Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Maafkan aku
Arka terbangun jam sepuluh pagi, hal yang belum pernah dia lakukan.Dia duduk mengumpulkan nyawa yang masih beterbangan kemana mana.
Sakit kepala yang dia rasakan semalam, pagi ini sudah jauh berkurang,dia mulai meregangkan tubuhnya yang terasa pegal,sadar kalau saat ini dia tidak mengenakan apapun,Arka tertegun,seperti ada sesuatu yang terjadi semalam, dan akhir nya ingatan itu kembali ke beberapa jam yang lalu saat dirinya tengah melakukan sesuatu yang melanggar norma agama.
"Apa yang telah kulakukan?" Batin Arka.
Dia menggusar rambutnya,tubuh telanjang dengan tempat tidur yang berantakan menandakan kalau hal besar baru saja terjadi.
"Gadis...ya gadis itu.." Arka bangkit dan mengenakan celananya yang tergeletak di lantai, kemudian mencari hampir ke seluruh bagian kamar,namun wanita itu sama sekali tidak terlihat di manapun.
Arka segera membuka laci nakas di samping tempat tidur,takut kalau jangan jangan gadis yang dia tiduri semalam berusaha menipunya,tapi dugaannya salah besar, ponsel, dompet beserta isinya masih utuh, tidak berkurang sedikitpun, tempatnya saja masih sama seperti di awal Arka meletakkannya.
Arka kembali menatap tempat tidur yang acak acakan dan fokusnya pada seprei putih yang nampak terkena noda.Arka mendekat memperhatikan warna tersebut, warna merah yang sudah mulai menggelap,tidak banyak tapi dia tau apa itu."Gila,, gila,,aku pasti sudah gila,,"hanya kalimat itu yang dia katakan sambil memijit kepalanya.
"Dia masih perawan,, astaga, kenapa aku bisa meniduri nya?" Dia tidak
habis pikir,bisa bisanya dia meniduri gadis yang dia perkirakan delapan tahun lebih muda darinya.
Arka menjatuhkan tubuhnya di sofa, sakit kepala yang sudah berangsur membaik sekarang justru menjadi lebih parah.
Arka menelpon Denis,terlalu lama berpikir membuat Arka pusing.
"Kamu di mana?" Tanya Arka.
"Lagi di lobby tuan, ada yang tuan perlukan?" ujar Denis.
"Siapkan mobil,lima belas menit lagi aku turun." perintah Arka.
"Baik tuan."
Tepat lima belas menit kemudian, Arka keluar dari hotel,Denis sudah berdiri di samping mobil dan menutup pintu saat Arka masuk ke dalam kendaraan mewah tersebut.
"Tuan langsung mau ke bandara?" Tanya Denis setelah menyalakan mesin.
"Kita ke mansion." ujar Arka singkat.
"Nis.. " Panggil Arka beberapa saat setelah mereka meninggalkan hotel.
"Iya tuan."
"Aku ingin kau mencari tau tentang seorang wanita untukku." lanjutnya.
Hening,Denis tidak menjawab sama sekali.
"Kenapa kau diam?"Arka kesal.
" Saya tidak mengerti maksud anda tuan."Wajar kalau Denis bingung,itu karena semenjak menjadi asisten Arka,Denis tidak pernah sekalipun mendengar dari mulut sang bos membahas mengenai makhluk indah ciptaan Tuhan itu.
"Hhhh..... "Arka menghela nafas.
"Apa aku harus mengulanginya!!?"Suaranya naik satu oktaf menandakan kalau saat ini Arka sedang dalam keadaan emosi.
"Baiklah, boleh saya tau namanya tuan?"tanya Denis.
" Nama...?? "
"Iya tuan."
Arka memijit keningnya.Kesal dia sangat kesal, bagaimana mungkin dirinya meniduri seorang gadis tanpa menanyakan identitasnya terlebih dulu?
"Sialll.. "Arka mengumpat.
Denis yang memperhatikan tingkah laku bosnya mulai menaruh curiga.
" Namanya siapa tuan?biar saya suruh anak buah saya untuk mencarinya."lanjut Denis.
"Sudahlah... "Arka menyandarkan tubuhnya dan menatap sebuah kalung yang dia pegang sejak tadi,kalung berlian berinisial E yang dia temukan di samping tempat tidur sebelum dia meninggalkan hotel.
"E... apakah itu inisial namamu?"Batin Arka.
Sekelebat bayangan melintas di pikiran Arka, bagaimana semalam dia tidak bisa mengendalikan gairahnya saat menikmati tubuh gadis itu.Sebenar nya ini juga hal pertama bagi Arka,walaupun berciuman adalah sesuatu yang biasa dia lakukan dan itu jelas tanpa sepengetahuan Denis.
"Ah.. ini sungguh luar biasa..aku menginginkan gadis itu... "Arka bermonolog dalam hati,
Tidak ada lagi perbincangan antara Denis dan Arka sampai mereka tiba di mansion.
Berbeda dengan Elna, saat tersadar, dia segera bangun.
Kaget,, itulah yang terjadi padanya, melihat tubuhnya yang polos,bercak merah keunguan di hampir seluruh bagian tubuhnya, dan laki laki yang sedang tertidur lelap di sebelah nya.
Elna menangis, dia bingung, sebenarnya apa yang sedang terjadi,otaknya mulai mencerna kejadian semalam namun, tidak satupun yang dia ingat,dan sekarang dia terbangun dalam keadaan tidak mengenakan sehelai benang pun.
Elna menangis,agar suaranya tidak membangunkan pria yang masih tertidur di sebelah nya,dia harus membekap mulutnya sendiri.Perlahan dia bangun,memunguti pakaian yang berserakan di lantai,kemudian melangkah meninggalkan kamar hotel tersebut.
Efrina sudah menunggu di depan rumah, semalaman dia tidak tidur,Efrina khawatir karena Elna belum juga pulang, padahal anak itu jika keluar rumah, jam sepuluh malam pasti sudah kembali, tapi kali ini tidak ada kabar sama sekali.
Efrina berjalan mondar mandir, sesekali mengintip ke jalan raya.Setelah beberapa saat menunggu, Elna muncul dalam keadaan yang sangat kacau.
" Elna.... "Efrina menghampiri Elna.
Elna mengangkat wajahnya, seketika airmatanya menetes menatap wajah sang bunda.
" Anne..... "Elna memeluk Efrina.
" Maafkan Elna Anne.... "Kalimat itu yang pertama kali dia ucapkan saat memeluk Efrina.
Efrina melerai pelukan Elna,melihat kondisi putrinya yang sangat kacau, dadanya bergemuruh,dia sudah bisa memastikan kalau ada sesuatu yang terjadi pada anaknya.
"Ayo,ngomongnya di dalam saja... "ajak Efrina.
Segelas susu hangat dia buatkan untuk Elna yang terus menunduk dan terlihat gemetar.
" Minum dulu susunya.. "perintah Efrina.
Dengan terpaksa, Elna meminum susu buatan Efrina, susu yang tiap hari dia konsumsi dan rasanya enak saat ini jadi terasa pahit di lidahnya.
Elna menaruh gelas di meja.Perlahan dia menatap wajah teduh Efrina.Ibu yang selalu menemani suka dukanya selama enam belas tahun terakhir.
" Anne... maafkan Elna... "kalimat itu terulang lagi.
Efrina menghela nafasnya kasar." Hhhhh... "
"Anne akan bertanya padamu.. "ujarnya penuh penekanan.
" Apa kamu bertengkar?"pertanyaan pertama Efrina untuk Elna.
Elna menggeleng.
"Apa kamu melukai temanmu?"pertanyaan kedua Efrina.
Elna menggeleng sekali lagi.
" Baiklah, ini pertanyaan Anne yang terakhir.Di mana kamu tidur semalam?"pertanyaan kali ini membuat hatinya gelisah, perasaan cemas itu datang, terus terang dia takut, takut dengan apa yang dia pikirkan sejak semalam benar benar terjadi.
"Di...di hotel Anne... ma.. maafkan Elna... " Setelah menjawab pertanyaan Efrina netra indahnya kembali mengeluarkan cairan bening yang tidak mampu dia tahan.
Efrina memeluk Elna, tanpa di jelaskan pun, Efrina sudah tau apa yang membuat putrinya sekacau itu.
"Tenanglah sayang,, Anne tau ini sepenuhnya bukan kesalahanmu." Ujar Efrina menenangkan Elna, padahal dia sendiri saat ini sedang tidak baik baik saja.
Setelah tangisnya mereda, Efrina menyuruh Elna untuk beristirahat.
"Masuk ke kamarmu dan istirahatlah." Efrina mengantar Elna masuk ke kamar dan menyelimuti sang putri yang nampak sangat rapuh.
Setelah menutup pintu, Efrina berlari dan masuk ke dalam kamarnya,tangis yang sejak tadi dia tahan kini dia tumpah kan semua.
"Maafkan Anne karena tidak bisa menjagamu sayang... "tangis pilu Efrina sungguh membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut merasakan.
Cukup lama dia bertahan di dalam kamar tersebut, dan setelah merasa lebih baik Efrina bangkit,saat ini bukan waktunya untuk larut dalam kesedihan,dia punya tanggung jawab sebagai orang tua tunggal untuk menghidupi sangat putri.
La creme cake and cookies harus dia buka karena itu adalah penyambung hidup mereka berdua.Dengan langkah gontai dia berjalan ke toko kue miliknya.Rumahnya terpisah dengan toko, namun jaraknya tidak terlalu jauh.
Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu, tidak pernah lagi terdengar tawa dan canda dari seorang Elnara,keceriaan yang selalu menghiasi hari harinya kini hilang.
Trauma itu kini hadir di hidupnya, bayangkan pernah sekali waktu, ada pelanggan pria yang mampir ke toko kuenya,pria itu mengenakan setelan jas lengkap dengan postur tubuh yang tinggi membuat Elnara tiba tiba gemetar dan berlari keluar,dia butuh udara segar, jika tidak bisa saja dia pingsan di hadapan customer nya itu.
Terkadang dia berpikir keras, apa sebenarnya yang terjadi hari itu,kenapa dengan mudahnya bahkan bisa di katakan dengan sukarela dia terjerumus dan melakukan hal hal yang harusnya di lakukan pasangan suami istri.
Namun sampai saat ini, dia belum menemukan jawaban atas pertanyaan itu.
Yang jelas hidupnya sekarang kacau,dan untuk mengembalikan nya seperti semula, itu adalah sesuatu yang mustahil.
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.
kek dah habis aja stok cewek cowok