This Is Cliche!?

          Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi saat itu, mereka bilang saat para awakener berhasil membuka paksa portal dari luar, mereka bilang semua monster yang menyerang kami sudah musnah dan hanya tiga orang yang selamat meski dalam keadaan sekarat dari kejadian itu termasuk diriku.

"Aku yakin itu pasti si Noah" bisikku pada diriku sendiri

"Maaf?" tanya seorang wanita menggunakan setelan rapih kepadaku

"Ah, tidak.. Saya pikir saya masih butuh istirahat saja"

"Ah, benar maaf sudah mengganggu istirahat anda"

"Tidak-tidak anda tidak mengganggu malahan saya berterimakasih"

"Kalau begitu sekian saja dari saya jika anda butuh sesuatu anda bisa menghubungi orang diluar atau kalau butuh anda bisa menghubungi saya dengan nomor ini" ucapnya sambil menyerahkan kartu bisnisnya

"Baik, terimakasih banyak"

Seketika itu juga wanita itu langsung pergi dari kamar tempatku dirawat.

"Mewah sekali, mendapatkan ruang VIP setiap orang setelah mendapatkan musibah...."

          Aku melihat ke arah jendela, berjalan mendekati jendela tersebut seakan diriku ingin memastikan sesuatu. Mereka bilang aku anak yang paling terakhir. Entah kebetulan atau tidak seusai ku mencoba melihat ke arah luar jendela aku menemukan Noah sedang memaksakan diri berolahraga.

"Apa-apaan.." bisikku "Tidakkah ini terlalu klise? Tapi kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya?"

Noah baru selesai dengan sit-up nya dan sepertinya dia tadi habis berlari, kini dia dengan kaki gemetarnya melakukan push-up. Dia melakukannya sangat lama karena tubuhnya yang lemah dan dia melakukan itu semua sebanyak 100x, bisa dibilang itu sesuai dengan maksimal batas kemampuannya.

"Permisi, apakah saya boleh pergi ke bawah sebentar untuk menghirup udara?"

Aku sebenarnya tidak terlalu penasaran dengan apa yang Noah lakukan tapi bisa dibilang kalau aku ingin melihatnya setiap saat.

"Aku merasa seperti seorang stalker" pikirku sambil menghela nafas panjangku

"Tentu saja nak, tapi kami harus tetap mengawasimu"

"Saya tak masalah, hanya saja tolong jaga jarak saya tau seorang awaken masih bisa mengawasi meski dengan jarak lima ratus meter"

Kedua penjaga itu saling menatap satu sama lain lalu menoleh padaku dan mengangguk tanda setuju.

          Aku turun kebawah berharap menemukan Noah. tentu saja aku menemukan dia, tapi penjaga Noah mereka juga menjaga jarak. Aku yakin kondisi Noah yang seperti itu pasti akan dijadikan lelucon atau dianggap orang gila, aku pikir aku juga tau kenapa mereka menjaga Noah dari kejauhan.

"Noah, dia tak menyadari kalau ada penjaga yang selalu memperhatikannya" bisikku pada diriku sendiri sambil meminum minuman yang kubawa dari kamar

Noah mungkin kini terlihat seperti duduk melamun memikirkan, pada kenyataannya dia sedang melihat layar status miliknya. Dia benar-benar alami melakukannya tanpa ketahuan.

"Aku harus berusaha, aku perlu kembali" ucap Noah sendiri

Dia berjalan kembali dan kurasa mata kami bertatapan? Atau mungkin hanya perasaanku.

"Aku harus kembali juga"

Sesampaiku di kamar rawat inap ada orang tuaku sedang menunggu.

"Nak dari mana saja?" Tanya ibu terlihat khawatir

"Iya, dari mana aja kamu?"

"Hanya jalan-jalan ke taman"

"Pak bodyguard terimakasih sudah menemani anak saya" Ucap ibu sambil menyerahkan bingkisan

"Ah tidak bu, itu sudah tugas kami tidak perlu repot-repot"

"Terima saja itu bentuk ucapan terimakasih kami berdua"

"Ba-baiklah kalau begitu terimakasih banyak"

Aku perlu menyeka badanku, sebelum rumah sakit memberiku obat.

Aku sedang menyeka badanku sendiri, tiba-tiba sesuatu mengejutkan terjadi. Aku bukan anak yang mudah berteriak karena terkejut atau panik sebaliknya tubuhku akan terkejut lalu diam mematung.

"Ke-kenapa?"

Aku terlalu bingung dengan apa yang terjadi.

[Selamat]

[Writer Dunia Dimensi 2556 Telah Muncul!]

"A-apa? Apa yang terjadi? Kenapa ada layar?"