Story Of Qiao Feng

Keesokan harinya nenek Qiao feng dan Qiao feng yang sudah tidur bersama tadi malam.

Membuat hubungan mereka menjadi dekat satu sama lain, Qiao feng pun dengan berani meminta bantuan dari nenek nya.

"Nek, bisa tolong dari Qiao feng? " Ucap Qiao feng, yang sedang duduk didepan cermin.

"Tentu saja!, apa yang bisa nenekmu bantu? " Tanya nenek Qiao feng, sambil menyisir rambut Qiao feng dengan tersenyum.

"Aku ingin minta orang kepercayaan nenek untuk memata-matai selir Gua dan putrinya" Ucap Qiao feng.

"Apa yang mau kamu lakukan? " Tanya nenek Qiao feng, yang penasaran dengan rencana dari Qiao feng.

"Nanti nenek akan tahu sendiri! " Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

"Baik, nenek akan tunggu!. Apa yang akan kamu rencanakan" Ucap nenek Qiao feng."Sekarang bocah ini, jauh lebih pintar dari pada yang dulu "Pikir Qiao feng.

Selama berhari-hari Qiao feng memata-matai selir Hua dengan Mei, dia sudah tahu rencana mereka untuk mengagalkan pernikahan Qiao feng dengan pangeran ketiga.

" Nona, mereka berdua jahat sekali!. Sebaiknya kita beritahu tuan besar dan nyonya besar tentang rencana mereka tersebut! "Ucap Wei yang kesal.

" Jangan!, kita tidak punya bukti dan mereka bisa memutar balikkan ucapan kita. Lalu melemparkan kesalahan karena berani memata-matai mereka, nanti nenek juga yang bisa kena masalah karena kita "Ucap Qiao feng.

" Nona benar juga! "Seru Wei.

" Biarkan mereka mengagalkan pernikahan itu, aku sendiri juga belum mau menikah! "Ucap Qiao feng.

" Jadi kita diam saja! "Seru Wei.

" Benar!, kita hanya perlu waspada mengenai rencana mereka agar kita tidak terkena imbas dari rencana mereka "Ucap Qiao feng.

" Baik nona! "Seru Wei.

Wei yang hendak meninggalkan Qiao feng, dia dihentikan oleh Qiao feng.

" Wei! "Panggil Qiao feng.

" Ya nona, ada apa? "Tanya Wei.

" Besok kita jalan-jalan ke kuil yang ada di bukit tertinggi di Dun ming"Ucap Qiao feng.

"Baik nona, tapi tidak biasanya nona keluar rumah! " Tanya Wei.

"Kita kesana juga untuk berolahraga sambil menikmati pemandangan yang indah" Ucap Qiao feng.

"Kalau seperti itu kita ke kuil Hu oban, disana pemandangannya indah sekali berbatasan dengan negara Ming na" Ucap Wei.

"Benarkah!, aku tidak sabar kesana" Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

Wei pun akhirnya pergi dari kamar Qiao feng. Qiao feng yang berada di dalam dia sedang mempelajari pengetahuan di zaman tersebut.

"Sekarang aku berada di zaman ini, maka aku juga harus mempelajari pengetahuan mereka" Ucap Qiao feng, sambil membaca buku disamping meja.

"Siapa tahu pengetahuan ku di zaman modern bisa berguna di dunia kuno" Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

Keesokan harinya Qiao feng pergi ke kuil Hu oban, ditemani oleh Wei dan beberapa pelayan dari nenek Qiao feng.

"Kenapa kita tidak naik kuda saja lebih cepat dari pada naik kereta? " Tanya Qiao feng, yang kepanasan.

"Sejak kapan nona bisa naik kuda? " Tanya Wei.

"Apa aku tidak bisa naik kuda? " Tanya Qiao feng.

"Tentu saja tidak bisa, setiap tuan besar mebelajari nona naik kuda, kuda tersebut ketakutan dan lari. Mungkin karena kuda itu tidak sanggup mengangkat tubuh nona!, haha.." Ucap Wei dengan tertawa terbahak-bahak.

"Kamu mengejekku ya!, awas kamu.. ! " Seru Qiao feng dengan mengelitiki perut Wei.

Wei pun merasa geli karena Qiao feng, didalam kereta mereka berdua terus saja bercanda dihari yang panas ini.

Tak beberapa lama kereta mereka sampai di gerbang kuil tersebut.

"Nona, apakah anda sanggup? " Tanya Wei yang meragukan keinginan Qiao feng untuk ke kuil Hu oban.

"Kamu tenang saja!, hal seperti ini sudah biasa untuk aku" Ucap Qiao feng dengan sombong.

Saat sudah menaiki tangga kuil yang panjang dan tinggi tersebut, baru setengah perjalanan. Qiao feng sudah kelelahan.

"Tubuh gadis ini seperti wanita usia 40 tahun lemah sekali! " Pikir Nu wa.

Wei yang ada didepan Qiao feng, dia menengok kebelakang. Dia melihat majikannya sepertinya kelelahan, lalu dia turun menghampiri Qiao feng yang berhenti di tengah jalan.

"Jika nona tidak kuat, sebaiknya kita turun saja! " Ucap Wei yang khawatir.

"Tidak!, aku harus sampai keatas untuk menghancurkan lemak di tubuhku! " Ucap Qiao feng yang kembali bersemangat. "Aku tidak boleh menyerah, walaupun ini tubuh gadis gemuk ini tapi yang ada didalam adalah aku yang memegang kendali penuh atas tubuhnya" Pikir Nu wa.

Qiao feng pun berjalan dengan pelan-pelan dan waktu akan siang Qiao feng dapat menuju keatas.

"Ha.. ha!, akhirnya aku berhasil juga!. Tekad itu penting untuk melawan lemak! " Ucap Qiao feng, dengan bernafas terengah-engah.

Wei yang ada dibelakang Qiao feng juga ikut kelelahan.

"No.. na!, dari tadi anda bilang lemak. Memang lemak itu siapa? " Ucap Wei yang terengah-engah.

"Lemak itu bukan nama orang, itu daging yang menumpuk di tubuhku yang buat aku gemuk seperti ini" Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

"Oh!, aku kira itu nama orang! " Seru Wei dengan tersenyum. "Tapi nona, anda sudah tidak terlalu gemuk seperti sebelumnya. Dan sekarang anda sudah cukup cantik" Ucap Wei.

"Belum, perjuangan ku masih lama!. Jadi aku putuskan setiap hari aku akan pergi ke kuil Hu oban sebelum matahari terbit" Ucap Qiao feng dengan bersemangat.

"Ha!, setiap hari..! " Seru Wei yang terkejut mendengar ucapan Qiao feng, yang terjatuh karena ucapan dari Qiao feng. "Aku bisa mati! " Pikir Wei, yang termenung.

Setelah beristirahat beberapa menit, Qiao feng dan Wei masuk kedalam kuil tersebut dan berdoa disana.

Qiao feng dengan memejamkan matanya, sambil berdoa didepan patung dewa-dewi didepannya.

"Terima kasih, atas keajaiban yang kamu berikan kepadaku!. Aku tidak akan berhenti bersyukur atas keajaiban yang aku alami" Suara hati Qiao feng dengan khusyuk berdoa.

Setelah selesai berdoa mereka keluar dari kuil tersebut. Wei yang ingat kalau disini ada sumber air yang baik untuk kesehatan, dia pun meminta izin pada Qiao feng.

"Nona, kita jangan pergi dulu!. Saya mau mengambil sumber mata air dibelakang kuil ini, jadi nona tunggu saya disini. Dan jangan kemana-mana! " Ucap Wei, sambil membawa botol minum yang dia bawa dari rumah.

"Baik, aku tunggu disini! " Seru Qiao feng.

Wei pun pergi dari sana, dan Qiao feng menunggu didepan kuil.

Tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari arah hutan sebelah kuil tersebut.

"Suara apa itu? " Tanya Qiao feng yang penasaran.

Lalu dia berjalan kearah suara itu berasal.

Dan melihat dibalik pohon, ada seorang prajurit yang tubuhnya penuh dengan luka, dia terduduk sambil bersandar di pohon besar.

Qiao feng yang merasa iba, lalu menghampirinya untuk memastikan apakah dia masih hidup atau tidak.

Qiao feng pun memeriksa keadaannya, dia pun lega karena pria tersebut masih bernafas.

"Sepertinya dia pingsan!" Seru Qiao feng yang cemas.

"Maafkan aku, aku akan melepaskan bajumu untuk mengobati lukamu itu" Ucap Qiao feng pada pria tersebut.

Qiao feng pun melepas baju zirahnya, dan melihat luka ditangan sangat parah.

Lalu dia mengambil keranjang yang dibawa dari rumah, yang terdapat kotak obat untuk berjaga-jaga kalau ada yang terluka diantara Qiao feng dan Wei.

Qiao feng membersihkan luka tersebut, dan mengolesinya dengan obat yang dia bawa tadi dengan perlahan-lahan.

Karena dia tidak punya pembalut luka dia pun merobek gaunnya untuk membalut luka pria asing tersebut, dan pria itu setengah tersadar.

Pria tersebut melihat wajah Qiao feng, yang merawat lukanya dengan penuh perhatian.

"Siapa wanita tembem ini? " Pikir pria tersebut.

Saat akan berbicara dengan Qiao feng, tiba-tiba saja Wei mencarinya.

"Nona Qiao feng anda dimana? " Teriak Wei yang cemas.

"Wei, pasti cemas!. Aku harus kesana, dan aku juga sudah memberikan pertolongan pertama pada pria ini" Ucap Qiao feng. "Tuan, aku akan panggil pendeta untuk merawat anda. Karena aku harus segera kembali" Ucap Qiao feng, sambil berdiri.

Qiao feng pun langsung pergi dari sana dan menghampiri Wei. "Aku ada disini Wei!" Seru Qiao feng yang keluar dari semak-semak.

Dan pria tersebut tidak sanggup untuk berkata pada Qiao feng, dan kembali pingsan.