NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Papa Jerri pulang bersama dengan istrinya,kali ini kemarahannya sudah tidak bisa dibendung lagi karena Lintang berani mengambil hutang dengan jumlah yang tidak sedikit,belum lagi ditambah bunga yang cukup tinggi hanya untuk memenuhi keinginan Aira.

"Darimana kamu bisa menghasilkan uang segitu besarnya dalam waktu dua hari?"tanya Papa Jerri

"Maaf Pa."jawab Lintang

"Maaf katamu!dari dulu juga sudah tahu kelakuannya tapi kamu memang buta!"bentak Papa

"Iya Pa,aku jual perhiasanku nanti tapi sudah dong marahnya."bujuk Lintang

Bibi yang mendengar perselisihan Papa dan Mama Jerri mengirim pesan kepada Jerri,namun Jerri belum membalasnya hingga larut malam.

Sejak pulang dari kantor Jerri langsung merebahkan tubuhnya disofa ruang tamu,Ayah dan Bunda tidak berani membangunkan karena melihat tidurnya sangat pulas,Zahira masih menemaninya dengan menonton tv bersama Jihan.

Jerri bangun dan duduk bersandar sambil mengumpulkan nyawanya kembali,dia membuka ponselnya membaca beberapa pesan dan membalasnya.

"Sayang,buatkan aku minuman hangat dan bawa kedalam."kata Jerri

"Iya Mas."jawab Zahira

"Eh Kak,ternyata Kakak suka main balap mobil ya?"tanya Jihan tiba-tiba berdiri dan mendekati Jerri

"Tahu darimana?"tanya Jerri sambil memegang handle pintu

"Ini."kata Jihan menunjukkan foto lama Jerri saat masih aktif diarena balap

"Itu dulu,Kakak sudah pensiun."kata Jerri

"Kenapa?bukannya seru?"tanya Jihan

"Seru apanya,sudah ah nanti Kakak kamu marah lagi aku ikut balapan."jawab Jerri

Jihan kembali menonton tv dengan wajah manyun,Zahira memintanya untuk segera tidur karena besok pagi Jihan ada acara bersama dengan Ayah.

"Sudah malam,tidur sana."kata Zahira

"Ih Kakak mentang-mentang Kak Jerri udah bangun main usir saja."kata Zahira

Jihan siap menutup telinga dengan headphone miliknya,dia melakukannya didepan Kakaknya biar dia tahu diri,suara berisiknya tiap malam sangat menganggunya.

"Sejak kapan kamu pakai itu?"tanya Zahira

"Sejak Kakak menikah."jawab Jihan

"Apa suara Jerri keras?"tanya Zahira

"Kak,Ayah sama Bunda juga pakai saat Kak Jerri menginap disini."jawab Jihan apa adanya

Jihan masuk kedalam kamarnya yang berseberangan dengan kamar Zahira,dia memandang kesekitar dan hanya mengangkat bahu.Jerri baru saja selesai mandi saat Zahira masuk dia langsung meraih gelas dan minum apa yang Zahira buat tanpa protes.

Jihan mengingatkannya tentang email yang dikirim oleh Martin,bahkan dia belum membacanya,saat membuka Jerri sangat terkejut dengan informasi yang dia dapat,gadis yang bersama dengan Arya beberapa waktu lalu adalah tunangannya,dan mereka hampir menikah karena perjodohan.

Jerri merasa tidak tega jika harus bicara terus terang apalagi kepada Zahira yang sedang mengandung anaknya,Jerri takut Zahira akan kepikiran karena dia Jihan harus menunggu terlalu lama.Satu-satunya cara adalah menemui Arya besok,dengan mengirim pesan sebelumnya.

****

Setelah mengantar Zahira kekantor Jerri langsung menemui Arya ditempat yang sudah ditentukan,meski masih menunggu karena Jerri datang lebih awal.

Jerri membuka medsosnya karena bosan menunggu,dia melihat postingan Martin yang menuliskan tentang kencan buta disalah satu cafe semalam,bibirnya tersenyum karena emoticonnya,itu artinya Martin sangat menyukainya.

Arya datang dengan mengendari mobilnya,dia langsung masuk mencari Jerri.

"Jerri."sapa Arya

"Ah baru datang?"tanya Jerri

"Ada urusan apa pagi-pagi begini?"tanya Arya

"Aku hanya ingin tahu hubunganmu dengan Jihan."jawab Jerri

Arya tidak langsung menjawab karena gugup,bagi Jerri rasa gugupnya sudah menjadi jawaban jika informasi yang dia dapat benar adanya,namun dia tetap menunggu penjelasan dari Arya.

"Arya,kok malah bengong?"tanya Jerri

"Ah,aku sendiri juga bingung mau mulai dari mana."jawab Arya

"Ceritakan kepadaku mana tahu aku bisa bantu."kata Jerri

"Orang tuaku tidak bisa menunggu lebih lama lagi beberapa waktu lalu,mereka menjodohkanku dengan anak teman Ayahku."kata Arya

"Perasaanmu sendiri bagaimana?"tanya Jerri

"Aku berat Jerri,begitu lama menjalin hubungan dengan Jihan namun rasanya harus berakhir."jawab Arya

"Apa ada alasan lain?"tanya Jerri lagi

"Ayah ada hutang dengan Kakek gadis itu."jawab Arya

"Hutang?berapa?apa masih bisa dinego?"tanya Jerri

"Cukup banyak."jawab Arya

Jerri masih menunggu jawaban Arya,dia duduk bersandar sambil mengetuk sandaran pada sofa,melihat tatapan Arya tidak ada kebohongan namun dia juga masih ragu.

Arya merasa Jerri sedang menginterogasinya,perasaan kepada Jihan yang begitu dalam mungkin tidak akan dia dapatkan hanya karena waktu yang tidak berpihak kepadanya.Arya merasa wajar jika Jerri melakukannya karena Zahira yang menjadi penghalangnya.

"Aku akan membantumu jika hanya hutang masalahnya,namun jika hatimu yang berpaling maka aku tidak akan pernah memaafkanmu."kata Jerri

Arya masih berfikir bagaimana cara bicara dengan orang tuanya,jika jujur maka dia juga harus siap diusir keluar dari rumah,namun saat melihat ketulusan Jerri akhirnya dia memantapkan keputusannya.

"Jika aku harus diusir apa kamu siap membantuku lagi?"tanya Arya

"Tergantung dengan hatimu."jawab Jerri

"Aku siap meninggalkannya saat ini juga."kata Arya

Jerri mencoba membantu Arya dengan mendatangi rumah kedua orang tuanya,mambantu Arya memperjuangkan Jihan kembali.Benar dugaan Arya sebelumnya jika Arya ingin tetap bersama Jihan maka Ayahnya sudah tidak menganggapnya lagi meski Jerri sudah menawarkan bantuan.

"Jika kamu tidak patuh kepada Ayah silahkan keluar dari sini."kata Ayah Arya

"Apa tidak ada sedikit kesempatan untukku Yah,aku juga ingin bahagia."kata Arya

Jerri menoleh kearah Arya yang merasa kesal,Ayahnya masih tetap kekeh dengan pendiriannya tanpa memikirkan perasaan Ayahnya.

Arya masuk kedalam kamarnya membereskan baju dan memasukkan kedalam tas besar,dia sudah memutuskan untuk hidup bersama Jihan,perjuangan hampir depan tahun tidak akan dia tinggalkan begitu saja.

"Ini kunci mobil dan rekening tabunganku,aku pergi tanpa membawa apa-apa."kata Arya

Jerri ikut pamit karena yakin saat ini Arya butuh teman,dia mengantar Arya kesatu tempat dimana Arya akan tinggal,rumah kecil dengan halaman tidak begitu luas menjadi pilihannya.

"Meski kecil,tapi setidaknya aku membelinya sendiri."kata Arya

"Aku harap kamu tetap yakin pada keputusanmu,hubungan kalian sudah terjalin lama jika karena Zahira yang menjadi penyebabnya maka aku juga bersalah,terlalu lama menutup diri."kata Jerri

"Aku jadikan sebuah pembelajaran hidup selama delapan tahun ini,aku yakin selama kita yakin maka semua akan berjalan sesuai dengan keinginan kita."kata Arya

Jerri menepuk pundak Arya,keduanya tersenyum dan tidak pernah menyangka jika pertemanan sebelumnya akan menjadikan mereka saudara,meski mereka berdua tidak terlalu akrab.

"Apa yang bisa aku bantu?"tanya Jerri

"Mungkin aku akan mundur dari kerjaanku sekarang dan akan jadi pengangguran."jawab Arya

"Selesaikan masalahnya dan temui aku dikantor sebelum kamu memutuskan melamar Jihan secara resmi."kata Jerri

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!