NovelToon NovelToon
Give Me A Justice

Give Me A Justice

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_Arara07

Tara Maheswari, seorang gadis yang berusia 18 tahun. Hidupnya begitu indah dan penuh kebahagiaan bersama keluarga tercintanya saat dirinya masih berusia 12 tahun. Namun, kemalangan datang menghampiri keluarga kecilnya. Kakak perempuan pertamanya mengalami sebuah tragedi yang membuat sang ayah tak terima atas ketidakadilan yang menimpa putri tercintanya. Keberanian dari sang ayah membuat keluarga mereka terancam, semua lenyap. Tara dan kakak keduanya Felix kabur sangat jauh untuk menghindari para penjahat yang menghancurkan keluarga mereka. Untunglah ada Shaga, seorang mafia tampan namun dikenal berhati iblis mau menampung kedua anak ingusan yang tak sengaja ia temukan. Waktu berlalu, Tara yang sudah remaja memulai pembalasan dendam dengan langkah awal yaitu memasuki akademik kepolisian demi terwujudnya sebuah pembalasan. Tara remaja yang tumbuh cantik, membuat beberapa pria terpesona bahkan jatuh cinta. Tak terkecuali Shaga,dan juga Astro si komandan kepolisian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_Arara07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria 6 tahun yang lalu.

Flashback

“Cari dua orang anak itu, bodoh!”

Beberapa pria dewasa dengan tubuh kekar dan pakaian serba hitam mengangguk mengikuti perintah dari atasan mereka. Setiap inci dari hutan yang berada di belakang rumah seseorang yang tak kaya namun juga tak miskin. Satu anak perempuan dan anak laki-laki berlari secepat mungkin untuk menghindari beberapa orang dewasa yang sedang mencari mereka.

“Kak Felix, Tara takut.” ucap Tara kecil dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Melihat tubuh sang aFlashback

“Cari dua orang anak itu, bodoh!”

Beberapa pria dewasa dengan tubuh kekar dan pakaian serba hitam mengangguk mengikuti perintah dari atasan mereka. Setiap inci dari hutan yang berada di belakang rumah seseorang yang tak kaya namun juga tak miskin. Satu anak perempuan dan anak laki-laki berlari secepat mungkin untuk menghindari beberapa orang dewasa yang sedang mencari mereka.

“Kak Felix, Tara takut.” ucap Tara kecil dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Melihat tubuh sang adik mulai bergetar karena takut, sang kakak lelaki langsung memeluk tubuh kecil itu dengan hangat.

“Tidak apa-apa Ra, kakak ada di sini. Mereka tidak akan bisa macam-macam denganmu.” ucap Felix dengan lembut.

Kedua kakak beradik itu saling memeluk sambil bersembunyi di balik semak-semak lebat di hutan.

“Cepat cari mereka di sekitar sini!!!”

Mendengar suara yang begitu keras, Tara semakin mempererat pelukannya. Sementara Felix memejamkan mata berharap para orang-orang dewasa itu tak menemukannya dan juga sang adik. Walaupun dia terlihat kuat, tetap saja Felix adalah seorang remaja yang masih berumur 17 tahun yang juga bisa merasa takut.

“Oh tuhan, tolong jangan biarkan kami ditangkap oleh para penjahat nurjanah itu!” monolog Felix dalam hati.

Suara ranting pohon patah di arah terdengar, orang-orang itu langsung berlarian menuju ke arah sumber suara. Felis menghela nafas lega saat para penjahat itu pergi tanpa mencurigai semak-semak yang sangat dekat dengan mereka.

“Huf, Tara, ayo kita cepat pergi dari sini!” ujar Felix.

Felix menggenggam erat tangan kanan adiknya, mereka berdua kembali memulai untuk menyusuri jalan. Malam semakin larut, dan perut keduanya sudah berbunyi.

“Kak Felix, kapan kita bisa keluar dari hutan ini? Tara sudah lapar.” keluh Tara sambil memanyunkan bibirnya.

“Sebentar lagi ya Ra … , kita akan segera keluar dari hutan ini.” balas Felix dengan senyuman.

Tara mengangguk, walau sang kakak berbohong pun, Tara akan tetap percaya bahwa ucapan kakaknya adalah benar. Malam semakin larut, karena lelah. Keduanya memutuskan untuk duduk beristirahat di bawah pohon rindang yang besar.

“Kak, kenapa mereka tega sekali dengan keluarga kita? Mereka telah membunuh ayah dan ibu…. , dan mereka juga telah merebut kak Riana dari kita …..” tutur Tara dengan sedih.

Felix langsung menatap serius sang adik, tatapan yang tak menginginkan ada rasa sedih.

“Tidak Tara! jangan menangisi mereka bertiga! kita hanya punya ambisi dendam, bukan kesedihan! kita harus balas dendam!” ujar Felix dengan tegas.

“Tapi … , Tara juga ingin menangis kak ….” lirih Tara.

“Tidak Tara! kamu tidak boleh menangis, kamu lihat sendiri dengan mata kepalamu kan bagaimana mereka berdua membunuh ayah dan ibu? Apa kamu akan tetap menangis? apa kamu tidak mau membalas rasa sakit atas perbuatan mereka yang telah menghancurkan keluarga kita yang tak bersalah?” ujar Felix dengan bara api dendam yang jelas terlihat dalam matanya.

Sekilas bayang-bayang kematian orang tuanya menyeruak dalam pikiran Tara, hal itu berhasil membuat Tara menangis dengan tatapan tajam penuh kebencian.

Dengan cepat Tara mengusap air matanya, lalu sedetik kemudian tatapan sedih itu berubah jadi penuh benci dan dendam.

“Kak Felix benar! ini terakhir kali Tara akan menangis! karena hari-hari berikutnya akan hanya ada kebencian dan dendam!” ujar Tara dengan tegas.

“Sst! sepertinya aku mendengar suara dua orang bocah tengah berargumen.” 

Pria itu tersenyum miring, dengan tanda isyarat. Dia mulai mengarahkan beberapa anak buahnya menuju ke arah pohon rindang yang berada di sana.

“Pokoknya Tara gak akan menangis lagi, janji!” tegas Tara.

Felix tersenyum melihat tekad bulat sang adik. Namun senyuman itu seketika luntur saat melihat seseorang yang hendak menyentuh adiknya dari arah belakang.

“Tara awas!!!” teriak Felix.

“HAHA! lihatlah bocah ini! dia ingin memukul ku? dengan dahan pohon patah yang terlihat kecil dibandingkan dengan tanganku.” ledek pria itu.

Felix mendelik tajam, dia terus menyodorkan dahan kayu yang tentu cukup berat baginya. Sementara Tara terus berada di belakang Felix, karena kakaknya yang tak mau hal buruk akan terjadi kepadanya.

“Hei bocah! turunkan senjata menggelikan mu itu! cepat ikut kami!!!” tegasnya.

“Tidak!!! aku tidak sudih!” bantah Felix.

Pria itu tidak punya kesabaran yang tebal, dia langsung mengambil dahan kayu yang ringan baginya, sehingga membuat Felix sontak mundur beberapa langkah sambil terus melindungi adiknya.

“Cepat ikut kami!!! atau aku akan berbuat kasar!!” teriaknya.

“Tidak mau!!! ciuh!” ucap Felix sambil meludah ke depan.

“Kau ini!!!!” geramnya.

Pria itu mengayunkan dahan pohon dan mulai memukul kaki Felix.

“Akh!!” ringis Felix menahan rasa sakit.

“Kak Felix!!!” teriak Tara.

Buk!

Buk!

“Rasakan ini bocah! makanya jangan melawan ku!!!” tegasnya.

Felix jatuh tersungkur di atas tanah sambil meringkuk menahan rasa sakit. Hati Tara benar-benar sakit melihat sang kakak.diperlakukan tak manusiawi. 

“Kalian! tangkap gadis itu!” perintahnya dengan tegas.

“Siap bos!” sahut anak buahnya.

Tara menatap tajam, dia sama sekali tak sudi disentuh oleh para penjahat itu. Dia langsung mengambil batu, lalu melemparkannya ke salah satu orang.

“Akh! dahi ku sakit sekali!”

Tara menyeringai, dia tak peduli apa yang akan terjadi atas keberanian yang telah ia lakukan. Tapi yang jelas dia akan terus berusaha membela dirinya.

“Bocah sialan!!!” ujar orang itu yang mulai mengeluarkan pistol dari kantongnya.

Felix yang melihat sang adik dalam bahaya, langsung berusaha berdiri berjalan tertatih-tatih untuk menghentikan kemungkinan buruk yang akan terjadi terhadap sang adik.

“Aku akan membunuhmu!!!” teriaknya dengan marah.

Buk!

Felix langsung menubruk tubuhnya ke tubuh pria itu, sehingga membuat pria itu terjatuh bersama Felix dan seketika pistol itu terlempar tepat di bawah kaki Tara.

“Tara! pergi dari sini …. , selamatkan diri.”  ucap Felix dengan suara yang mulai melemah.

Tara menatap nanar mata sang kakak, dia tak berkutik sama sekali dari posisi awalnya. Bagaimana bisa dia meninggalkan kakak tercintanya di situasi antara hidup dan mati seperti saat ini.

“Tidak!!! aku tak mau!!” tegas Tara.

“Omong kosong!!! cepat bawa kedua bocah ini!!! mereka membuat ku pusing saja!!!” tegas bos mereka.

Pria yang tadi jatuh bersama dengan Felix langsung berdiri, saat melihat sang kakak akan disentuh oleh pria itu, tanpa berpikir panjang Tara memungut pistol dan Dor!

Semua orang langsung tertegun melihat seorang gadis kecil dengan berani mengarahkan pistol dan tepat mengenai kepala rekan mereka.

“Jika kalian berani menyentuh kakak ku, maka aku akan membunuh kalian semua!!!!!” teriak Tara dengan marah.

Melihat senjata itu yang ditodongkan ke arah mereka, membuat para anak buah dari bos yang memerintah mereka langsung berjalan mundur perlahan. Tara terus menodongkan senjata sampai posisinya telah mendekati sang kakak.

“Ayo kak, kita harus pergi.” ucap Tara.

Tara membantu sang kakak berdiri, mereka berjalan mundur dengan tangan Tara yang tetap menodongkan senjata. Setelah beberapa saat mengancam para penjahat itu dengan senjata, akhirnya mereka bisa pergi cukup jauh. 

“Pasti mereka akan tetap mengejar kami.” gumam Tara.

Melihat kondisi Felix yang semakin parah dengan wajah memucat dan banyak darah. Tara merasa panik, dia bingung harus melakukan apa. Lalu dia memutuskan untuk segera mencari jalan keluar dari hutan dan meminta bantuan.

“Tuan, saya sudah membasmi pengkhianat itu.” ujar seorang pria dengan pakaian jas hitam kantor lengkap.

“Hem, bagus.” jawab seorang pria tampan dengan kemeja putih yang terbuka dada dan celana panjang hitam.

Di tengah perbincangan mereka, terdengar suara dari balik semak-semak.

“Siapa di sana! keluarlah, atau aku akan membunuhmu!” ucap pria berkemeja putih.

Matanya membola saat melihat seorang gadis kecil dengan menampilkan lusuh yang keluar dari arah semak-semak. Senjata pisau kecil yang awalnya ingin digunakan langsung di sembunyikan kembali.

“Siapa kamu?” tanya pria berkemeja putih.

“Saya Tara, saya tersesat dalam hutan ini paman. Bisakah paman membantu saya? tolong selamatkan kakak saya yang sedang sekarat.” ucap Tara.

“Hee! Saya bukan pekerja sosial! saya tidak suka ikut campur urusan orang lain!” tegasnya.

Tara tak gentar sama sekali, dengan berani dia melangkahkan kaki untuk lebih memotong jarak dengan pria tampan yang tengah berdiri di depannya.

“Saya mohon paman! selamatkan kakak saya!” tegas Tara.

Pria berkemeja putih itu sejenak terhipnotis dengan kedua mata indah milik Tara yang menyiratkan sebuah api kebencian dan keberanian yang membara.

“Hem, baiklah. Saya akan menolong kamu. Tapi ada satu syarat.” ucapnya sambil bersedekap dada.

“Apa itu paman?” tanya Tara.

Pria berkemeja putih itu langsung memberikan sebuah pistol ke tangan Tara, lalu dia tersenyum seperti seorang psikopat yang akan membunuh mangsanya.

“Pistol? untuk apa ini?” tanya Tara.

“Bunuh kelinci kecil yang berada di belakang mu itu.” ucapnya.

Tara menoleh, sungguh hati nuraninya merasa tak tega membunuh kelinci kecil berwarna putih itu. Namun, jika dia tak melakukannya maka Felix yang akan mati.

Beberapa kali helaan nafas keluar dari mulut Tara, hal itu membuat pria berkemeja putih tersenyum miring dan menatap remeh bocah di depannya itu.

“Hee! sudah kuduga kau pas ….”

Dor!

Satu tembakan dilesatkan oleh Tara dan tepat mengenai perut sang kelinci yang sudah jatuh bersimbah darah segar.

“Sudah paman, jadi apakah paman mau membantuku sekarang?” tanya Tara.

Pria yang awalnya tadi diam sejenak karena merasa terkejut, langsung tertawa keras saat melihat Tara berhasil membunuh seekor kelinci kecil.

“HAHA! baik aku akan membantumu, dan aku akan memberikanmu tempat tinggal serta penghidupan.” ucapnya sambil tertawa keras.

“Baik, terimakasih paman ….” balas Tara dengan senyuman.

Flashback off 

Sejenak mata Tara tak berkedip saat menatap pria tampan yang tengah duduk bersebelahan dengannya di dalam mobil.

“Jika bukan karena pria ini, maka aku dan kakak tidak tahu mau kemana.” monolog Tara dalam hati.

1
Maria Ulfa
shaga apa astro ya
Rara_01
Hallo kakak, terimakasih atas komentarnya....🥰
LOLA SANCHEZ
Bikin klepek-klepek!
Armin Arlert
Bikin nagih.
Rara_01: Hallo kakak, terimakasih atas komentar nya...🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!