Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 4 Berdebat
"Nggak-nggak, aku nggak pantas ngasih Nala bunga," gumam Kaisar menggelengkan kepala namun masih menikmati makan siangnya.
Nala adalah adik iparnya dan dia tidak pantas memberi bunga pada wanita itu yang akan membuat Jasmine salah paham padanya.
Sahabat Kaisar yang sedang menemaninya makan langsung melambaikan tangan saat melihat gelagat aneh dari Kaisar.
"Apaan sih." Kaisar menepis tangan sahabatnya kemudian bangkit dari duduknya. Dia sudah selesai makan dan meminta sahabatnya menghabiskan makan siang itu.
Dia akan memikirkan lagi hadiah apa yang akan dia berikan pada Nala.
Kaisar kembali membuka ponselnya dan memantau aktivitas sang istri yang kini tengah makan siang direstorant bersama para model lainnya.
"Apa kamu tidak berniat menghubungiku lebih dulu, Jas, aku merindukanmu," lirih Kaisar dengan helaan nafas berat.
Jasmine sama sekali tidak memberikan kabar padanya padahal dia sangat menantikan wanita itu menghubunginya.
Kaisar kembali kekursi kerjanya dan menghubungi Jasmine lebih dulu melalui panggilan video. Dia sangat merindukan wanita itu namun Jasmine sama sekali tidak mengerti dirinya.
Dia juga sudah bersikap tegas pada Jasmine, namun wanita itu memiliki banyak cara untuk tetap bisa berkarir.
"Halo," sapa Jasmine dari seberang telepon. Wanita itu memasang wajah datar karena masih kesal pada Kaisar yang memintanya berhenti berkarir.
"Halo, Jas, apa kamu sudah sampai di Bali?" tanya Kaisar basa-basi padahal dia sudah tahu bila Jasmine sudah sampai dan sudah melakukan pemotretan.
"Sudah, Mas, ini aku sedang di lokasi pemotretan tapi aku makan siang dulu. Aku harap kamu bertanya seperti itu tidak untuk memintaku pulang sekarang ya," kata Jasmine membuat Kaisar tersenyum masam. Wanita itu bahkan tidak menanyakan kabar dirinya yang sangat merindukan wanita itu.
"Aku tidak akan melarangmu berkarir bila kamu bisa meluangkan waktu untukku dan juga Erlan," balas Kaisar yang sesungguhnya adalah ungkapan dari hatinya. Sebenarnya Kaisar juga tidak tega meminta Jasmine berhenti berkarir karema dia tahu bila Jasmine sangat menyukai karirnya.
"Ya ya ya, selalu saja itu yang kamu katakan, Mas, aku bosan tahu mendengarnya. Bagiku aku sudah meluangkan waktu untuk kamu dan juga Erlan. Aku bahkan menyempatkan diri untuk pulang di sela-sela jadwal sibukku. Aku juga memperhatikanmu dengan meminta bantuan Nala menyiapkan makananmu agar kamu makan teratur dan tidak sakit. Kurang apa aku ini, Mas, aku sudah meluangkan waktu untukmu dan juga Erlan. Meskipun aku sibuk aku tetap memperhatikanmu dan juga Erlan hanya saja semua itu melalui Nala adik aku, Mas," kata Jasmine yang justru memancing Kaisar untuk berdebat.
Tadinya Kaisar menghubungi Jasmine untuk melepas rindu pada wanita itu, berharap setelah mendengar dan melihat wajah Jasmine rasa rindunya sedikit terobati.
"Aku ingin kamu yang melakukan secara langsung bukan melalui perantara adik kamu, Jasmine," kata Kaisar.
"Stop! Kalau kamu menghubungiku hanya untuk berdebat sebaiknya aku tutup teleponnya, aku sibuk!"
Jasmine mematikan panggilan video itu lebih dulu membuat Kaisar menatap nanar layar ponselnya.
Jangankan sedikit mengobati rasa rindunya, hati Kaisar justru semakin sakit karena sang istri mengabaikannya.
...***...
Jasmine yang baru saja mengakhiri panggilan video itu langsung menghampiri rekannya yang sudah selesai makan siang.
Tadi Jasmine sengaja menjauh saat menjawab panggilan video dari Kaisar. Dia tidak enak bila obrolannya dengan Kaisar didengar oleh orang lain.
"Apa semuanya baik-baik saja?" tanya seorang model yang tak lain ialah Khayla sepupu suaminya sendiri
"Tentu," jawab Jasmine kemudian duduk ditempat duduknya dan meminum jus jeruk miliknya.
Khayla memperhatikan Jasmine yang terlihat sedang ada masalah.
"Aku tahu sekali bagaimana suami kamu, Jas, apa dia melarangmu lagi untuk berkarir?" tanya Khayla membuat Jasmine menatap wanita itu dengan tajam karena khawatir ada orang lain yang mendengar perkataan Khayla.
Akan sangat memalukan bagi Jasmine bila semua teman-temannya tahu dirinya dikekang Kaisar. Mereka semua pasti akan menertawakan dan mengejek dirinya.
"Jangan bahas itu disini aku nggak mau semua orang tahu dan menertawakan aku karena memiliki suami yang suka mengekang" kata Jasmine.
Meskipun Khayla adalah sepupu Kaisar, Jasmine tidak segan membahas pria itu dengan Khayla karena selain sepupu Kaisar Khayla adalah sahabat terbaiknya.
"Ayolah, Jasmine, mereka tidak akan mendengar pembicaraan kita. Mungkin kalau kamu cerita aku bisa membantumu," balas Khayla.
Jasmine menatap satu persatu teman-teman modelnya yang nampak serius dengan ponselnya masing-masing. Dia kemudian menatap Khayla yang duduk di sebelahnya kemudian menggeleng dan berkata. "Nggak disini."
Setelah selesai istirahat dan makan siang, Jasmine beserta Khayla dan para model lainnya kembali melakukan pemotretan.
Satu persatu model telah di potret dan kini tinggal giliran Jasmine. Wanita itu mengenakan gaun putih dengan bagian bawah lebar seperti payung.
Jasmine diarahkan fotografer untuk berbaring di pasir dengan gaun ditata sedemikian rupa agar saat ombak menerpa, Jasmine seolah mengenakan gaun selebar laut membentang.
Wanita itu berpose menyesuaikan arahan fotografer membuat aura kecantikannya semakin terpancar.
"Tiga ... dua ... satu ...." Fotografer membidik kamera setelah selesai memberi aba-aba.
Beberapa gambar diambil dan semuanya sangat memuaskan.
"Mantap, Jasmine, kamu memang model terbaik diagenci kami. Selain cantik kamu juga sangat berbakat. Pertahankan!" puji pemilik agency yang menaungi Jasmine sebagai model.
Mendapat pujian seperti itu tentu saja membuat Jasmine semakin besar kepala dan semakin menolak permintaan Kaisar untuk berhenti dari karirnya.
Jasmine menundukkan kepalanya. "Makasih, Pak, saya pasti akan mempertahankan kinerja saya. Kalau perlu saya akan meningkatkannya agar lebih baik lagi," kata Jasmine penuh semangat.
"Ini dia yang paling saya suka dari kamu, Jasmine, semangatmu tidak pernah luntur. Kamu memang terbaik," kata pria itu.
Jasmine kembali menundukkan kepala dan mengucapkan terima kasih. Seperti biasanya model terbaik dalam sesi pemotretan akan mendapatkan bonus langsung dari pemilik agency.
Tanpa Jasmine sadari ada sepasang mata menatapnya tidak suka dengan pencapaian yang dia peroleh.
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi