NovelToon NovelToon
AFTER FIVE YEARS

AFTER FIVE YEARS

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pernikahan Kilat / Cerai / Beda Usia / Pelakor / Mengubah Takdir
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Sassy Savannah menempelkan kepalanya di kaca jendela kereta, yang akan membawanya kembali ke tanah kelahirannya. Lima tahun bukan waktu singkat, untuk mengubur kenangan yang telah terjadi. Apalagi harus kembali berhadapan dengan orang dari masalalunya, yang hingga saat ini masih bersemayam di lubuk hatinya paling dalam. Rasanya malas harus kembali bertemu dengan mantan suaminya, yang mencampakkannya dengan semena-mena.
Aidan Darma Saputra, lelaki yang dicintainya sekaligus di bencinya. Dia telah menorehkan sebuah kesakitan, juga sekaligus kebencian dalam jiwanya. Hanya karena sebuah aduan tidak berdasar yang di tuduhkan padanya, dia dengan teganya mencampakkan dirinya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Sassy bisa keluar dari istana yang mengurungnya selama ini. Berbekal tekad kuat dan dorongan semangat dari ke dua orangtuanya, Sassy melanjutkan hidup jauh dari lelaki yang di cintainya sekaligus orang yang mematahkan harapannya bisa bersanding hidup bersama sampai ajal memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 : Duh... Mantan!

Sassy tak menyadari kepergian Aidan, tersentak ketika bantingan pintu mobil terdengar di telinganya. 'Astaga! Ternyata, Aidan begitu temperamental' celoteh hatinya terkaget-kaget. Dulu Aidan begitu lemah lembut, tetapi seiring waktu berjalan sifatnya berubah menyebalkan.

Mimpi apa ia semalam? Sampai bertemu dengan sang mantan, begitu cepat dari perkiraannya. Barangkali, hati mereka diam-diam saling merindukan? Atau memang Sang khalik, tengah mempermainkan perasaan dua insan yang pernah saling menyayangi itu.

"Sedang apa kamu, dek?"

"Mas Rian, ngagetin aja!"

"Lho, kok malah sewot sih. Seperti, habis ketemu mantan" ucap Rian menggoda sang adik.

"Mas Rian tau?!" mata indah Sassy melebar, tak percaya dengan pendengarannya.

"Emang, benar kamu ketemu mantan" selidik Rian penasaran.

Sassy menggangguk mengiyakan, berbohong tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Apalagi kakaknya, sudah hafal dengan semua kelakuannya. Ia tidak pandai menutupi rahasia dari keluarganya, sekalipun itu tersembunyi di sudut hatinya yang terdalam.

"Apa maunya bajingan itu? Apa perlu, Mas Rian memperingatkan Aidan?" tanyanya dengan nada suara naik beberapa oktaf.

"Aku belum perlu, Mas. Lagipula, Aidan hanya lewat. Jadi gak sengaja kami bertemu."

"Kalo Aidan sudah mulai macam-macam, ngomong sama Mas."

"Mas Rian, aku udah dewasa. Jangan takut, i'm a big girl now!"

"I know Sassy" Rian mengusap lembut kepala adiknya. "Yuk, pulang!"

"Mas, jangan bilang Ayah kalo aku ketemu dengan Aidan" ucap Sassy, sembari menarik tangan Rian yang berjalan mendahuluinya.

"Oke! Untuk saat ini, gak akan bilang. Tapi kalo Aidan sengaja mengganggu mu, itu lain persoalannya. Dia harus berhadapan dengan, Mas" dengusnya kesal.

"Iya...iya, terserah Mas Rian ajalah!"

Huh, memang mantan ibaratnya seperti setan. Kedatangannya tidak terlihat, tapi mampu membuat keadaan menjadi horor. Tegang, sampai bulu-bulu meremang karena ngeri. Tapi Aidan bukan sejenis makhluk halus, yang kehadirannya tidak terdeteksi. Lelaki itu hanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga lawannya menjadi gentar.

Sejak dulu, Sassy begitu mengagumi sosok Aidan yang dewasa. Ia mampu membimbingnya, menjadi wanita yang lebih baik. Tetapi rasa kagumnya sedikit demi sedikit mulai terkikis, oleh sikap dan sifat yang mulai berubah.

****

Keesokan harinya, Sassy kembali mendatangi rumahnya. Kali ini, ia mengajak serta bik Marni untuk bersih-bersih. Bik Marni juga, yang akan menemaninya menempati rumah barunya. Orangtuanya khawatir, bila ia tinggal sendirian. Untuk masalah perabotan pengisi rumahnya, Sassy mempercayakan sang Ibu untuk memilihkannya.

"Bik Marni, bagian atas beberesnya sedangkan aku di halaman" ucap Sassy memberi tahu.

"Siap Non!" balas Bik Marni sigap.

Sassy mulai mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh, serta menyapu seluruh halaman. Tidak terasa waktu cepat berlalu, perutnya sudah mulai keroncongan. Ia mengambil gawainya, yang di taruh di saku celana kulotnya. Lalu, memesan makanan lewat jasa online. Sambil menunggu makanan datang, ia menyibukkan diri dengan membuka-buka laman sosial media.

"Assalamualaikum... tetangga baru" salam lembut dari arah depan rumahnya, membuatnya menengadah mencari sumber suara.

Sassy yang sedang sibuk dengan gawainya, melihat seorang wanita datang menyapanya.

"Oh, waalaikum salam" balasnya, sembari menghampirinya. "Masuk dulu, Bu" tawar Sassy sopan.

"Makasih Mbak, di sini saja. Saya mau ke toko di seberang itu, pas liat ke sini sudah ada penghuninya. Perkenalkan saya Sinta, ibu RT di perumahan ini. Mbak baru pindahan, ya!" tebaknya sumringah. Wanita didepannya mengulurkan tangannya, sebagai tanda perkenalan. Perempuan berjilbab itu, tampak lebih tua darinya namun memancarkan aura lembut.

"Iya Bu. Tapi mungkin baru minggu depan saya pindahnya, sekarang hanya bersih-bersih aja. Ibu tinggal di sebelah mana?"

"Saya tinggal di ujung jalan itu, rumah berlantai tiga dengan cat putih" tunjuknya memberi informasi.

"Saya pasti akan ke sana, untuk menyerahkan surat pindah" ucapnya sopan.

"Saya tunggu kedatangannya, Mbak!"

"Iya Bu."

"Di tinggal dulu, ya. Sampai ketemu lagi nanti!"

Sassy hanya menggangguk, dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. Menatap kepergian wanita anggun dengan jilbab lebar itu, sampai tidak terlihat di pandangan matanya. Kembali ia meneruskan sesi beres-beresnya, sampai seorang pria perlente mendatanginya.

"Perlu bantuan, nyonya" suaranya begitu dalam dan menggoda, membuat bulu kuduk Sassy meremang. Tak perlu ia melihat, karena sudah tau siapa yang datang.

'Duh... mantan, membuat kesal sekaligus sebal' gerutu hati Sassy gemas.

"Kenapa cuma bengong liatin aku ? Suruh masuk kek, atau tiba-tiba kehilangan pita suara" lanjutnya lagi, dengan cengiran menggoda.

"Aku gak butuh bantuan kamu...!"

"Tapi dulu, kamu tergantung banget sama aku" selanya cepat, memotong kalimat Sassy.

"Huh!" dengus Sassy, sembari memalingkan wajahnya. "Itu dulu! Jangan di bandingkan dengan saat ini" ia melipat tangannya di dada, dengan pandangan sinis. "Ada perlu apa kemari? Perasaan, aku gak ngundang kamu."

"Memang sih, tetapi sebagai tetangga sekaligus mantan yang pernah hidup bareng dengan kamu, kali aja kamu butuh tenaga buat bantu-bantu angkat barang-barang berat?!"

"What! tetangga kata mu?" mata Sassy melotot sempurna, hampir saja keluar dari kelopaknya ketika mendengar ucapan Aidan.

"Ya, kamu lihat rumah berpagar hitam itu" tunjuk Aidan. "Itu rumah ku!"

"Sejak kapan kamu membelinya?" tanyanya, sembari mengikuti arah telunjuk Aidan.

"Saat kita bercerai, dan kamu pergi meninggalkan ku."

"Sudah berapa lama, kamu menempatinya?"

"Lebih kurang lima tahun, aku keluar dari rumah orang tua."

"Kenapa bukan sejak dari dulu? kamu pergi dari situ."

"Karena, aku belum mampu ketika itu. Sekarang aku punya usaha sendiri, gak kerja lagi di perusahaan orang lain."

"Selamat kalo gitu, berarti kamu sudah bisa mandiri. Oo ya, ku dengar kamu juga sudah bertunangan. Kapan hari bahagianya tiba? Jangan lupa, undang-undang aku."

"Tentu saja. Aku pastikan, kamu mendapatkan yang pertama" ucap Aidan, dengan wajah menggoda. "Btw, kamu gak mempersilahkan aku masuk. Kerongkongan ini, rasanya kering" sambungnya sambil mengusap-usap lehernya.

"Buat apa? Rumah mu, hanya lima langkah dari sini. Lagipula kita udah mantan, jangan meminta apa-apa lagi dari ku."

"Oho... rupanya kamu cemburu ya!?"

"In your dream, sir! Enyahlah dari hadapan ku!" usir Sassy galak.

"Oke...Oke! Tapi kalo sewaktu-waktu aku perlu sesuatu, jangan tolak ya" ujarnya merayu.

"Whatever!"

Sassy memutar bola matanya jemu, menanggapi semua omongan mantannya. Ia menatap punggung kokoh itu, pergi menjauh. Punggung yang pernah menjadi tumpuannya, ketika lemah dan butuh pertolongan. Kini hanya tinggal kenangan, terkubur bersama hatinya yang membeku.

Kata pepatah orang jaman now, mantan itu harusnya di buang ke tempat sampah. Tapi punya mantan seperti Aidan, sungguh di buang sayang.

Duh...mantan, membuat hati Sassy kebat-kebit.

****

1
Rohmi Yatun
yup harusnya bgtu kmu sassy.. tegas.. kalo ngandalin bian mah lama2 rumah tangga lo bubrah..
lanjut Thor😘
Rohmi Yatun
double up donk Thor 😘😘
ida martinah
sopo meneh iki. ...
ida martinah
owalah embo.....semuanya salah ga ada yg bener.....
sur yati
hah kasian bgt kmu Sassy punya suami dulu ma skrg hampir sama
sur yati
buang ke laut sessy
Rohmi Yatun
beri pelajaran tu ama bian.. sassy jgn diam aja.. gemes banget jdinya😇😇
Rohmi Yatun
kak author .. ditunggu up selanjutnya ya.. lama banget ni baru nongol.. semoga kedepannya gk ada kendala lg dgn akun nya ya🤗🤗
Putu Suciptawati
kutunggu ya akkak
Rohmi Yatun
ni mana lanjutannya yaaa... /Sweat/
Nana Tulipa
Hati² Bian, cobaanmu datang di awal pernikahan😃
Rafika Adami
ditingal kapok bian
Holipah
cepat banget Thor jngn bkn gara2 bian
Holipah
ada pelakor baru lgi ky nya
Holipah
makan tuh terong letoy🤣🤣
Holipah
si tua kasih karma dong Thor
Holipah
udh rianty miskin kn si tua itu nnti mna mau si pelakor nempel
Holipah
dua racun
Holipah
bkn nyesel si tua itu Thor
Holipah
bikin senjata si tua letoy Thor 😅 tua2 g ada ahlak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!