NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:209.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Qiu Wejian

“Master Ji telah kembali!” seru Xiao Yue yang masih berdiri di atap gerbong kereta kuda. “Syukurlah, Master baik-baik saja.” Dia bernafas lega dan menyeka air mata yang menetes membasahi pipinya.

Xue Yao langsung menyeruduk tirai bambu dan muncul di tempat duduk kusir kereta kuda, matanya langsung berbinar-binar menatap Xuan Ji yang datang bersama Mu Xian.

“Muehehe ... Kakak Rouyan, jangan bersedih lagi. Kakek Ji telah mengusir orang-orang jahat itu!” Xue Yao berkata dengan bangga, seakan-akan dirinya ikut berkontribusi mengalahkan musuh.

Xue Yao menghentikan laju kereta kuda, rekan-rekan seperguruannya segera keluar dari dalam gerbong kereta kuda itu.

“Apa yang kau lakukan di atas gerbong itu?” Xuan Ji bertanya pada Xiao Yue, apalagi ia menggenggam Pedang Auman Naga.

“Senior Yue akan menghadang musuh—” Yan Chung ingin melapor, tetapi Xiao Yue menutup mulut si gemuk itu.

Xiao Yue takut Yan Chung akan memberitahu Xuan Ji bahwa ia berniat mengorbankan diri demi menyelamatkan adik-adik seperguruannya.

“Aku hanya menunggu Master,” sahut Xiao Yue berkilah.

Namun, dengan melihat reaksi Yan Chung saja, Xuan Ji sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh murid tertuanya itu.

Xuan Ji tersenyum hangat dan berkata, “Kalian tak perlu khawatir lagi, aku telah melenyapkan anjing-anjing Klan Duan itu.” Dia kemudian mengelus kepala Zi Rouyan. “Jangan takut Rouyan‘er ... Aku akan selalu berada dipihakmu. Yang perlu kamu lakukan adalah berlatih dengan giat, saat kamu mencapai Ranah Kaisar Surgawi. Hancurkan lah Klan Duan dengan tanganmu sendiri.”

Zi Rouyan menganggukkan kepala sembari menyeka air matanya.

Mu Xian memilih duduk di kursi kusir bersama Xue Hao, sementara murid-murid laki-laki lainnya duduk di atap gerbong kereta kuda untuk berjaga-jaga mana tahu ada musuh yang mendekat.

Xuan Ji tidak melarang tingkah lucu murid-muridnya itu. Dia yakin Klan Duan tidak akan mengirim Assassin lagi, karena yang mengatur penyerang terhadap Zi Rouyan sudah ia lenyapkan. Tanpa strategi dari Duan Li, Klan Duan tidak akan berani melakukan tindakan gegabah.

“Hmm?” Xue Yao yang berada dipelukan Xiao Yue merasa ada sesuatu yang salah. Dia mempertajam indra pendengarannya dan tiba-tiba teringat dengan tujuan Mu Xian pergi meninggalkan kereta kuda. “Mana makananku, Kakak Kedua!”

Dia menggembungkan pipinya, kesal melihat Mu Xian dan Xue Hao malah mengunyah roti tawar yang seharusnya untuknya itu.

“Eh, aku lupa!” sahut Mu Xian sembari menampar keningnya sendiri.

Pantas saja ia merasa seperti ada yang salah, tetapi karena perutnya terasa lapar. Dia langsung memakan roti tawar yang dibalut daun pisang itu, dan Xue Hao juga tidak memberitahu kalau itu untuk si kecil Xue Yao, bahkan ia malah ikut-ikutan memakannya.

“Jangan menangis, Yao‘er. Itu masih ada satu lagi. Rasanya mengingatkanku saat-saat kita masih tinggal di jalanan, gigimu waktu itu sampai lepas karena rotinya keras seperti batu ha-ha-ha ...” Xue Hao malah tertawa terkekeh-kekeh, karena teringat masa-masa kelam yang mereka lalui tersebut.

“Huh, aku merajuk! Tak mau lagi makan roti itu. Saat di kota nanti, Kakak Kedua harus membeli Yao‘er makanan mahal!” Xue Yao mendengus dan melipat kedua tangannya di dada.

Mu Xian tersenyum masam, bagaimana ia bisa membeli makanan enak? Uang saja ia sudah tak punya lagi.

“Sepertinya aku harus menjual beberapa barang tak berguna dari cincin dimensiku agar bisa mentraktir si kecil,” gumamnya sembari menghela nafas panjang.

Tak lama kemudian, kereta kuda mereka memasuki gerbang Kota kecil. Xuan Ji memutuskan mereka akan beristirahat sejenak di sana, karena ia ingin membeli bekal makanan untuk perjalanan mereka. Saat di Kota Tianfeng ia tak sempat membeli bekal makanan, karena mereka meninggalkan Kota itu dengan tergesa-gesa setelah menerima pesan rahasia dari Xuan Ren.

“Hmm, ada apa ini?” Xuan Ji bingung melihat Pria bertubuh gemuk datang bersama para puluhan Pendekar penjaga Kota.

Pria gemuk itu segera menangkupkan tinju dan menundukkan wajahnya. “Qiu Wejian menyapa tuan muda Ketiga.”

“Salam hormat tuan muda Ketiga!”

Para Pendekar penjaga Kota ikut menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat, sepertinya mereka sudah mengetahui identitas Xuan Ji atau Klan Xuan memberitahu tuan kota kalau ia akan melewati kota kecil ini.

Klan Xuan sudah lama menguasai kota kecil ini, tetapi mereka tidak mengelolanya secara langsung. Keluarga Qiu secara turun-temurun memimpin kota dan hanya membayar upeti ke Klan Xuan dengan balasannya Klan Xuan akan mengirim beberapa Pendekar menjadi penjaga Kota itu.

“Tuan Xuan telah mengirim pesan padaku, katanya tuan muda akan beristirahat di sini. Aku sudah menyediakan kamar untuk tuan muda dan mereka,” kata Qiu Wejian sembari menoleh ke arah murid-murid Xuan Ji. “Gadis cantik, kamu pasti lapar, kan? Istriku sudah memasak banyak makanan enak—”

“Betulkah, Paman?” sela Xue Yao bersemangat, air liurnya bahkan sampai menetas. “Paman baik sekali, aku ingin segera makan.”

Mu Xian mengelus dadanya, akhirnya ia tak perlu menjual barang-barangnya karena tuan kota kecil ini telah menawarkan makanan untuk si kecil Xue Yao.

Xuan Ji juga tidak menolak kebaikan hati tuan kota. Justru ia meminta tuan kota menyediakan makanan untuk bekal perjalanan sebulan dan sebagai bayarannya ia menyerahkan sepucuk surat yang isinya kota kecil ini akan mendapatkan diskon pembayaran upeti ke Klan Xuan senilai harga makanan yang mereka berikan pada Xuan Ji.

Qiu Wejian terpaksa menuruti perkataan Xuan Ji, walaupun dalam pesan Ketua Klan Xuan tidak ada tertulis untuk menyediakan logistik makanan untuk rombongan Xuan Ji.

Sementara itu Sepuluh kilometer dari kota kecil itu, Seratus Pendekar Klan Xuan melesat ke arah danau yang muncul di bekas pertarungan Xuan Ji dan Duan Li.

Perintah dari Ketua Klan Xuan adalah memburu Assassin Klan Duan yang hendak menargetkan rombongan Xuan Ji.

Tadi pagi Ketua Klan Xuan menerima pesan dari Xuan Ren yang isinya adalah meminta Klan Xuan menyelamatkan Xuan Ji dan murid-muridnya. Namun, karena faktor jarak antara Klan Xuan dan Kota Tianfeng yang cukup jauh, mereka datang terlambat dan sampai setelah pertarungan telah berakhir.

“Tuan Qiu Wejian telah mengirim pesan kalau tuan muda telah membunuh Duan Li dan Puluhan Pendekar Klan Duan, tetapi kenapa tak ada bekas pertarungan di sini?” Pria tua yang memimpin seratus Pendekar Klan Xuan itu kebingungan, karena yang ia lihat hanyalah sebuah danau yang dulunya tak pernah ada di sana.

Salah satu Pendekar Klan Xuan melompat ke dalam danau, kemudian menyelam ke dasar danau. Tak lama kemudian, ia kembali ke permukaan.

“Apa yang kamu lihat di sana?” tanya Pria tua yang merupakan salah satu sesepuh Klan Xuan tersebut.

“Danau ini baru terbentuk, air di dasarnya masih keruh dan hangat. Dasar danau ini sepertinya terbentuk dari bekas ledakan energi spiritual yang dahsyat, di bagian tengah bahkan ada bekas Tapak Emas Penghancur,” sahut Pendekar muda Klan Xuan itu.

“Bekas Tapak Emas Penghancur?” Sesepuh Klan Xuan itu terkejut mendengarnya. “Itu adalah salah satu dari Jurus seni beladiri rahasia Klan Xuan kita. Tak kusangka bocah nakal itu bisa sesuka hati menggunakan seni beladiri rahasia Klan kita.”

Dia menduga-duga mungkin karena Xuan Ji telah menggunakan harta pusaka Klan Xuan, makanya kini Xuan Ji bebas menggunakan seni beladiri rahasia Klan Xuan itu.

Dia mengelus-elus janggut putihnya sembari tersenyum lebar. “Andai saja bocah itu tidak nakal, maka ia adalah penerus Ketua Klan yang paling cocok.”

“Ya, tuan muda Ketiga bahkan mengalahkan puluhan Pendekar Klan Duan seorang diri saja,” sahut Pendekar muda Klan Xuan itu.

“Bukan hanya itu saja, dia telah membuktikan kalau seni beladiri rahasia Klan Xuan kita memang sangat kuat. Dengan seni beladiri rahasia itu, bocah nakal itu telah mengalahkan Kaisar Iblis.” Sesepuh Klan Xuan itu memuji kehebatan seni beladiri rahasia Klan Xuan-nya, walaupun ia belum pernah mempraktikkannya. Bila ia menggunakan seni beladiri rahasia itu, maka kehidupannya di dunia ini akan berakhir.

1
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lg lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
up lanjutkan
Made Raponk
Luar biasa
Luthfi Afifzaidan
lagi
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Agus Budi
lò kok putus gitu aja tur
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
up
y@y@
⭐👍🏾👍🏿👍🏾⭐
Farha Cell
Terima kasih up nya babang tamvan.. Di tunggu crazy up nya
Mur salim
dededede
Fadli Adel
lanjutkan Thor
Maz Tama
hahaha..pengemis terkaya minta di bayarin/Joyful/
Andbie
makasih updatenya
mee
disini q bingung, jadinya sapa yg mencari dan sapa yg dicari. fang han dan fang han😁
Bang Regar: sorry salah tulis nama 😁😁😁
total 1 replies
Usman Sija
good luck
Usman Sija
good job
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!