NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Mendekatiku lagi

Setelah kejadian Danny datang ke kostku, Danny hanya pernah menanyakan kabarku 1 kali.

Suatu kali disaat makan siang bersama teman teman kantorku, aku mendengar info tentang kerjasama dengan tim Danny, dari teman-temanku aku tahu tidak ada pertemuan lagi ke depannya. Semua akan diselesaikan melalui email ataupun datang langsung ke lokasi syuting untuk melihat hasil editan, ataupun memantau event saja.

Dari teman-temanku kantorku pun aku tahu gossip tentang Danny, tanpa aku mencari tahu. Mereka bilang Danny sedang dekat dengan salah satu model iklan.

Hmmm... Danny tidak berubah, selalu ada gossip dengan perempuan kataku dalam hati.

Ya wajar juga sih kalaupun banyak terjadi cinta lokasi di kantor Danny, kantornya banyak bekerja sama dengan artis dan model yang pasti cantik-cantik. Rekan kerjaku yang laki-laki saja selalu bersemangat kalau tau harus datang ke kantor Danny.

Kantorku telah menyelesaikan kerjasama iklan dengan kantor Danny, kini hanya tersisa beberapa event saja di beberapa tempat di Jakarta. Tugasku adalah memantau pengiriman barang dan mengecek keadaan barang-barang di lokasi. Tidak perlu seharian berada di event itu, karena hanya memantau saja, aku hanya perlu datang ke lokasi sebentar.

Setiap aku datang memantau ke lokasi aku berhasil menghindari Danny, sepertinya sejauh ini usahaku berhasil. Sejauh inipun tidak ada komunikasi dengan Danny melalui WA.

Suatu hari aku dan timku mendapatkan tiket gratis untuk menonton acara final pencarian ajang bakat menyanyi. Kami mendapatkannya karena menjadi salah satu sponsor di acara tersebut.

Aku dan timku berada di tribun paling atas di bagian A. Saat sudah duduk, kulihat datang rombongan lain mencari kursi mereka, kulihat ada Danny di rombongan itu. Dia duduk sekitar 5 baris dibawahku. Tapi dia tidak tau aku berada di tribun yang sama.

Bulan berikutnya aku diajak timku nonton film di bioskop, untuk pemutaran perdana salah satu judul film. Seperti biasa, timku mendapatkannya karena menjadi salah satu sponsor untuk produksi film ini. Sebelum pemutaran film aku sudah berada di bioskop untuk mengatur pengiriman produk perusahaan ke kantor manajemen bioskop. Rencananya produk minuman itu akan dibagikan gratis ke penonton, para tamu undangan dan staff bioskop. Disanalah aku melihat Danny sedang mengobrol, tapi jarak kami cukup jauh, dan dia tidak melihatku, jadi kami tidak bertegur sapa. Setelah selesai mengatur barang-barang, aku meninggalkan area kantor manajemen bioskop tanpa menegur Danny. Aku kembali mencari rekan kerjaku sambil menunggu pintu bioskop dibuka. Saat berada di dalam bioskop ataupun saat selesai menonton aku tidak melihat Danny lagi.

Waktu berlalu begitu saja, aku berhasil menyibukkan diriku dan bersenang-senang dengan teman-temanku. Aku sudah mulai merelakan Armand. Hanya sesekali aku teringat dengan Armand, saat kebetulan ada lagu yang pernah kami nyanyikan bersama, atau melewati tempat tertentu, berupa memori-memori kecil yang kadangkala terlintas saat aku mendengar atau melihat sesuatu.

Aku menikmati perhatian jika ada lelaki yang mendekatiku, ya aku mulai terbuka untuk menerima lelaki yang mendekatiku. Kupikir itulah jalan tercepat untuk melupakan seseorang. Tetapi tidak ada seorangpun yang aku anggap serius, aku masih memberikan batasan jelas sampai mana mereka boleh mendekatiku, aku tidak mau memberikan harapan palsu, aku tahu itu menyakitkan. Jika ada lelaki yang mau serius mendekatiku, aku akan berkata jujur saat ini aku tidak ingin berkomitmen dengan hubungan yang serius, biasanya mereka akan mengerti. Ada yang mundur perlahan, ada pula yang akhirnya menjadi teman mengobrol.

Di hari ulang tahunku, Armand mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku melalui WA, hanya pesan singkat ucapan selamat ulang tahun, tidak ada obrolan basa basi lainnya. Selain Armand, seperti tahun-tahun sebelumnya Danny juga tidak pernah lupa absen mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Kuucapkan terima kasih sekedarnya saja kepada Armand dan Danny, dan melalui hariku seperti biasa.

Jam kantor sudah berakhir, aku sudah berjanji akan mentraktir timku makan malam di cafe salah satu mall. Saat hendak bersiap-siap pergi, ada WA dari Danny.

"Fann apa kamu sudah pulang kerja?".

Aku bingung mendapat WA seperti ini dari Danny, biasanya dia hanya akan memberikan ucapan selamat secara formalitas saja tidak lebih.

Karena sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi dengan teman-temanku, aku tidak membalasnya dan tidak sengaja melupakan WA itu.

Saat sedang makan dicafe, ada pesan masuk dari Danny lagi.

"Kamu ada dimana Fann?".

Ada apa dengan orang ini, kubertanya dalam hati, tidak biasanya Danny begini.

Lalu kubalas singkat "Sorry baru balas, aku sedang makan bersama teman-teman kantor".

"Ok aku akan menghubungimu lagi nanti" Kata Danny.

Sesampainya di kost aku bertemu dengan Nadia.

"Fann sorry lupa bilang, si Danny tuh nanyain lo terus sejak 2 hari yang lalu" Kata Nadia.

"Tanya apaan Nad?".

"Tanya gimana hubungan lo ama Armand" jawab Nadia. Lalu Nadia meneruskan pembicaraannya.

"Awalnya gue ga jawab, tapi akhirnya kemarin gue bilang aja gini, "Ya lo tanya aja sendiri sama Fanny" Kata Nadia.

Ooo...aku bisa menebak kalau Danny mungkin tau aku sudah putus dengan Armand. Ya ga apa apa juga sih, toh aku juga sudah mulai membuka hati untuk orang lain yang mau mendekatiku.

"Makasih loh untuk jawaban ambigunya" Kataku bercanda kepada Nadia.

Waktu menunjukkan jam 10 malam, aku mendapatkan notifikasi pesan masuk dari Danny, tapi karena aku sedang ke swalayan tidak jauh dari kostku, aku tidak membalasnya langsung. Sekilas kubaca notifikasinya, "Kamu ada dimana Fan sekarang?".

Saat aku berjalan kearah gerbang kostku, aku mendengar ada yang memanggilku.

"Fann kamu darimana?" Tanya Danny.

Ya itu Danny, ngapain juga dia ada disini malam-malam kataku dalam hati. Dia berdiri di depan mobilnya

"Jajan" Jawabku singkat, sambil memperlihatkan tentengan belanjaanku.

Danny tersenyum melihat isi belanjaanku berupa cemilan dan mie instan siap seduh.

Kami mengobrol di depan gerbang kostku, sengaja aku tidak mengudangnya masuk, maksudku supaya dia cepat pulang dan tidak mengobrol terlalu lama denganku.

"Kamu tadi cuma ngerayain ultah makan sama teman kantor aja Fann?" Tanya Danny.

"Ya" Jawabku singkat, kulihat dia masih mengenakan baju kantor.

"Terus sekarang apa pacar kamu lagi dalam menunggu kamu masuk?" Tanya Danny lagi.

"Ga ada yang menungguku" Jawabku singkat lagi.

"Kalu gitu apa aku boleh masuk" Tanya Danny.

"Dann udah malam, kamu juga kayanya baru pulang kerja kan, lain kali aja" jawabku.

"Ok, berarti lain kali aku boleh datang lagi ya" Kata Danny.

"Hah" Mataku membulat mendengar jawabannya, sepertinya aku salah ngomong barusan.

Danny tertawa mendengar reaksiku.

"Selamat ulang tahun Fann, selamat istirahat" Kata Danny sambil menjulurkan tangannya memintaku berjabat tangan.

"Makasih" Kataku sambil menjabat tangannya singkat, lalu melepaskannya.

Dannypun langsung pulang setelah itu.

Kali ini aku tidak mau memikirkan dan tidak mau terlalu percaya diri dengan sikap Danny barusan, aku akan menganggapnya angin lewat saja.

Sabtu pagi aku dan Nadia berencana pulang bareng ke Bogor. Kudengar penjaga kost memanggilku, mengatakan aku punya tamu di ruang tunggu. Saat berjalan ke arah ruang tamu, kulihat Danny duduk disitu.

"Pagi Fann, aku bawain roti buat sarapan" Kata Danny sambil tersenyum.

Kulihat jam dinding diruang tamu, masih menunjukkan jam 8 pagi.

"Pagi bener Dann, aku aja belum mandi".

"Ya sengaja, kalau aku datang siangan, nanti kamu keburu kabur" canda Danny.

"Kamu punya rencana apa hari ini?" Tanya Danny.

"Aku mau pulang ke Bogor, ini aku lagi siap-siap mau pergi".

"Aku antar kamu pulang ya Fann"

"Ga perlu Dann, aku bareng Nadia kok pulangnya".

"Kalau begitu aku antar kalian berdua pulang ke Bogor" Katanya sambil tersenyum.

Aku setengah melongo mendengar jawabannya, bingung memberikan alasan apa lagi supaya Danny tidak mengantarku ke Bogor.

"Udah sana siap-siap aku tunggu disini ya".

"Dann, kamu ga punya rencana ngapain gitu weekend, ke Bogor kan lumayan, ntar kamu musti balik Jakarta lagi, ngapain bolak balik".

"Fann, aku juga kan punya rumah di Bogor, lagian rencana aku hanya kamu hari ini, jadi aku tunggu kamu disini ok, sana siap-siap aja".

Ok, aku sudah kehabisan kata-kata lagi, akhirnya aku berkata, "baiklah aku bilang Nadia dulu". Kataku sambil pamit meninggalkan dia diruang tamu.

Kuketuk pintu kamar Nadia, kulihat dia baru beres mandi.

"Nadd, ada Danny di bawah"

"Terus, jadi gue pulang sendiri lo ga jadi balik Bogor maksudnya?" Tanya Nadia.

"Bukan gitu, dia maksa nganter balik kita ke Bogor".

"Kita?" Canda Nadia sambil tertawa.

"Ya pokoknya gue ga mau ditinggal berdua doank sama dia ya Nad, awas lo ya kalau ninggalin gue", Ancamku pada Nadia.

"Iyaaaa" Kata Nadia.

"Terus kalau gue bohong-bohong, lo ikutin aja alurnya ok, gue beneran lagi ga mau pusing soal dia Nad".

"Siappppp" Kata Nadia lagi.

Lalu aku bergegas mempersiapkan diri untuk pulang.

Di dalam mobil terpaksa aku yang duduk di depan disamping Danny. Dari awal aku banyak terdiam, dan membiarkan Danny bercanda dengan Nadia. Lalu kudengar pertanyaan gila Nadia ke Danny.

"Dann, lo lagi mau pendekatan lagi sama Fanny ya?".

"Iya" Jawab Danny singkat.

Aku langsung melirik Nadia dan diam diam memberi pesan melalui WA, "Jangan gila Nad!".

"Ihhh biar jelas tau dari awal" jawab Nadia membalasku.

Lalu Nadia melanjutkan pembicaraannya dengan Danny, dan aku hanya mendengarkan tidak memberi tanggapan apapun.

"Kalau gitu Dann, lo musti sering-sering kasih sogokan buat gue Dann, gue murahan kok ga perlu ditraktir dinner di restoran cukup cemilan manis atau kopi juga ok" Canda Nadia sambil tertawa.

"Gampang bisa diatur" Jawab Danny.

"Tapi kalau udah disogok, berarti lo musti bantuin gue dong Nad, minimal omongin hal-hal baik tentang gue", lalu Danny melanjutkan berbicara lagi.

"Fanny sering menghindar dari gue Nad".

Astagaaaa, Nadia dan Danny lancar ngomongin aku serasa aku tidak berada disana mendengar kata-kata mereka. Ya aku juga benar-benar tidak mau terlibat pembicaraan mereka sih, hanya melihat ke arah jalanan sambil mendengarkan.

"Nah itu tergantung Dann, temen gue ini sial mulu kalau soal cinta, cowoknya pada brengsek semua, jadi kalau lo cuma mau nambahin daftar cowok brengsek dia mending lo mundur aja" Kata Nadia.

"Apa gue juga termasuk di daftar cowok brengsek itu Nad?"

"Tentu saja, paling atas tau nama lo" jawab Nadia.

"Ooo... kalau gitu, gue janji bakalan mengeluarkan nama gue dari daftar itu Fann" Kata Danny menoleh kepadaku.

Aku merasakan Danny memandangku saat menyebutkan namaku barusan.

Tapi aku tidak menghiraukannya dan tetap memandang jalanan.

"Buktiin omongan lo ya Dann" Kata Nadia.

"Siap Nad" Jawab Danny.

Danny mengantarkan Nadia dulu pulang kerumahnya, baru mengantarkanku pulang.

"Makasih Dann" ujarku di depan pagar rumahku.

"Apa aku ga boleh masuk dulu? Aku juga udah lama ga ketemu orangtuamu" tanya Danny.

"Sorry, lain kali ya Dann" jawabku singkat.

"Besok rencananya kamu mau ngapain" Tanya Danny.

Sempatku berpikir mau bohong kalau aku mau pergi, tapi kupikir berkata jujur akan lebah baik.

"Entahlah, belum tau juga, tapi sepertinya aku mendengar sudah cukup banyak hari ini, aku mau sendiri dulu Dann" jawabku.

Danny kemudian pulang. Mungkin Danny tahu kalau aku sedang tidak mau diganggu, malam itu tidak ada WA darinya. Aku baru menerima WA lagi hari Minggu sore.

"Fann, aku antar pulang ke kost ya besok pagi".

Tahu darimana kalau aku biasanya baru kembali hari Senin pikirku dalam hati. Lalu ada pesan masuk lagi.

"Aku tadi tanya Nadia, dia bilang biasanya dia pulang Senin pagi"

"Aku juga menawarkan Nadia untuk balik bareng ke Jakarta" Kata Danny.

Setelah aku membaca pesan itu, aku tidak membalas Danny dulu, langsung kutelepon Nadia. Dari Nadia aku tahu bahwa Danny menghubungi Nadia dulu sebelum WA aku, dan Nadia belum memberikan jawaban apapun, membiarkan aku yang memutuskan mau bagaimana.

Aku tidak memiliki alasan yang tepat untuk menolak tawaran Danny. Senin pagi, aku dan Nadia dijemput Danny kembali ke Jakarta, tapi kami meminta untuk langsung ke kantorku saja tidak perlu ke kost. Gedung aku dan Nadia bersebelahan jadi jaraknya sangat dekat.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!