NovelToon NovelToon
Wanita Janda Istri Sang Dokter

Wanita Janda Istri Sang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda
Popularitas:26k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Fahmi yang sudah bertunangan dengan Sesil terpaksa harus menikahi Saras yang seorang janda. Bukan karena cinta melainkan karena rasa kasihan dan kepeduliannya terhadap janda miskin beranak satu.

Lantas bagaimana dengan Sesil setelah tahu tunangannya sudah menikah lebih dulu ?

Lalu bagaimana dengan Saras yang telah menjadi istri seorang dokter itu, akankah ia mendapatkan cinta yang tulus darinya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikahi Janda 2

Warga Kembang Sore menjadi saksi pernikahan antara Fahmi dengan Saras yang digelar di rumah pak Rt selepas maghrib. Saras tak dibekali apa pun di pernikahannya yang kedua ini. Jangankan make up, ganti baju saja tidak. Dengan daster kucel sebagai penampilan seadanya ia bersanding dengan sang dokter tampan.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Saras Angela dengan mas kawin uang 500 ribu dibayar tunai!" ucap Fahmi dengan dipandu seorang ulama yang termasuk warga sekitar juga.

"Bagaimana para saksi? Sah?" pak Burhan menyapu pandangan semua orang yang hadir.

"Sah!" seru yang lain.

Saras tak menyangka dengan statusnya sebagai janda dari Joni Andriano telah menjadi istri sah seorang pria asing yang sama sekali tak ia kenal. Mungkin Saras lupa, Fahmi pernah sekali mampir ke warungnya untuk membeli nasi goreng karena banyaknya pembeli kala itu.

Deguban jantungnya tak menentu, ini perasaan yang aneh tapi nyata. Ia merasa dunianya seolah berubah ketika datangnya malaikat yang berwujud pria yang kini sah menjadi suaminya itu. Ia tidak tahu harus bagaimana bersikap setelah ini.

Paling tidak, statusnya kini berubah menjadi istri seorang dokter. Terlihat saja dari penampilannya yang berkesan berada. Dan mungkin hidupnya akan lebih baik ketimbang tinggal di kontrakan.

Namun bagaimana dengan keadan Fahmi sekarang?

Pria berwajah putih bersih itu hanya menatap datar ke arah wanita yang duduk di sampingnya. Bahkan ia bersikap tanpa ekspresi saat Saras meraih punggung tangannya untuk ia salami. Dunianya seolah luruh seketika itu juga. Ia menahan rasa pedih di palung hatinya. Meski teramat sakit menjalani pernikahan dadakan ini, ia harus bertangung jawab dengan janji suci yang sudah ia lontarkan di depan penghulu. Lalu bagaimana ia harus menjelaskan semua ini pada keluarga dan juga Sesil tunangannya ? Seminggu lagi ia akan menikahinya. Pantaskah jika ia menghancurkan impian sang tunangan. Tunangan yang sudah amat lama ia cintai dan ia dambakan akan kebersamaan.

Pikirannya terus berputar mencari solusi dari masalah ini namun masih kusut seperti benang yang ruwet. Ia pasrah pada sang Illahi mau di bawa kemana jalan takdirnya.

Dan lamunannya buyar setelah seseorang yang sejak tadi menatapnya kini memanggilnya dengan lembut.

"Mas Fah-mi," Meski rada terbata dan sedikit ragu Saras memberanikan diri untuk memanggil sang dokter, awalnya ia bingung harus memanggil siapa dan sematan kata mas menjadi pilihannya karena lebih terdengar sopan.

Fahmi melirik wanitanya lalu memaksakan senyum sebelum ia mengambil suara. "Ayo kita pergi!" Ia mulai berdiri lalu berjalan duluan, dan seakan lupa jika istrinya baru saja mendapatkan luka memar yang meradang yang membuat Saras kesulitan untuk berjalan.

Semua orang yang menyaksikan pernikahan mereka perlahan menghilang dan hanya menyisakan mereka bertiga dan pak RT.

"Bunda, biar aku bantu!" Pria kecil itu langsung sigap dan memapah tubuh ibunya yang memiliki bobot tubuh berlipat kali lebih besar darinya.

Mendengar itu Fahmi tersadar lalu berbalik menghampiri sang istri. Memberi isyarat agar Bagas menepi. Tubuh tipis itu terlihat memilukan. Fahmi sedikit membungkukkan tubuhnya membuat dahi Saras berkerut. Dan ...

"Aww!" Saras memekik ketika tubuh tipisnya bak triplek itu melayang terangkat ke udara dan berpindah dalam gendongan sang suami.

Fahmi membuang muka saat Saras menatapnya penuh tanya.

Lalu ia berjalan keluar dari rumah pak RT menuju mobil yang tak jauh dari sana. Bagas membawa tas berisi beberapa baju miliknya dan ibunya.

Kini mobil Fahmi meninggalkan komplek Kembang Sore dan entah mau dibawa kemana mereka.

Tak ada obrolan diantara dua orang dewasa itu hingga tercipta keheningan. Keduanya sama - sama diam sibuk dengan pemikiran masing - masing. Saras sendiri tak berani bertanya mau pergi ke mana.

"Bunda, kita naik mobil mau pergi kemana dan mengapa bawa tas juga?" tanya Bagas memecah keheningan. Pria yang belum punya dosa sama sekali itu memang tak mengerti situasi sekarang dan dengan siapa ia sekarang juga tidak tahu. Yang ia mengerti, bahwa ia bersama ibunya telah diusir dari rumah kontrakan.

Saras melirik sang pengemudi yang nampaknya tak merespon ucapan Bagas.

Saras membelai buah hati, "Bagas, untuk sementera bunda belum bisa jawab pertanyaan kamu. Kamu bisa kan bersabar untuk tidak bertanya apa pun kepada bunda?"

Bagas mengangguk mengerti, "Iya Bunda."

Sebenarnya Fahmi sengaja menulikan pendengarannya tadi. Ia sendiri juga bingung mau membawa Saras dan Bagas kemana. Ke hotel, itu tidak mungkin. Saras sekarang adalah istrinya dan tangung jawabnya, jika berada di sana siapa yang akan merawatnya sementara keadaanya sedang sakit. Ke apartemen, apa lagi. Tinggal satu pilihan yakni membawanya pulang. Ia akan menjelaskan nanti pada keluarganya.

Mobil yang dikendarai Fahmi berhenti di sebuah tempat makan.

Saras yang tertidur sepanjang perjalanan tadi merasa ada yang menepuk bahunya pelan.

"Bangunlah, kita makan dulu!" Sebisa mungkin Fahmi bersikap selayaknya seorang suami meski itu terpaksa.

Saras mengerjapkan matanya. "Pukul berapa sekarang?" pertanyaan pertama yang terlontar dari bibir manisnya.

"Pukul 8." Fahmi membantu Saras turun dari mobil selebihnya Saras menolak untuk digendong, ia mulai bisa berjalan sendiri meski tertatih. Bagas mengekor dari belakang.

"Ini restoran, Bunda ?" tanya Bagas begitu girang karena hampir selama hidupnya belum pernah beranjak ke tempat makan ini. Sang ayah hanya pernah membawanya ke warteg pinggir jalan.

Saras tersenyum sambil mengangguk.

Fahmi menggiring Saras dan Bagas ke sebuah meja lalu melakukan pesanan.

Sambil menunggu pesanan datang, Fahmi mengeluarkan ponselnya, ia sepertinya tampak sibuk. Lalu menghubungi orang rumahan.

"Kak, aku dalam masalah." ujar Fahmi memberi tahu sang Kakak.

Ambar yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak tinggal dengan orang tuanya. Ia yang menjadi wanita kantoran memang sangat sibuk, tapi untuk urusan keluarga ia yang maju paling duluan.

"Fahmi, kamu belum pulang juga? Dokter Bella bilang kamu sudah meninggalkan rumah sakit sore tadi." protes sang kakak.

Kebetulan saat dokter Bella belanja di supermarket berpapasan dengan Ambar dan mengatakan kalau sudah tidak ada jam operasi lagi.

Fahmi tampak kacau dan bingung mulai dari mana untuk menjelaskan.

"Aku terjebak. Tapi bukan dijalan raya. Ini masalah pernikahan. Aduh, aku bingung harus memulainya!" Fahmi gelagapan, sulit baginya untuk menjelaskan di telepon.

"Bagaimana aku bisa memahami masalahmu? Cepatlah, Ayu dan Bagus mulai rewel!" Ambar tengah menidurkan dua anak kembarnya yang berusia 4 tahun.

Fahmi mengusap wajahnya kasar. "Pokoknya, ketika aku pulang nanti jangan terkejut dengan apa yang aku bawa. Dan bantu aku untuk menjelaskan pada mama dan papa." Fahmi memutuskan panggilan secara sepihak.

Setelah pesanan datang, mereka bertiga makan bersama.

Di tengah - tengah makan malam, Fahmi memberitahu Saras jika ia akan membawa Saras tinggal dirumah orang tuanya.

Saras terdiam, ia bingung harus bicara apa. Detik kemudian, "Terimakasih, Mas Fahmi telah menolongku sejauh ini." Saras bingung merangkai kata yang tepat untuk ia sampaikan takut jika salah satu kata itu ada yang menyinggung perasaanya.

Fahmi hanya mengangguk samar.

Selesai makan di restoran, Fahmi melajukan mobilnya pulang ke rumah.

Dan seperempat jam kemudian, mobil Fahmi tiba di kediaman orang tuanya.

Saras begitu takut ketika akan menghadapi bagaimana reaksi keluarga Fahmi. Begitu pula dengan Fahmi, ia harus siap dengan segala amukan dari Hendra dan juga Amira.

1
Ma Em
Alhamdulillah akhirnya Saras hamil juga semoga kandungannya baik baik saja jgn sampai terjadi hal yg tak diinginkan dan semoga saja anaknya kembar.
Ma Em
Fahmi kamu jgn terlalu percaya sama Sesil dia itu mau agar kamu membenci Saras, jgn sampai nanti kamu menyesal karena telah membuat Saras sakit hati sama kamu Fahmi
Ria Nasution
selalu emosi yang dominan terbawa
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Yg sabar ya Saras
Lagian di rumah ada CCTV tinggal lihat aja
DinDut Itu Pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Begitulah kalau Poligami
Susah suami utk bs adil sama kedua istrinya
DinDut Itu Pacarku Mampir
Yati Susilawati
istri dua.. serumah.. ?
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Kyknya Saras juga hamil
Toker mah Pak dokter
Dua istri nya Hami5
Ria Nasution
kapok. sesil tunggu aja kabar bahagia juga dari Saras pasti akan terbakar api 🔥🔥🔥 cemburu yang lebih....
muna aprilia
lnjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Fahmi harus mendidik Sesil krn itu tugas Suami
DinDut Itu Pacarku mampir
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
betul itu Saras jgn di bebaskan penjahat
DinDut Itu Pacarku Mampir
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Kira2 Siapa nih
DinDut Itu pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Bentar lagi Riko bakal tertangkap dan masuk Hotel Prodio
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Sebentar lagi Riko pasti tertangkap
DinDut Itu pacarku mampir
Ma Em
Semoga Bagas segera ditemukan dan selamat dari Riko, segera tangkap dan penjarakan Riko
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Semoga Bagas bisa selamat
DinDut Itu Pacarku Mampir
sella surya amanda
lanjut
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Jadi Cinta pertama Rehan itu saudara Saras ya
DinDut Itu Pacarku mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!