NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 04

Anisa berdiri di tepi pantai Ancol, matanya menatap samudra yang luas dengan perasaan kosong. Semilir angin bertiup, membelai rambutnya yang terurai. Namun, di tengah indahnya pemandangan dan suasana pagi itu, Anisa merasa sedih. Beberapa saat yang lalu, dia melihat Haris, mantan suaminya, bersama wanita lain, berjalan-jalan di sepanjang pantai dengan bahagia.

Hatinya sesak bukan hanya karena mereka telah berpisah, melainkan karena Haris lebih memilih menghabiskan hari libur bersama wanita baru itu daripada menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka. Padahal, Haris telah berjanji akan menjaga keharmonisan rumah tangga mereka di depan anak-anak meskipun mereka telah berpisah.

Anisa mengepalkan tangannya, merasakan amarah dan kecewa bercampur jadi satu. Air mata mulai menggenangi matanya, namun dengan tegas dia mengusapnya dengan telapak tangan. Anisa tidak ingin menangis, ia ingin menjadi wanita tangguh untuk ketiga anaknya. Anak-anaknya yang masih kecil, yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Menghela napas panjang, Anisa mencoba mengusir bayangan Haris dan wanita itu dari pikirannya. Dia berbalik, melangkah perlahan menuju tempat anak-anaknya bermain pasir.

Wajahnya yang semula muram, berubah ceria saat melihat senyum tulus anak-anaknya. Ia berlutut di samping mereka, membantu mereka membuat istana pasir dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Di tengah kekecewaannya, Anisa sadar bahwa ia tidak bisa mengontrol pilihan Haris, namun ia bisa mengontrol bagaimana dirinya menghadapi situasi ini. Anisa memutuskan untuk menjadi ibu yang kuat, yang selalu ada untuk anak-anaknya, memberikan kasih sayang dan perhatian yang mereka butuhkan. Dan di saat itulah, Anisa merasa yakin bahwa anak-anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bahagia, meskipun tanpa kehadiran Haris.

"Kamu butuh ini?"Mira menyodorkan sebotol minuman mineral untuk Anisa, wanita ini mengangguk dan mengambilnya. Lalu, Mira duduk di sebelah Rayhan anak Anisa yang paling kecil.

"Jangan memikirkan bajingan itu lagi. Lihatlah, mereka! Mereka butuh senyuman mu , mereka butuh kasih sayang mu yang hangat! Tidak bisakah kau tidak memikirkan pria itu?! Aku mengingat namanya sudah membuat ku naik darah. Bisa-bisanya dia membuangmu saat kamu sedang sakit,"

"Mira, ssst!"Anisa meminta Mira untuk diam karena Alvin dan Salsa menatap Mira dengan raut wajah yang bingung ketika wanita itu marah-marah dan sesekali menyebut nama ayah mereka.

"Anak-anak, kalian perlu makan. Cepat ambil buah ini,"Anisa memberikan potongan buah apel dan mangga untuk ketiga anaknya. Mereka begitu bersemangat untuk berlari ke arah di mana Anisa dan Mira duduk.

"Mas Haris, tak membuangku, Mira. Tetapi, ini pilihan kita bersama. Aku yakin, Mas Haris punya alasan. Aku juga tak ingin mempertahankannya, aku tak ingin menyia-nyiakan hidup Mas Haris hanya untuk seorang wanita yang berpenyakitan seperti aku,"Anisa berkata sembari sesekali menyeka air mata agar tak membuat anak-anaknya curiga. Mira yang melihat itu malah dia yang menangis dan menarik Anisa dalam pelukannya.

Matahari semakin tinggi dan menembus awan, hari sudah hampir siang. Anisa merasa lemas, berkeringat dan batuk-batuk. Ia memandang ketiga anaknya yang sedang asyik bermain di pantai Ancol. Dalam hatinya, ia merasa sedih karena mungkin ini adalah salah satu kesempatan terakhirnya untuk bermain bersama mereka. Anisa memanggil Mira, sahabatnya yang selalu setia menemaninya.

"Mira, aku rasa kita harus pulang sekarang. Cuaca mulai panas, dan aku merasa tidak enak badan," ujar Anisa dengan lemah. Mira menatap Anisa dengan raut wajah penuh kekhawatiran, ia tahu bahwa sahabatnya itu mengidap kanker paru-paru stadium empat. Dengan sigap, Mira menghampiri ketiga anak Anisa dan mengajak mereka untuk segera pulang.

 "Ayo, kita pulang sekarang. Tante dan Bunda kalian sudah merasa capek," ucap Mira kepada anak-anak itu. Mereka pun segera beranjak dari pantai Ancol. Anak-anak Anisa menaiki mobil dengan wajah kecewa, namun mereka tidak tahu bahwa ibu mereka sedang berjuang melawan penyakit yang ganas.

 Mira mengambil alih kemudi, membiarkan Anisa beristirahat di kursi penumpang belakang. Di perjalanan pulang, Anisa menatap anak-anaknya melalui kaca spion. Ia tersenyum lemah, menghela napas panjang, dan berbisik dalam hati.

Tiba di kediaman Anisa. Mira segera memarkirkan mobil itu dengan benar. Anak-anak sudah turun lebih dulu, lalu Mira menggendong Rayhan untuk turun. Setelah itu, barulah dia membantu Anisa.

"Semoga Tuhan memberi kesempatan lebih lama untukku bersama mereka." Mira menggenggam tangan Anisa erat, memberikan dukungan dan keberanian untuk terus melawan penyakit yang menggerogoti tubuh sahabatnya itu.

"Aku akan selalu ada untukmu, Anisa. Kamu tak perlu khawatir, untuk saat ini pikirkan cara untuk memberitahu mereka,"ucap Mira menatap ketiga anak-anak Anisa yang berlari menuju pintu utama dengan saling menggoda dan tertawa, mereka terlihat begitu bahagia.

"Akan ku pikirkan nanti,"jawab Anisa dengan suara yang pelan. Mira membantu Anisa untuk mengangkat semau barang-barang yang ada di mobil.

Bi Nan, membantu Rayhan untuk mandi. Lalu, Alvin dan Salsa bergegas ke kamar mereka untuk mandi. Anisa duduk di ruang tamu, sembari menyenderkan kepalanya di pinggir sofa. Mira datang memberikan segelas air untuk Anisa. Mira terlihat prihatin sama keadaan sahabatnya itu yang biasanya cukup ceria.

Mira berpamitan sama Anisa untuk kembali ke rumah. Anisa, memesankan taxi online untuk Mira karena tak bisa mengantar wanita itu pulang.

Siang itu, langit cerah dan matahari bersinar terik. Di balik tirai jendela, Anisa sedang sibuk menyiapkan makan siang untuk anak-anaknya ketika ponselnya berbunyi. Layar ponsel menampilkan pesan dari Haris, mantan suaminya. Isi pesan itu membuat Anisa menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya.

[Maaf, Anisa. Malam ini aku nggak bisa datang menjenguk anak-anak. Aku harus pergi tugas keluar kota selama seminggu. Tapi aku janji, Minggu depan aku datang lagi,] tulis Haris.

Anisa menatap pesan itu dengan perasaan yang campur aduk. Sebagai seorang ibu, dia tahu betul betapa kecewanya anak-anak jika ayah mereka tak pulang seperti yang dijanjikan. Tapi Anisa juga tahu bahwa tak ada gunanya marah atau bersedih karena keputusan Haris. Dia harus menemukan cara untuk menjelaskan situasi ini kepada anak-anaknya nanti.

Mata Anisa berkaca-kaca saat dia menggenggam ponselnya erat-erat, berusaha keras untuk tidak menangis. Dia menghembuskan napas pelan, berusaha meredakan rasa sakit di hatinya. Anisa kemudian beranjak dari kursi dan melangkah ke dapur, berusaha melanjutkan pekerjaannya menyiapkan makan siang dengan pikiran yang lebih tenang.

Di meja makan nanti, Anisa akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa ayah mereka harus pergi ke luar kota untuk bekerja. Dia akan menenangkan mereka dengan janji bahwa ayah mereka akan kembali dalam waktu seminggu dan akan membawa oleh-oleh untuk mereka. Meski hatinya masih terluka, Anisa akan berusaha tersenyum dan menjadi ibu yang kuat untuk anak-anaknya. Dia akan menemani mereka, menghibur mereka, dan memastikan bahwa mereka merasa dicintai meski ayah mereka tak ada di samping mereka untuk sementara waktu.

"Bunda, lapar!"teriak Alvin, anak pertama Anisa, dan kemudian muncul Salsa di belakang Alvin.

"Salsa juga!"

"Ray, mau mam juga...."sambung Rayhan anak terkahir Anisa dengan wajah lucunya. Melihat mereka keceriaan di wajah Anisa kembali bersinar. Sejenak melupakan masalah yang sedang di hadapinya. Bi Nan, membantu menyiapkan nasi di atas piring mereka.

"Malam ini Papa tak pulang. Katanya, Papa ada tugas di luar kota dan akan kembali satu Minggu lagi,"ucap Anisa, membuka pembicaraan saat suasana meja makan mulai hening. Alvin dan Salsa terdiam. Hanya Rayhan yang fokus pada makanan, karena bocah berusia tiga tahun belum paham betul apa yang tengah ibunya sampaikan.

"Kami sudah tahu. Papa sering seperti ini bukan? Tidak masalah,"Alvin berkata dengan raut wajah yang penuh kekecewaan. Begitu juga dengan Salsa yang kembali melanjutkan makan siangnya. Anisa mengepalkan tangannya ketika melihat betapa kecewanya anak-anaknya saat mengetahui Ayahnya mengingkari janji untuk pulang.

"Kalian, harus makan banyak. Nanti, Bunda bawa kalian ke kafe,"seru Anisa kemudian untuk menenangkan mereka. Meskipun sudah berusaha untuk menghibur, anak-anaknya masih terlihat sangat kecewa.

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
LISA: O msh sibuk y Kak..kita tunggu update nya yaa
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 2 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
aRwanA
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!