NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

Mobil Jerri berhenti didepan rumah,Zahira turun dan membuka pagar setelah pagar terbuka mobil masuk dan terparkir secara sempurna.

Dari dalam Bunda melihat mobil Jerri langsung keluar,padahal hari masih pagi,namun Jerri dan Zahira sudah pulang.

"Ada apa Ra?"tanya Bunda saat melihat Jerri langsung masuk kedalam kamarnya

"Biasa Bun,berselisih sama Mama."jawab Zahira

"Apa lagi sih masalahnya?"tanya Bunda

"Ah Bunda ini,Mas Jerri masih terlalu tampan makanya banyak gadis diluaran sana yang mengantri."jawab Zahira

Zahira membawa sebotol minuman dan masuk kedalam kamarnya,sebelum masuk dia berpapasan dengan Jihan yang sudah siap pergi mengajar,jadwalnya siang sampai sore hari.

"Kak,kok sudah pulang?"tanya Jihan

"Libur."jawab Zahira sambil.menutup pintu

Jerri tersenyum mendengar kata-kata Zahira,dia berdiri dan mengambil ipadnya dan kembali duduk bersandar diatas ranjang.Ponselnya berbunyi beberapa kali dan dia baru menerimanya.

"Iya."sapa Jerri

"Bos,Mama kembali berulah."kata Martin

Jerri hanya mendengarkan tanpa berkomentar,dia merasa lelah terus dipermainkan oleh Mamanya sendiri.Setelah ponselnya dimatikan dia hanya memijit keningnya,kepalanya sedikit berdenyut mendengar berita dari Martin.

"Mas,coba turuti kemauannya."kata Zahira

"Maksud kamu apa?"tanya Jerri dengan pandangan tidak suka

Zahira langsung terdiam,dia memilih menghindar dengan keluar dari ruang kamarnya dan bergabung dengan Bunda yang sedang mengupas bawang.

Melihat anak sulungnya sedikit lemas membuat Bunda berdiri meninggalkan pekerjaannya,dia duduk menemani anaknya yang sudah membina rumah tangga meski masih tinggal diatap yang sama karena pilihan Jerri.

"Ra,jangan dipikir sendiri kamu sedang hamil gak baik buat janinmu."kata Bunda

"Lalu aku harus gimana Bun?"tanya Zahira

Bunda berusaha menjadi teman,dia tidak berniat mencampuri urusan rumah tangga anaknya,namun juga tidak bisa tidak peduli dengan keadaan putri sulungnya.

"Apa Jerri tidak ingin mengikuti kemauan Mamanya?"tanya Bunda

"Gara-gara pertanyaan yang sama,makanya aku keluar tadi."jawab Zahira

"Lalu apa tanggapannya?"tanya Bunda

"Dia marah."jawab Zahira

"Aku gak marah Ra."kata Jerri

Bunda menenangkan Zahira saat Zahira terkejut mendengar Jerri sudah berada didekat meja makan.Bunda mengangguk dan meninggalkan melanjutkan lagi pekerjaannya,sementara Zahira menemani Jerri.

"Sayang,jangan diam gitu dong."kata Jerri

"Kamu mau aku gimana?"tanya Zahira

"Ngobrol apa aja,gak enak kali kamu diam gini."jawab Jerri

Zahira menahan wajah dengan tangan kirinya sementara jari kanannya mengetuk meja beberapa kali hingga terdengar karena terlalu sunyi.

"Mas,ayo kita lawan Mama."ajak Zahira

"Bagaimana caranya?"tanya Jerri

"Rumah itu milikmu,kita pura-pura jual dengan temanmu."jawab Zahira

"Sepertinya bisa kita coba."kata Jerri

Jerri meraih ponselnya,dia mencoba menghubungi Martin dan menceritakan apa yang menjadi rencana,didalam ruangan Martin tersenyum mendengar rencana Jerri,dia siap mencari kawan Jerri yang bisa diajak bersandiwara.

"Ok Bos,sepertinya banyak yang bisa kita minta tolong."kata Martin

"Aku harap Mama tidak tinggal lagi disana."kata Jerri

"Bagaimana dengan Bibi?"tanya Martin

"Menurutmu bagaimana?selama mereka digaji biarlah mereka tetap merawat rumahnya."jawab Jerri

Martin mengerti,dia meminta kepada Safi untuk mengantar berkas kerumah Zahira siang ini.Bagi Safi menjadi kurir lebih menyenangkan karena bisa menghirup udara luar,mata juga butuh hiburan meski hanya melihat motor dan mobil berlalu lalang.

"Safi,antar ini kerumah Zahira."kata Martin

"Hanya ini?"tanya Safi

"Motor kamu gak muat kalau ini dibawa."jawab Martin sambil menepuk tumpukan dokumen

"Kan ada Bapak,kita bisa bawa mobil."kata Safi

"Jangan merajuk,pergi sana."kata Martin

Safi keluar dari ruangan Martin,bagitu juga dengan Martin yang pergi mendahuluinya,dia pergi tanpa menoleh membuat Safi merasa kesal.

"Nyebelin banget sih jadi orang."kata Safi

Celine beranjak dari duduknya,dia mendekati Safi karena ingin mengajaknya makan diluar,namun Safi menolak dengan cara menunjukkan pekerjaannya.

"Maaf Kak,aku harus menjadi kurir sampai jam makan siang."kata Safi

"Apa jauh tempatnya?"tanya Celine

"Lumayan,aku pergi dulu."jawab Safi

"Eiiits,tunggu dulu.Kemana lagi Zahira?"tanya Celine

"Aaahh,nanti Kakak tanya aja langsung sama orangnya."jawab Safi sedikit menghindar

Celine memandang Safi hingga menghilang dibalik lift,dia merogoh sakunya mengeluarkan ponsel dan menghubungi Zahira,beberapa kali tidak diangkat dan saat diangkat membuat Celine terkejut karena mendengar suara Jerri.

"Halo,ada apa Cell?"tanya Jerri

"Ah,kok Bapak yang menerima panggilan saya?"tanya Celine

"Zahira sedang bersama Bunda,ada apa?"tanya Jerri

"Maaf Pak."kata Celine sambil mematikan panggilan sambil menutup mata dan memonyongkan bibirnya

Celine melangkah mengikuti beberapa temannya,rencana makan diluar gagal karena Safi sudah pergi terlebih dahulu,Celine ikut mengantri dikantin bersama yang lain.

Motor Safi berhenti tepat didepan rumah Zahira,biasanya Safi langsung masuk lewat warung namun hari ini warung tutup makanya Safi lewat pintu depan dengan membuka pintu pagar.

"Baru datang?"tanya Jerri yang sudah standby dikursi teras.

"Sedikit terlambat."jawab Safi sambil membuka tas dan mengeluarkan dokumen

"Masuk sana,kamu makan dulu."kata Jerri

"Iya Pak."kata Safi

Jerri membaca kembali dan menanda tangani dokumen,sementara Safi masuk kedalam menemui Zahira,mereka makan siang bersama dengan Bunda karena Jihan sudah pergi sejak sebelum jam makan siang.

"Kok warung tutup Bun?"tanya Safi

"Gara-gara semalam Zahira dikerjai orang,Ayah meminta menutup warung siang ini."jawab Bunda

Zahira bercerita tentang kejadian semalam,Safi yang mendengar saja ikut kesal,namun juga tersenyum karena Safi merasa Ayah Zahira dan Jerri sangat dikagumi di perumahannya.

Jerri masuk setelah selesai dengan tugasnya,dia ikut bergabung dengan Zahira dan Safi,Ayah juga pulang saat istirahat makan siang.

Disebuah Cafe terlihat Martin sedang bertemu bersama beberap kawan,mereka sama-sama mengenal Jerri dan berusaha membantu Jerri.

"Apa yang membuat Bos besarmu melalukannya?"tanya Teman Jerri

"Panjang ceritanya."jawab Martin

"Apa dia cantik?"tanya teman Jerri

Martin menceritakan semua awal mula perkenalan dengan Aira dan Ibunya,teman Jerri hanya mengangguk setelah melihat wajah Aira,dia akan membantunya menyingkirkan Aira sehingga tidak perlu berpura-pura menjual rumah.

"Jerri tidak ingin menyakitinya,dia hanya ingin bebas terlepas dari Aira."kata Martin

"Aman itu,aku kenal beberapa orang untuk menjadi target gadis seperti dia."kata teman Jerri

"Beneran ya,jangan menyakitinya."pesan Martin

"Biasanya gadis seperti dia rela menjadi simpanan,kamu tenang saja,dia akan hidup senang dan mungkin malah akan segera melupakan Jerri."kata teman Jerri

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!