Suami Kedua Untuk Istriku

" Ayo sarapan Reisya. Mulai hari ini tiap pagi dan malam kau makan bersama kami. " Tegas Sean.

Reisya sesaat menatap ibu mertuanya yang nampak dingin. Namun karena tak ingin Papa Stanley marah , Reisya pun mengangguk.

" Iya , Pa "

Asti dan beberapa pelayan segera menyiapkan piring dan makanan untuknya.

" Permisi , nona.. Di luar ada kurir grab dan laundry mengantar pesanan anda " Satpam yang berjaga di pos memberitahu .

" Iya " Reisya bangkit dan buru buru keluar untuk mengambilnya.

" Grab? Laundry ?? " tanya Sean heran.

Nancy panik. Mukanya berubah pucat. Mendadak ia merasa gelisah. Ia takut belangnya di ketahui suaminya. Ia selama ini memerintah  pembantunya tanpa sepengetahuan sang suami. Mereka di larang melayani Reisya juga membiarkan gadis itu membeli makannya dari aplikasi online.

Reisya masuk dengan membawa pakingan laundry bajunya dan satu kresek makanan dan minuman.

" Ke..kenapa beli makanan dari luar sih , di rumah banyak makanan.. " Nancy  berpura pura memarahi menantunya , padahal ia tahu pasti sebabnya.

Reisya diam saja melihat sandiwara ibu mertuanya itu. Stanley saja acuh dan tetap makan dengan santai.

" Asti.." panggil Sean. Tanpa banyak kata, Asti meraih barang barang tesebut dari tangan Reisya dan membawanya. Ia meletakkannya ke kamar Reisya.

Reisya duduk kembali dan meneruskan makannya.

" Tumben kau pakai pakaian rapi.." ledek Nancy. Sebenarnya ia ingin membuat kesal Reisya , karena meski sudah dandan pun Stanley tidak akan mau dengannya. Stanley sangat patuh pada Mamanya.

" Aku mau mencari pekerjaan. Tabunganku sudah menipis , aku harus bekerja  " jawab Reisya yang uangnya menang tak begitu banyak dari Papanya dulu yang selalu mengajarkan hidup hemat. Uang saku juga tak banyak.

Dan untuk biaya hidup selama tinggal menumpang di rumah keluarga Stanley , untuk makan, untuk laundry , kebutuhan sehari hari dan skin care nya selama sebulan ini begitu banyak. Tabungannya mulai menipis. Jika tak mencari uang sendiri , ia tak bisa mencukupi bea hidupnya  . Stanley bahkan tidak memberinya nafkah, baik nafkah lahir dan juga batin.

" Kerja apa ..SMA saja tak lulus " Nancy mencibir.

" Apa saja.. yang penting cukup untuk membiayai kebutuhan hidupku numpang tinggal di sini " jawab Reisya  menyindir Stanley yang lepas tangan semua tanggung jawabnya.

Wajah  Sean geram. Ia sangat marah mendengar jawaban Reisya.

" Palingan juga cuma bisa jadi pembantu " Nancy merendahkan Reisya. Ia benar benar tidak suka pada menantunya itu.

" Papa ku punya kantor pengacara , aku bisa membantu bantu di sana " Sahut Reisya.

" APA YANG SEBENARNYA TERJADI DISINI ???! " Suara Sean terdengar keras. Semua yang di ucapkan Reisya begitu membuatnya marah. Terlebih saat mengetahui sendiri kalau selama  ini Reisya membiayai sendiri untuk kebutuhannya sendiri.

" I..itu.. " Nancy gelagapan sendiri.

.

.

.

.

.

Terbongkar sudah semuanya kini . Dan ia sudah tak bisa lagi berkilah. Dan dengan terpaksa ia menceritakan semuanya pada Sean suaminya.

Sean tak jadi berangkat kerja, ia duduk di ruang tamu dengan Stanley dan istrinya . Sedang Reisya kembali ke kamarnya.

" Kalian sungguh keterlaluan...bisa bisanya seperti itu . Tidak memberi makan, menyuruh mencuci baju sendiri, semua dia urus sendiri. Dan yang lebih memalukan , kau tidak memberinya jatah bulanan .. kita seperti kekurangan uang saja ..kau membuatku malu. Bagaimana nanti  kalau Sebastian tahu...  " ucap Sean kesal

.

" Aku cuma menuruti perintah Mama . Bahkan sejak menikah saja aku tak pernah tidur dengannya. Kalian ingin aku bisa cerai dengannya pun aku menurut.. " Stanley bicara karena tak ingin di salahkan.

" Mulai besok Reisya harus ikut sarapan dan makan malam bersama kita. Dan uang belanja, kau yang memberinya. Dia tidak boleh bekerja. Stanley masih belum bekerja jadi kita yang bertanggung jawab " Tegas Sean.

Nancy hanya bisa mengangguk. Ia tak berani membantah kata katanya lagi.

.

.

.

.

.

Reisya mulai sarapan dan makan malam bersama dengan keluarga Stanley. Meski setiap bertatap muka tak pernah ada obrolan sama sekali. Uang belanja pun mulai di berikan oleh Nancy dengan jumlah yang fantastis untuk ukuran Reisya , gadis yang seharusnya masih sekolah SMA .

Reisya juga menyadari , Stanley masih sering curi curi pandang padanya namun tetap tak berani mendekatinya.

.

.

' Sampai kapan hubunganku dengan Stanley seperti ini... Aku harus melakukan sesuatu untuk merubahnya '

.

.

Reisya diam diam mendatangi kamar Stanley saat kedua orang tua Stanley berangkat ke perusahaan. Dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore mereka masih tenggelam dalam kesibukan kantor. Kadang Mama Stanley pulang duluan karena Sean harus lembur.

Karena wa tak lagi di gubris Stanley , Reisya memilih mendatangi langsung ke kamarnya. Kebetulan saat itu kamar Stanley tidak di kunci, sehingga ia dengan mudah bisa masuk.  Namun Stanley tidak kelihatan ada di sana. Yang terdengar cuma suara gemericik air.

.

.

' Stanley masih mandi ya...'

.

.

Reisya menuju ke lemari pakaian Stanley dan mengambilkan baju ganti untuk Stanley . Sebuah t shirt longgar dan celana pendek. Tak lupa ia juga mengambilkan dalaman Stanley. Dengan wajah memerah  karena baru pertama kali itu ia menyentuh pakaian dalam pria.

" Kenapa kau ada disini ? " Tanya Stanley yang kaget saat mendapati Reisya ada di kamarnya.

Stanley keluar dengan memakai handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya. Ia terkejut terlebih melihat yang di pegang Reisya.

" A...a..aku mengambilkan baju ganti untukmu , Stanley... " jawab Reisya gugup.

Dengan cepat Stanley menyambar CD nya yang ada di tangan Reisya. Ia pun malu , Reisya memegang barang pribadinya.

" Keluarlah...kalau Mama tahu kau disini , dia akan marah " ucap Stanley.

" Sampai kapan kita akan terus begini Stanley.. kita sudah menikah ..tidur terpisah , tak pernah bertegur sapa.. pernikahan macam apa ini.." Reisya protes langsung mengutarakan isi hatinya.

" Mama sudah memberimu uang " ucap Stanley.

" Itu nafkah lahir Stanley...aku juga butuh nafkah batin " Reisya menjawab cepat.

" Mama melarangku dekat denganmu,  orang tuaku tak suka padamu, mereka ingin kita bercerai "

.

' Ya Tuhan ...jadi itu benar benar keinginan mertuaku?.. ternyata betul kata Asti, mereka ingin aku dan Stanley berpisah....

AKU TIDAK AKAN TINGGAL DIAM '

.

.

Reisya membulatkan tekadnya. Ia tak akan berpisah dengan Stanley apapun yang terjadi,  Stanley adalah tujuan hidupnya. Ia tak akan mengalah lagi meski mertuanya adalah lawannya sendiri.

" Stanley ...AKU HAMIL " ucap Reisya.

" Hamil? " Stanley begitu kaget mendengarnya.

" Ya...itu anakmu "

Stanley terdiam, ia mulai berpikir kapan awal mereka berhubungan . Dan ternyata itu sudah satu bulan lebih. Walau percintaan mereka saat di rumah dan saat di gerebek mereka memakai pengaman , tapi sebelumnya Stanley tak memakai apapun. Wajar saja jika itu membuahkan hasil.

" Aku tidak cuma butuh nafkah lahir Stan, aku juga butuh nafkah batin. Anakmu juga , dia butuh kau juga.. "

" Tapi...aku takut Mama marah.. " Stanley tak ingin Mamanya lebih marah apalagi saat tahu Reisya hamil pula. Orang tuanya pasti murka.

" Aku sangat merindukanmu Stanley..." Tambah Reisya . " Aku tahu kau pasti juga merasakan itu kan...tidakkah kau ingin bercinta denganku ?."

Stanley yang sudah berusaha menahan diri sejak lama mulai terbayang percintaan mereka. Reisya adalah candunya. Bahkan ia sampai rela main sabun jika hasratnya kembali datang karena tak bisa menyalurkan hasratnya.

Melihat Stanley ragu, Reisya memberanikan diri maju dan mendekat. " Stanley... Ayo kita perbaiki hubungan kita.. "

Stanley diam meragu. Untuk menentang Mamanya, ia tak berani. Tapi menolak Reisya yang sangat di rindukannya iapun tak kuasa menolak.

Reisya kemudian memeluk Stanley , saat tangan Reisya menyentuh tubuhnya yang terbuka, ia benar benar tak bisa menguasai dirinya lagi. Ia balas memeluk Reisya dan dengan cepat memagut bibir pink yang begitu menggodanya itu.

Sama sama rindu, jiwa muda yang lama menahan gejolak rasa  itupun akhirnya tak mampu mengendalikannya.

Semuanya berjalan begitu cepat hingga akhirnya keduanya melepaskan semuanya di atas ranjang empuk Stanley. Sama seperti dulu  saat Reisya di bawa menginap Stanley, percintaan panas itu terulang lagi.  Namun kali ini tanpa jebakan obat perangsang . Keduanya menyatu kembali melewati pagi panas pertama sebagai pasangan suami istri yang sah.