnya Aluna pun mulai membaca beberapa file dan data yang Mereka kirim, Aluna pun perlahan memperbaikinya hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, Aluna menyudahinya karena besok dirinya masih magang.

💀💀💀

Semoga kalian suka, jangan lupa untuk tinggalkan jejak vote, subscribe, komen dan like ya.

riri-can