Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Fatimah Azzahra, gadis cantik yang lahir dari keluarga Muslim taat yang bahkan kedua orang tuanya memiliki sebuah pondok pesantren di tanah kelahirannya. Namun jika kalian melihat aslinya, maka kalian tidak akan pernah menduga jika gadis cantik yang berprofesi sebagai seorang sekretaris ini adalah anak dari seorang pemimpin pondok pesantren, sebab penampilannya sangat tidak mencerminkan hal itu.
Kaki jenjang dalam balutan sepatu heels itu melangkah dengan begitu anggun menuju ruangan atasannya. Jangan lupakan rambut curly yang tergerai indah, serta penampilan menawan bak artis papan atas yang saat ini berhasil membuat seluruh mata tertuju padanya. Ya, dialah Fatimah Azzahra.
*
Tok tok tok
"Masuk."
"Selamat pagi, Tuan muda." sapa Zahra.
"Hm, apa agendaku hari ini, Sekretaris Ara?"
"Akan ada rapat penting dengan petinggi perusahaan jam sembilan pagi ini, Tuan. Kemudian dilanjutkan dengan janji makan siang bersama Nyonya Alice, dan yang terakhir—"
"Makan siang dengan Mommy? Kenapa itu juga masuk agenda?" tanya Jo memotong.
"Maaf Tuan Muda, Nyonya Alice secara langsung meminta agar janji beliau ditulis di buku agenda dan dibacakan secara langsung di depan anda."
Jonathan manggut-manggut setelah mendengar penuturan Zahra. "Baiklah, bacakan agenda selanjutnya."
"Baik, untuk agenda terakhir, anda akan ada janji makan malam bersama Tuan Xavier."
"Baiklah, temani aku nanti malam."
"Siap, Tuan Muda."
Tok tok tok
"Masuk," ucap Jo menginterupsi.
"Tuan Muda, rapat dengan petinggi perusahaan akan segera dimulai." ucap Paulus, asisten pribadi Jo.
"Hm, ayo kita pergi."
Jonathan bangkit dari kursi kebesarannya, lalu berjalan menuju ruang pertemuan. Jangan lupakan bagaimana formasi lengkap Jonathan menuju ruang pertemuan kali ini, karena kali ini ia membawa Paulus dan Zahra secara bersamaan, hingga membuat aura-aura mahal benar-benar terlihat secara nyata. Ya, biasanya Jo hanya akan mengajak salah satu dari keduanya dan yang paling sering ia ajak dalam pertemuan yang seperti ini adalah Zahra, tetapi kali ini ia justru membawa dua tangan kanan dan kirinya secara bersamaan.
Tiba di ruang rapat, Zahra memakai kacamata khusus baca miliknya agar dirinya bisa lebih fokus memahami semua hal yang akan disampaikan oleh atasannya nanti. Sesaat setelah rapat Zahra nyatakan dimulai, semua peserta rapat satu persatu mengajukan argumennya dan itu semua tidak lepas dari pantauan Zahra, hingga membuatnya begitu sibuk menulis point-point penting dari rapat yang saat ini sedang berjalan.
"Sekretaris Ara, kau sudah catat semuanya?" tanya Jonathan.
"Sudah, Tuan Muda."
"Hm, bagus." Jo melirik Paulus. "Tugasmu Paulus, seleksi usulan yang paling bagus untuk kita lakukan perencanaan."
"Siap, Tuan Muda."
"Hm, rapat selesai, silahkan kembali ke ruangan masing-masing." ucap Jo selanjutnya.
...•••***•••...
"Tuan Muda, janji makan siang dengan Nyonya besar sebentar lagi. Jadi kita harus berangkat sekarang agar tidak terkena macet di jalan." ucap Paulus.
"Hm, minta Sekretaris Ara menghandel perusahaan selama kita di luar." perintah Jo.
"Sudah, Tuan Muda."
"Bagus, aku suka kerjamu, Paul. Kalau begitu, ayo kita berangkat."
Mobil milik Jo yang dikemudikan Paulus melaju membelah jalanan ibukota, hingga beberapa menit setelahnya akhirnya mereka tiba di rumah besar kediaman keluarga Fox. Jo dan Paulus langsung masuk dan menuju ruang makan dimana Nyonya Alice sudah menunggu.
"Siang Mom," Jo memeluk hangat Mommy-nya.
"Rupanya membuat janji temu secara resmi pada pemilik Foxolar Company jauh lebih ampuh daripada meminta bertemu secara pribadi ya?" sindir Mommy Allice.
"Sorry, Mom, aku sibuk akhir-akhir ini."
"Sibuk, sampai tidak ada waktu mengabari Mommy-nya sendiri."
"Aku tidak akan mengulanginya lagi, Mom. Aku minta maaf."
"Sudahlah, makanlah dulu karena Mommy ingin membicarakan sesuatu yng penting denganmu." Mommy Alice menatap Paulus. "Duduk dan ikut makan siang bersama kami."
"Baik, Nyonya."
See you next part guys
double up