Ditinggal Sang kekasih begitu saja, membuat Fajar Rahardian Lee Wijaya pergi ke sebuah kota kecil untuk menenangkan diri dari rasa kecewa,terluka dan tentunya malu pada keluarga besar yang sudah melakukan segala persiapan pernikahannya.
Tapi tak di sangka, disana ia malah bertemu dengan seorang wanita yang membuat ia lupa niatnya untuk datang. Alih alih ingin tenang, Fajar justru kembali pulang membawa seorang Janda perawan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #04
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Selamat pagi, Nyonya," sapa kepala Pelayan Rumah utama saat Bubun Embun baru saja turun ke lantai bawah.
"Iya, ada apa?" tanya Bubun, ia sudah biasa mendapat laporan di pagi hari seperti ini, tapi rasanya untuk yang sekarang akan jauh berbeda yaitu sedikit mengejutkannya.
"Tuan muda Fajar pergi pagi tadi, ia hanya minta saya untuk menyampaikan itu," jelas Si wanita baya berkaca mata tersebut.
"Pergi? kemana? apa ia tak bicara padamu?"
"Tidak, Nyonya." jawab Si kepala pelayan dengan kepala menunduk.
"Apa penjaga gerbang tahu saat mereka membukanya?" tanya Bubun semakin panik.
"Tidak juga, Nyonya." jawabnya lagi yang kemudian menjelaskan yang lainnya juga.
Dengan rasa khawatir luar biasa wanita itu naik lagi ke lantai dua yaitu ke kamar dua anaknya yang lain untuk menanyakan hal ini, lalu setelahnya ia kembali ke kamarnya sendiri untuk bicara pada Sang suami yang masih terlelap tidur.
Ceklek..
"Yah, Aa kemana ya?" tanya Bubun saat tahu anak keduanya tak ada di rumah.
"Kemana?" tanya balik Si kadal jantan yang menarik lagi selimutnya untuk menutupi tubuh polosnya usai bercinta dengan Buaya betina.
"Aku nanya malah nanya lagi!" cetus Bubun yang memilih kembali keluar dari kamar mewahnya.
Dengan langkah tergesa, Bubun turun ke bawah di mana ada dua Putranya yang lain di ruang makan.
( Ini alur maju ya.. jadi Si Buaya Cilik sama Si kuncen akherat udah nikah, tapi titisan mereka masih di umpetin)
"Coba tanya penjaga depan lagi, emang gak nanya mau kemana?"
"Udah, Bang. Bubun udah tanya, tapi Aa gak bilang. Mobil juga bukan punya nya yang di bawa, malah mobil buat belanja loh," jawab Bubun yang masih saja panik dan itu sangat wajar baginya yang seorang ibu.
"Lilin udah coba telepon lagi?" tanya Angkasa.
"Udah, tapi perempuan yang jawab," jawabnya polos entah sudah terkumpul atau belum kesadarannya saat ini.
"Perempuan?" seru Bubun dan Angkasa berbarengan, wanita itu malah langsung menarik kursi saat ini untuk ia duduk di hadapan kedua putranya
Sebagai orang tua yang belum tahu apa-apa, tentu pikiran Bubun yang di sebut Lintang barusan adalah Alina, calon menantunya yang nanti akan menjadi adik ipar bagi Bintang dan kakak ipar untuk Rinjani. Fajar yang belum menceritakan apa pun tentang kandasnya hubungan yang sudah terjalin serius itu jelas tak membuat siapa pun curiga terutama orang tuanya.
"Kamu yakin, perempuan yang angkat telepon Aa Fajar?" tanya Bubun memastikan, karna sulit rasanya untuk percaya pada Lintang.
"Iya, beneran gak kamu? masa iya Si Aa subuh subuh pergi sama perempuan sih?" timpal Abang Asha tak kalah ragunya pada Si bungsu.
"Beneran, ngapain Lilin bohong. Lilin itu ahli Culuga sama Phiu. Abang tuh tukang bohong yuk masuk neraka sekarang," ajaknya yang malah bikin kesal Kakak dan Bubunnya.
Ingin rasanya menelan Lintang hidup-hidup jika bisa, dalam rasa panik seperti ini saja, ia bisa bisanya tetap membawa Nerakanya.
"Ya udah, pas Lilin telepon kan perempuan yang bicara, dia ngomong apa sama Lilin?" tanya Bubun masih sabar, bahkan ia bicara layaknya pada bocah sekolah dasar.
"Dia bilang--,"
"Bilang apa, Lin? Abang telen kamu ya! Lama banget kalo cerita!" ancam Angkasa yang gemas pada adiknya tersebut.
.
.
.
Dia bilang --, Nomer yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, silahkan mencoba beberapa saat lagi.